01 ~ New School

245 12 4
                                    

   Menikmati pemandangan baru dan suasana baru di kota yang baru, membuat diri terasa asing. Di sini, di loteng rumah, Axel terduduk di sebuah kursi. Putra dari pasangan Andrian Fidelis dan Deolinda Fawnia. Lelaki tinggi dengan paras tampan itu sedang memainkan ponselnya, tepatnya sedang membalas pesan grup.

CAVAJO~_~

Claresta
Xel, gimana kabar lo?

Verrel
Baik

Claresta
Bukan ke lo jer...

Axel
Gue baik

Joe
Ehh gue kangen tau @Axel

Axel
Maaf, lo siapa ya?

Joe
Sabar

Claresta
Hahahaha

Verrel
Hahahaha(2)

Joe
Jahat lo ke sahabat sendiri, baru
juga tiga hari lo pindah

Axel
Bodo

Claresta
Eh ngomong-ngomong cuma gue ya perempuan di grup ini

Verrel
Emang lo perempuan?

Axel
Bukannya Claresta gay ya?

Joe
Pacar sendiri digituin:)

Axel
Digituin gimana?

Verrel
Btw Claresta pacar siapa?😂

Claresta left the group

Axel
Verr, pacar lo jadi ngambek tuh

Joe
Kasihan Claresta

Verrel
...

Verrel added Claresta

Axel
Udah udah

Joe
Udah apa?

Claresta
Kalau berisik, gue keluar lagi nih

Verrel
Mi dispiace

Axel
Mi dispiace

Joe
Mi dispiace

Claresta
Ye

Joe
Btw arti mi dispiace apa?

Axel
Minta makan!

Verrel
2

Joe
Kok minta makan ke Claresta?

Verrel
Shut up

Axel
Udah dulu ya, bye👋

Claresta
Mau ke mana? Kok langsung off aja

Axel
Mau makan

Claresta
Yang banyak makannya

Axel
Siapp, bye👋

Claresta
Bye

Hari-hari telah berlalu semenjak kepindahannya, namun tetap saja Axel tidak dapat melupakan semua kenangannya terhadap Claresta. Claresta, cinta pertamanya. Lelaki itu selalu memandangi foto Claresta hampir di setiap malam sebelum ia tidur. Namun, sudah seharusnya ia meninggalkan masa lalu dan terfokus akan hari esok. Axel baru saja mematikan ponselnya, namun Deolinda sudah memanggilnya dari bawah. Ya Deolinda, ibunda Axel

"Xel, Axel..."

"Iya Mah, bentar" jawab Axel sembari menuruni tangga, menghampiri ibu dan ayahnya yang berada di ruang keluarga

"Sini duduk, di sebelah Mamah"

Axel terduduk di sofa, tepat di samping Deolinda, "Ada apa?"

"Kamu besok mulai sekolah ya, nanti Papah yang antar. Soalnya, kamu belum tau daerah sini"

"Iya, benar kata Mamah kamu" lanjut Andrian, ayah Axel

"Oke"

"Seragamnya udah ada di kamar kamu, jadi besok harus bangun pagi. Gak boleh telat"

"Iya Mah, cuma itu aja?"

"Iyaa"

"Ya udah, Axel ke kamar dulu ya Mah, Pah" pamit Axel, berjalan meninggalkan kedua orang tuanya itu

Axel sudah berada di kamarnya, lelaki itu melihat sebuah seragam yang ada di atas ranjangnya, melihat bet nama sekolah tersebut yang bertuliskan SMA 1 PELITA BHAKTI. Setelah cukup mengamati seragamnya itu, Axel menyiapkan semua peralatan sekolahnya ke dalam tas dan membuat alarm agar ia tidak terlambat sekolah. Axel selalu berharap sesaat ia bersekolah di kota baru ini, ia dapat bergaul dengan baik dan mempunyai banyak teman. Namun, satu hal yang ingin ia lakukan hanyalah tidak berteman dengan perempuan di sekolah tersebut. Ia takut, Axel takut jika ia berteman dengan seorang gadis, lelaki itu akan mempunyai rasa terhadapnya. Seperti kejadian masa lalu, di mana ia berteman dengan seorang gadis dan mempunyai rasa terhadapnya. Terlalu dekat dengannya, mengakibatkan rasa yang tertanam begitu dalam, lalu dibalas dengan perasaan yang tak sama. Axel tidak ingin itu terulang kembali, tepatnya ia ingin bersikap dingin terhadap semua gadis di sekolah tersebut.

Sekali lagi, sebelum tertidur, lelaki itu terduduk dekat jendela kamarnya sambil mengamati bintang-bintang di malam hari. Tentu, yang dilakukannya adalah memandang foto Claresta sambil melihat sebuah kertas berisi pesan yang ada di dalam album berwarna merah. Sebuah kertas yang menjadi kenangan terakhir, di mana dirinya berpisah dengan Claresta. Di mana, dirinya harus pindah ke kota baru ini karena pekerjaan Andrian.

Terima kasih telah hadir di kehidupanku dan telah mengajarkanku tentang sebuah kedewasaan, terima kasih atas semua nasihat yang kau beri. Terima kasih juga telah membuatku menjadi gadis yang tegar, biarlah ini menjadi kenangan indah yang tak pernah dilupakan.

Entah mengapa kata-kata tersebut membuat Axel seakan tersihir, kata-kata tersebut merubahnya

Claresta nulis rasa terima kasihnya ke gue, layaknya rasa terima kasih seorang Adik ke Kakak laki-lakinya. Apa selama ini Claresta cuma anggap gue sebagai Kakak laki-lakinya? Thanks God, berarti gue udah dianggap sebagai keluarganya sendiri. Batin Axel

---

Author Note:

Vomment

Kira-kira gimana yaa sikap Axel saat ia masuk sekolah, sekolah baru dengan sikap baru🤔

Kebayang gak?

Oh ya, aku mau ngasih tau. Jadi, arti dari kata 'mi dispiace' adalah 'maafkan aku'. Itu bahasa Italia yaa, bagi kalian yang belum tau.

Kalau yang udah tau, ya syukurlah.

Selamat menunaikan ibadah puasa, bagi yang menjalankan.

Semoga lancar yaa

Chiesa M

Unexpected Cold HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang