Kalau bisa, bacanya sambil dengerin multi media ya
****
Kita sudah berjanji,
jangan sampai salah satu di antara kita mengingkari janji itu.****
Ruangan dengan nuansa putih, dan bau obat-obatan menusuk indra penciuman Faranisa. Faranisa membuka matanya perlahan, menatap seorang lelaki yang juga sedang menatapnya
"Kak" lirih Faranisa
Axel mengusap lembut rambut Faranisa, "Apa? Pusing gak?"
"Sedikit"
Faranisa terduduk, menarik tubuhnya ke belakang hingga menyentuh besi ranjang kasur. Di saat yang sama, Axel mengambil piring berisikan gado-gado
"Tadi dibeliin Gavin, katanya tukang bubur ayam gak jualan"
Faranisa tersenyum kecil. "Kak Axel nyuruh Kak Gavin untuk beli gado-gado?"
"Nggak, tadi lo pingsan sih. Dia teriak-teriak ke sini, khawatir sama Dedek gemes. Terus lari ke kantin, beliin ini. Katanya untuk Dedek gemes kalo udah bangun"
Faranisa tertawa kecil, ia teringat akan wajah Gavin. Apalagi bila membayangkan kakak kelasnya itu teriak-teriak di ruangan ini
"Gak usah mikirin Gavin, makan dulu"
"Apaan sih Kak, cuma kebayang"
"Sama aja"
"Tapi kan-"
Sesendok makanan masuk ke dalam mulut Faranisa, membuat Faranisa memelototi kelakuan Axel. Axel tertawa puas melihat reaksi yang diberikan oleh Faranisa
"Ih ngeselin banget sih lo!"
"Kunyah dulu"
Faranisa mengunyah makanan itu hingga tak ada sisa di mulutnya
"Kak-"
Axel kembali menempelkan sesendok makanan ke mulut Faranisa
"Kak!"
"Kunyah dulu baru ngomong, nanti berantakan"
Terpaksa, Faranisa mengunyah lagi makanan yang ada di mulutnya.
"Lagian lo mikirin si Gavin aja"
"Nggak, gue kebayang"
"Sama aja"
Axel memasukkan huapan ke mulut Faranisa secara terus menerus-menerus, membuat piring tersebut bersih. Bahkan bumbu gado-gado saja, Axel masukkan ke dalam mulut Faranisa
"Minum nih"
Axel memberikan segelas air hangat pada Faranisa, gadis itu meneguknya hingga gelas kosong
"Udah kenyang kan?"
"Udah, karena lo"
"Bagus, masih pusing gak?"
Faranisa menatap sekitarnya, menggeleng-gelengkan kepalanya untuk memastikan apakah ia masih merasa pusing atau tidak
"Gak pusing lagi"
"Lo kayak gitu cuma untuk mastiin?"
"Iya"
"Aneh lo"
Lucu, mau gue cubit. Tapi kasihan. Batin Axel
"Eh gak aneh ya! Emang gue selalu kayak gitu"
"Terserah lo deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Cold Heart
Romance"Don't judge a book by the cover, and don't judge a book by the first page." Axel, lelaki yang memiliki wajah di atas rata-rata, tinggi semampai, periang, dan baik hati. Tetapi, semua itu menjadi berubah dikarenakan masa lalu percintaan yang kelam...