Axel menuruni tangga dengan bersemangat karena ia sangat senang bisa mengendarai motornya lagi ke sekolah di kota yang baru ini, tubuhnya sekarang sudah dibaluti oleh seragam. Axel melihat kedua orang tuanya yang sudah berada di ruang makan, lelaki itu pun menghampirinya
"Pagi Mah, Pah"
"Pagi" balas kedua orang tuanya secara bersamaan
"Sini sarapan dulu" pinta Deolinda
Axel menarik kursi, dan duduk di sana sembari menikmati sarapannya
"Teman-teman kamu baik gak?"
"Baik kok Mah"
"Teman cewek atau cowok?"
"Cowok lah"
"Anak kamu mana pernah temenan sama cewek, waktu itu aja teman ceweknya masih bisa dihitung pakai jari" sindir Andrian
"Harusnya kamu berbaur, cewek atau cowok"
"Males Mah" jawab Axel dengan mata malas
"Ya udah buruan kamu sarapan, nantinya telat"
"Kan Axel bawa motor Mah, pasti cepat kok"
"Jangan ngebut-ngebutan, atau gak Papah gak bakal izinin kamu lagi buat bawa motor ke sekolah"
"Iya-iya, Axel bawanya pelan. Sarapannya udah habis, Axel pergi"
"Hati-hati, setidaknya kamu berteman dengan satu perempuan yaa" seru Deolinda, ketika Axel telah meninggalkan ruang makan
Satu temen cewek? Si Godzilla aja udah bikin gue stress. Ucap batin Axel, ketika mendengar kata-kata yang keluar dari bibir ibunya
Axel mengendarai motor ninjanya dengan kecepatan rata-rata sembari menikmati udara pagi, udara pagi yang masih terasa sejuk dan segar berbeda jauh bila dibandingkan dengan siang hari.
Sepuluh menit kemudian, lelaki itu tiba di parkiran sekolah, membuka helmnya, dan melepas jaket yang ia kenakan. Namun saat ia melepas jaket, Axel melihat Faranisa yang sedang dikejar oleh kedua laki-laki, membuat paginya berantakan
Dasar cewek gatel, centil, galak lagi. Masa lo dicap jadi the most wanted girl, harusnya itu lo dicap jadi keturunan Godzilla. Batin Axel
Setelah cukup membicarakan Faranisa dalam batinnya, lelaki itu berjalan masuk ke dalam gedung sekolah dengan sikap dinginnya. Karena harus berpapasan dengan Faranisa, Axel hanya bisa memutar bola matanya dan terus berjalan mantap ke depan.
****
Faranisa bukanlah gadis centil, atau bad girl seperti perempuan lain. Saat tiba di gerbang sekolah, Faranisa sudah dikejar oleh beberapa penggemar laki-lakinya yang mengajak untuk pergi ke kelas bersama. Gadis itu sudah menolaknya, namun tetap saja masih ada dua laki-laki yang bersikeras untuk mengejarnya
"Fara, ke kelas bareng gue yu" ajak Gilbert
"Bareng gue aja" ucap Ferdi
"Kalian kenapa sih, udah tau gue gak mau tetap aja maksa!"
"Tapi gue mau, Far..."
"Gak usah megang lengan gue juga!" bentak Faranisa, ketika lengannya digenggam oleh Gilbert
Gilbert melepas genggamannya sembari berkata, "Maaf, itu karena gue suka sama lo. Jadi gue tetap mau berjuang, walaupun sikap lo dingin banget ke gue"
"Jijik tau gak?!"
Faranisa berlari meninggalkan kedua lelaki itu, tetapi gadis itu berpapasan dengan Axel membuat kekesalannya bertambah. Yang lebih parahnya adalah, Axel memutar bola matanya dengan sinis ke arah Faranisa sambil tersenyum miring
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Cold Heart
Romance"Don't judge a book by the cover, and don't judge a book by the first page." Axel, lelaki yang memiliki wajah di atas rata-rata, tinggi semampai, periang, dan baik hati. Tetapi, semua itu menjadi berubah dikarenakan masa lalu percintaan yang kelam...