"Siapa yang menyerang markas kita Parwez?". Tanyaku.
Sepuluh hari telah berlalu dari hari kepergian Laksa. Hari ini aku baru ingin memulai semuanya.
"Kami tidak mengenalnya Lang". Jawab Parwez.
"Kenapa bisa?". Tanyaku yang merasa sedikit aneh. Biasanya Parwez tahu banyak hal. Bahkan sekalipun aku tidak tahu tapi dia mengetahuinya.
"Bagaimana kalian bisa mengalahkannya?".
"Laksa mempertaruhkan nyawanya untuk kami, Gatot dan pasukannya pun kewalahan untuk mengatasinya, tapi bersyukur Si kembar Dava dan Devi datang membantu". Ucap Parwez menjelaskan.
"Hah, Dava dan Devi kemari?". Aku tersentak, pantas saja mereka tidak ada ketika menyerang markas Mohwak, padahal mereka sudah sampai di Rusia.
"Pokoknya, pemimpin dari mereka adalah seseorang yang mengenalmu".
Ah, siapa orang itu. Aku berusaha berfikir keras memikirkan hal itu. Aku tak akan pernah terima dengan semuanya. Lihat saja, aku akan membalas dendam.
"Pemimpin dari mereka berhasil kabur setelah dikalahkan olah si kembar Lang". Lanjut Parwez memberitahuku.
Seketika aku teringat Lee Key Ra anak dari Lee Shau Ko yang aku dan Thomas selamatkan, apakah dia selamat sampai tujuan? Batinku mulai bertanya, mungkin seharusnya aku menghubungi tuan Lee saja.
To : Twince
From : ElangTerimakasih..
Awalnya aku marah pada kalian karena tak datang membantuku dan Thomas yang kesusahan, tapi ternyata kalian malah membantu keluargaku, sekali lagi ku ucapkan terimakasih, aku akan menepati janjiku, aku akan mengirimkan mobil keluaran terbaru untuk kalian.Ku kirim email pada si kembar Dava dan Devi mengingat mereka yang telah membantu keluargaku. Tanpa mereka mungkin keluargaku tak akan tersisa. Urusan mobil terbaru itu hal yang sangat mudah bagiku.
Mungkin harusnya aku langsung menemui mereka agar mengetahui siapa dalang dibalik kejadian kemarin.
Keesokan harinya. Pagi-pagi sekali, aku telah berada ditaman markas keluarga Kriss, melihat beberapa bunga di sepanjang jalan, ada yang mekar namun ada pula yang layu. Seperti saat ini, sama dengan situasi saat ini, mungkin bunga yang layu itu sama seperti keluarga Kriss. Keluargaku kini masih berduka atas kepergian Laksa. Kini tak ada lagi sosok orang tua bagiku.
Aku berfikir sejenak, sampai kapan aku akan terus seperti ini. Layu seperti bunga itu, harusnya aku meniru bunga disampingnya, bunga yang mekar dengan indah walaupun disampingnya terlihat dengan jelas banyak sekali rumput-rumput liar yang merusaha untuk mengalahkannya. Aku berusaha bangkit, perlahan meninggalkan tempat itu.
"Siapkan helikopter untukku". Ucapku di telfon sambil menyambar jaket yang menggantung di kursi kerjaku dan mengambil kunci di atas meja.
Aku segera menakan pedal gas ku setelah aku memasuki mobil. Perlahan gerbang terbuka otomatis.
Para pengawal berjejer memberi hormat padaku. Bukan para pengawalku, melainkan para pengawal keluarga Lee. Kini aku berjalan memasuki kediaman keluarga Lee, terlihat begitu megah sekali, markas keluarga Kriss tak akan ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keluarga Lee.
"Selamat datang Elang". Ucap Lee ketika melihatku datang. "Hai nak, bagaimana kabar keluargamu, mohon maaf kami tidak membantumu waktu itu, dan aku turut berduka cita atas meninggalnya Laksa". Ucapnya berusaha simpati padaku.
"Ya Lee, syukur keluargaku masih bisa mengatasinya, walaupun kami harus membayar mahal atas kejadian itu, ngomong-ngomong bagaimana kabar anakmu, apakah dia sampai dengan selamat, maafkan aku yang tidak bisa mengantarkannya".
"Ya, terimakasih atas bantuannya, berkatmu Key Ra selamat, dan maafkan aku, jika saja waktu itu aku tidak meminta bantuan Laksa, Laksa tidak akan menyuruhmu pergi meninggalkannya, dan mungkin saat ini Laksa masih hidup".
"Sudahlah, itulah takdir. Mau bagaimanapun, ada atau tidak adanya aku saat itu tidak akan membuat keadaan berubah, mungkin memang sudah waktunya Laksa pergi ke alam sana dan meninggalkanku". Ucapku berusaha tak menampakkan kesedihanku. Padahal jauh dilubuk hatiku yang terdalam aku masih sering menangisi kepergian Laksa yang secara tiba-tiba ini.
"Elang". Ucap seseorang yang tiba-tiba memasuki ruangan, membuatku menoleh untuk melihat siapa dia.
"Key Ra". Ucapku tertahan melihat Key Ra yang begitu cantik, tatapanku beradu dengan manik matanya yang indah. Key Ra tersenyum ke arahku, membuat jantungku berdebar, aku membalas senyumannya dan ia yang melihatku menundukan pandangannya.
"Hei Lang, apakah Kau terpesona dengan anakku?". Tanya Laksa membuyarkan lamunanku.
Kedatangan Key Ra membuatku gugup, jantungku berdebar tidak karuan. Aku berusaha menutupi kegugupanku sebisa mungkin. Pada akhirnya aku pamit pada Lee Shau Ko tanpa mengucapkan niat yang sedari tadi ku rencanakan yang membuatku jauh-jauh datang kerumahnya selain ingin memastikan keadaan Lee Key Ra.
![](https://img.wattpad.com/cover/191821812-288-k753638.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Penguasa Negeri
General Fiction😊Follow and vote sebelum baca, terus komment setelah baca🙏 Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka. Jika Ada Kesamaan Nama Tokoh, Tempat Kejadian Ataupun Cerita, Itu Adalah Kebetulan Semata Dan Tidak Ada Unsur Kesengajaan Elang, seorang anak dari kampung...