16 ~ Ternyata Dunia itu Sempit

51 6 40
                                    

   Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi tetapi Axel tetap berada di dalam kelasnya, masih mencari solusi atas masalah yang menimpanya saat ini. Memang masalah yang menimpanya saat ini tidak begitu mudah sekaligus begitu menyebalkan, jika dipikir-pikir, mana mungkin ia akan mengendarai motor ninja dengan sandal jepit. Apa yang akan orang lain katakan terhadap dirinya

Ya kali gue ngendarai motor ninja pakai sandal jepit, dipikirnya gila kali. Ini semua karena si Godzilla pendek, bukannya tanggung jawab malah kabur. Batin Axel

Terus memikirkan solusinya tetapi tidak berhasil, akhirnya Axel nekat untuk tetap memakai sandal jepit berwarna biru itu. Sedangkan sepatu sekolahnya ia masukkan ke dalam tas.

Kondisi sekolah tidak sepenuhnya sepi, masih ada beberapa murid yang mengikuti ekstrakulikuler, termasuk Faranisa. Hari ini Faranisa pulang sedikit terlambat, bukan karena kegiatan ekstrakulikuler melainkan karena piket kelas. Padahal hanya membutuhkan waktu kurang lebih lima menit dalam mengerjakannya, namun tidak untuk Faranisa. Faranisa justru melaksanakan piket di kelasnya sambil memainkan ponsel, tentu waktu akan terulur banyak karenanya.

Axel sudah keluar dari bangunan sekolah elite itu, tetapi tatapan matanya tak sengaja menangkap Faranisa yang sedang sibuk memainkan ponsel. Niat ingin menghampiri dan memarahi gadis itu atas perbuatan kejamnya, justru tentunda. Baru saja Axel akan melangkahkan kakinya, suara Jennifer sudah menyahutnya dari belakang.

"Axel..."

Axel spontan menghentikan langkahnya, menoleh ke sumber suara. "Oy"

"Lo baru pulang?"

"Iya"

"Ouh sama"

Sementara Faranisa, tengah sibuk membalas pesan-pesan di grup obrolannya, tetapi bola matanya tidak terfokus pada ponsel yang digenggamnya saat ini. Dan justru terfokus kepada kedua kakak kakak kelas yang sedang mengobrol akrab di sana, tak disengaja gadis itu memberi tatapan tajam pada Axel dan Jennifer. Entah mengapa, untuk kali Faranisa merasa terusik dengan keberadaan Jennifer, seperti ada sesuatu yang mengganjal di dalam benaknya, namun sulit untuk diungkapkan.

Kakak kelas sekarang gak ada yang bener, bukannya pulang malah kencan di sekolah. Teladan banget, patut dicontoh. Gerutu Faranisa

Saat menggerutu, ada sebuah ide yang terlintas dipikiran Faranisa. Gadis itu langsung menghampiri Axel dan Jennifer dengan tampang polos dan percaya diri

"Hai Kak Jennifer" sapa Faranisa, sambil memberikan senyum manisnya

"Hai, kok belum pulang?"

"Habis piket"

"Ouh"

"Oh iya Kak, soal yang di UKS, maaf ya gak pamit dulu"

"Iya gak apa-apa"

Gak apa-apa, tapi aslinya kesel. Jujur aja kenapa sih! Gak perlu sok baik di depan Axel, bisa kan?! Batin Faranisa

"Xel, lo balik pakai motor atau mobil?" tanya Jennifer

"Motor" jawab Axel dengan tatapan dinginnya yang mengarah pada Faranisa

"Pakai sandal jepit, yakin?"

"Yakin.. Mungkin"

"Ya kali, naik motor ninja pakai sandal jepit. Udahlah masih pakai seragam sekolah, gak waras" celetuk Faranisa

"Apa sih lo" balas Axel

"Eh emang bener kan?"

"This is my life, terserah gue mau pakai sandal jepit atau nggak"

"Terserah gue juga mau ngomong apapun"

Unexpected Cold HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang