48 ~ Mengapa Tidak Ada?

15 6 0
                                    

   Free class, suatu hal yang disukai oleh para murid di salah satu kelas SMA 1 PELITA BHAKTI. Jam pelajaran terakhir di kelas XII IPA 3, namun jam tersebut kosong. Pak Andi, selaku guru bahasa Indonesia di kelas XII IPA sedang berhalangan. Hal itu tentu dimanfaatkan oleh para murid, seketika kelas menjadi riuh. Seperti kapal pecah, mungkin lebih parah. Axel sempat berpikir bahwa murid di kelasnya memang tidak ada yang waras, bahkan mereka berani melakukan keributan sampai terdengar oleh kelas sebelah. Axel hanya memasang earphone di telinganya, lalu terfokus dengan layar ponsel.

"Eh Tya, goblok lo! Jangan gitu napa?!"

"Tya! Tya! Tyara bego!"

"Bodo amat ah, bagi kek! Pelit amat!"

"Ini minuman cewek! Tolol banget sih lo"

"Dia emang cewek, masa lo gak tau"

"Tuh denger!"

"Gak waras lo!"

"Ah manain!"

"Gavin!"

"Eh monyet-monyet, diem coba! Berisik! Minta apa, huh? Pisang? Banyak di rumah gue!" sentak Dhio yang kesabarannya sudah habis, karena melihat tingkah Gavin dan Tyara yang bertengkar sedari tadi

"Eh ketua monyet, diem lo!" bentak keduanya

"Eh kasar Abang Dhio" sambar Reynand

"Harus dikasarin, gak bakal ngerti mereka. Isi otaknya udah gak ada"

"Gile, gampang banget tuh mulut" keluh Gavin

"Sabar Adek aku yang menjijikan, lo pantes digituin" ucap Devan berpura-pura sedih sambil menepuk-nepuk bahu Gavin

"Lah jablay, diem lo ah!"

"Kalian bisa diem gak sih, risih gue" kini Axel berbicara, nadanya terdengar menyeramkan

"Wih nyambar!" histeris Gavin

Axel hanya melemparkan tatapan tajamnya. Ia bingung, apakah Gavin memang tercipta tidak mempunyai otak. Atau sudah kehilangan akal sehatnya, entah, ia ngeri sendiri.

"Diem lo pada ah! Berisik aja, udah sih main hp aja sono. Kayak anak kecil aja, lempar-lempar kertas, naikin bangku. Gila emang anak kelas gue" ucap Dhio sebagai ketua kelas

"Temen lo tuh, si Gavin sekap aja. Dia gak bisa diem, dari tadi mintain lipstik gue aja" ketus Chelsea

"Gavin! Duduk di bangku lo! Nanti gue beliin lipstik deh, tapi lo diem"

"Siap ketua mony-"

"Eh ketua kelas" lanjut Gavin

Kini kelas tidak terlalu ramai seperti sebelumnya, sudah agak tenang. Ya, agak. Belum tenang sepenuhnya. Tyara dan Angel kini sedang heboh dengan sesuatu. Sementara, Gavin menarik kursinya, hingga kursi tersebut tepat di sebelah Axel.

"Xel, mau ngomong nih Adek"

Axel tak menggubrisnya.

"Faranisa udah pulang dari rumah sakit" beri tahu Gavin

"Tau"

"Lo mau jenguk dia?"

"Bareng-bareng yok, mau gak?" tanya Reynand

"Kalian aja, gue udah" balas Axel

"Yah, masa gitu sih? Dedek gemes pasti mau ketemu sama Abang Axel" keluh Gavin

"Gue sibuk, minggu depan udah ujian. Harus belajar" ucap Axel tegas

"Beneran gak bisa?"

"Gak"

Unexpected Cold HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang