Dua

57 15 4
                                    

Kicauan burung yang biasa singgah di pohon jambu dekat jendela kamarku membuatku terbangun. Tak lama setelah ku bangun dari tidurku terdengar ramai sekali di depan rumahku. Aku yang penasaran segera keluar dari kamar dan mencari Uma.

" Uma, ada apa sih ko ribut ribut?". Tanyaku dengan sedikit teriak sambil mencari Uma. Namun aku tidak menemukan Umaku di dapur ataupun di kamar mandi, bahkan Naypun aku tidak melihatnya.

Aku berlari kedepan, ternyata banyak tamu di depan rumahku, dan nampaknya Uma dan Naypun ada diantara mereka.

" Lang, beri salam pada paman-pamanmu ini!". Perintah Uma yang baru saja melihatku keluar dari rumah.

Aku bingung dengan perkataan Uma, sejak kapan aku punya paman seperti mereka. Mereka yang ku maksud adalah tamu-tamuku, mereka banyak, sekitar delapan orang, mereka gagah, bertubuh kekar, ada yang berjas bahkan ada yang seperti preman. Aku tak pernah mengenal mereka, kemungkinan pula aku tak pernah melihat mereka.

" Elang, kemari kau Lang!". Seseorang yang memakai jas yang berada di samping Umaku memanggil.

Sontak aku segera berjalan kearahnya.

" Kelas berapa kau Lang?" Tanyanya tiba-tiba.

" Kelas 6 Pakde". Jawabku segera.

" Rupanya sudah besar kau Lang, nanti jika kau sudah lulus SD mau lanjut kemana Lang?". Kata orang itu sambil mengelus-elus kepalaku.

Aku langsung teringat dengan bayaran sekolahku.

" Lulus SD saja aku belum tentu Pakde". Jawabku sambil tersenyum pahit.

" Kenapa belum tentu Lang, apa kamu tidak mau sekolah Lang?". Tanyanya lagi, sepertinya dia sedikit penasaran tentangku.

" Bukannya aku ga mau sekolah Pakde, disini tak ada sekolah SMP Pakde, adanya di kota, lagi pula, biayanya pun belum tentu ada. Bayaran UAS untuk sekarang saja belum di bayar karena Uma tak punya uang pakde".

Pakde itu tersenyum padaku.

Uma diam saja melihat ku berbincang-bincang dengan salah seorang pakde itu.

" Tapi kamu masih mau belajarkan Lang?".

" Tentu saja Pakde". Jawabku mantap.

" Elang,,hayu main!". Teriak Akbar yang tiba-tiba datang dengan teman-temanku yang lainnya.

Langsung saja aku pamit pada Uma dan Pakde itu.

" Siapa tamu yang datang kerumahmu itu Lang?". Tanya Akbar tiba-tiba ketika kami sedang berjalan menuju sungai tempat kami memancing.

" Kata Uma sih itu Pakde-pakdeku".

" Hebat yah Lang, pakde mu itu orang-orang sukses". Kata Akbar memuji Pakdeku, mungkin saja karena ia melihat Pakde-pakdeku datang memakai mobil bagus.

Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan Akbar.

" Tapi ko, aku baru pertama kali yah Lang liat Pakdemu itu".

Aku yang menyetujui ucapan Akbar hanya mengangguk.

" Aku juga baru pertama kali liat mereka Bar, tapi kata Umaku mereka Pakdeku, ya aku percaya saja pada Uma". Jelas ku yang ditanggapi Akbar hanya dengan mengangguk-angguk kecil.

Aku segera mengambil jaring-jaringku yang telah ku pasang dari kemarin untuk menjebak klangrang, klangrang adalah sejenis semut yang biasa kami gunakan untuk memberi burung peliharaan kami.

Para Penguasa NegeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang