Bahagia itu sederhana,
melihatmu tertawa saja
Aku sudah sangat bahagia.
Apalagi, tawa itu karena diriku.****
Langit malam kini berganti menjadi mentari pagi yang cerah, diiringi suara kicauan burung. Axel membuka matanya perlahan lalu merenggangkan otot-ototnya sebentar. Lelaki itu teringat bahwa hari ini Faranisa tidak sekolah, ia bergegas merapihkan tempat tidurnya lalu berlari menuju dapur. Sesuai dugaan, Deolinda sedang memasak di dapur tetapi tidak bersama Jeslyn
"Mamah"
"Apa?"
"Kak Jeslyn mana?"
"Masih tidur kali"
Mendengar hal itu, Axel berlari kecil ke kamar sebelahnya. Tepatnya kamar Jeslyn. Pintu kamar tersebut tidak dikunci, memudahkan Axel untuk masuk ke dalamnya. Di sana, ia melihat Jeslyn yang masih terbaring. Axel memutar bola matanya, mengambil sebuah bantal lalu melemparkan pada kakak perempuannya itu
"Bangun!"
Jeslyn membuka matanya, melihat siapa yang melemparkan bantal tersebut. Tetapi, ia justru semakin menyelimuti dirinya
"Eh Jeslyn!
"Kak! Bangun!" teriak Axel sekali lagi
Jeslyn terbangun, membalas pukulan bantal adiknya
"Napa sih lo?!"
"Gue minta lontong"
"Gue gak bisa masak lontong"
"Salah ngomong, gue minta tolong dong"
"Apa?"
Axel menghampiri Jeslyn, terduduk di sebelah kakaknya itu.
"Gue mau bolos sekolah, hehe" ucap Axel dengan cengirannya
"Eh, eh, mau apa lo? Tumben"
"Kepo"
"Ya udah gue bilang ke Mamah"
"Gue mau ke apartemen Faranisa"
"What? Ngapain?"
"Jangan mikir aneh-aneh, gue mau jenguk dia. Dia sakit"
"Pulang sekolah aja, kan bisa"
"Nanti Mamah marah kalau gue pulang kelamaan"
"Nanti gue bilang"
"Lo jahat banget sih ke Adik sendiri, intinya gue mau bolos"
"Boleh sih, tapi ada satu syarat"
"Apaan?"
"Anter gue ke mal, okay?"
"Jam?"
"Sepuluh"
"Gue ketauan bolosnya dong"
"Nggak apa-apa, gue punya cara"
"Awas ya lo kalau gue dimarahin"
"Oke"
Axel kembali lagi ke kamarnya, ia memilih untuk bermalas-malasan dengan kasurnya. Tak lupa mengunci pintu kamar tersebut. Tak terasa, sudah tiga jam ia tertidur. Lelaki itu membersihkan dirinya, memakai kemeja biru dongker dan celana jeans hitam. Axel terlihat simple, namun tetap saja tampan. Setelahnya, Axel menuruni tangga, menghampiri Jeslyn di ruang tamu
"Udah siap lo?" tanya Axel saat melihat kakak perempuannya sudah berpakaian rapih
"Udah"
"Nyokap sama Bokap udah ke kantor kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Cold Heart
Roman d'amour"Don't judge a book by the cover, and don't judge a book by the first page." Axel, lelaki yang memiliki wajah di atas rata-rata, tinggi semampai, periang, dan baik hati. Tetapi, semua itu menjadi berubah dikarenakan masa lalu percintaan yang kelam...