42 ~ Demi Kebaikan

16 6 0
                                    

Bacanya pelan-pelan ya, sambil dengerin multi media. Kalau bisa, pake perasaan ya bacanya

****

   Seperti biasa, Axel kembali bersekolah. Namun, wajah ceria yang mulai Axel tunjukkan berubah lagi. Berubah seperti dahulu, saat ia pertama kali bersekolah di SMA 1 PELITA BHAKTI. Wajahnya memang selalu datar, tetapi sekarang, wajah itu datar dan tak menunjukkan semangat. Bahkan, sikap Axel kepada teman dekatnya saja berubah. Entah, Axel sangat tidak ingin tersenyum atau tertawa lagi. Hari ini terasa sangat hampa, gairah bersekolah menurun drastis.

Kali ini, Axel dan teman-temannya sedang beristirahat di kantin. Siapa lagi jika bukan Reynand, Dhio, Devan, dan Gavin. Tak lupa dengan kedua adik kelas perempuannya, Misella dan Victoria. Saat Dhio dan Victoria menjalin hubungan, semuanya menjadi kompak. Bahkan, mungkin saja akan ada kabar bahwa Misella berpacaran dengan salah satu kakak kelasnya.

"Dedek gemes ke mana sih, dari hari Rabu gak sekolah. Abang kangen banget" keluh Gavin

"Iya, Faranisa ke mana? Dia gak sekolah lagi?" tanya Devan

"Nggak Kak, gue udah nanyain kabarnya. Dia jawab lagi demam, gue mau jenguk tapi kata Faranisa jangan" balas Misella

"Xel, lo gak tau kabarnya?"

"Gak" jawab Axel singkat, padat dan jelas

"Wih, Abang ganteng gue kenapa nih? Dari tadi mukanya udah kayak keripik jengkol" tanya Gavin

"Gue diputusin sama dia"

Yang mendengarnya tersedak ludah secara bersamaan, tak lama Gavin tertawa. Hal tersebut membuat Axel tersinggung

"Lo kok ketawa blay?" tanya Dhio

"Blay? Nama gue Gavin!"

"Jablay maksud gue, syalan"

"Dih bangsul"

"Udah-udah. Kok bisa sih, Axel?" tanya Reynand

"Gue duluan" ucap Axel mengedikkan kedua bahunya

Axel menghindari pertanyaan tersebut, membuat keduanya semakin terbahak. Biarlah mereka tertawa di atas kegalauan Axel.

****

   Axel sangat senang mendengar bel pulang sekolah berbunyi, pemilik motor ninja merah segera menyalakan mesin motor tersebut. Motor ninja yang melaju, membawa Axel tiba di sebuah apartemen mewah. Axel tersenyum kecil ketika sudah tiba, lelaki dengan paras tampan itu berjalan cepat ke ruang apartemen yang berada di lantai lima. Menekan bel, dan betapa terkejutnya saat yang membuka pintu tersebut bukan Michael ataupun Faranisa. Tetapi sahabat lamanya, kakak lelaki kedua Faranisa, Verrel.

"Axel? Oh, mau ketemu Faranisa? Bentar ya" paham Verrel

Verrel segera berjalan menuju kamar Faranisa, mengetuk pintu tersebut.

"Far! Ada Axel"

"Bilang gue gak ada!"

"Gue udah bilang lo ada di kamar, gimana dong?"

"Gue gak mau ketemu!"

Verrel hanya menghela nafasnya, ia berjalan lagi menuju pintu apartemen untuk menemui Axel.

"Xel, sorry but-"

Axel mengangguk, "Gue ngerti, makasih Verr"

"Masuk dulu"

"Gue masih ada urusan, jadi lain kali aja"

"Oke"

Axel meninggalkan pintu apartemen tersebut, namun tak benar-benar meninggalkannya. Saat langkah kelima, pintu tertutup. Axel segera mengetikkan sesuatu di ponselnya

Unexpected Cold HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang