Tania menutup telepon genggamnya. Dia menatap lurus pemandangan di depan matanya. Hamparan luasnya bangunan yang mencuat tinggi memukau terlihat dari netra jauh balkon. Dia terlihat menunggu seseorang dari gerak-geriknya. Pasokan udara pagi yang tersalur sejuk, itu alasan dirinya keluar dari ruangan kerjanya. Tangannya bergerilya mengetuk-ngetukkan basi sambil menunggu kedatangan seseorang.
Tokk..
"Itu pasti dia." Dia menggerakkan kaki jenjangnya ke pintu ruangan kerjanya dengan percaya.
Seorang perempuan yang datang ia harapkan, menampakkan wajah parasnya di depan pintu. Perempuan itu melangkah ragu pada Tania yang berdiri di tempat duduknya. Chaeyeon dia duduk dengan menyampingkan keberadaan tas selempangan bermereknya di meja berkaca itu.
"Ada apa Aunty menyuruhku ke sini?" tanyanya langsung.
"Calm down. Aunty hanya rindu padamu. Kenapa kamu tak datang menemui Aunty beberapa hari yang lalu?" ucapnya basa-basi untuk menetralisir kegugupan yang tersalur dari perempuan seumuran anaknya di depannya itu.
Chaeyeon menatap lurus dan mendecih. "Aunty aku tahu kau ada maksud padaku. Apa itu katakan saja? Kalau, Chaeyeon bisa membantu Aunty. Aku akan membantunya." katanya mengalihkan pandangannya ke samping.
Tania tersenyum ternyata calon menantu idamannya menangkap pembicaraannya. Dia beranjak berdiri meninggalkan tempat gelap namun cerah, karena minim lampu. Chaeyeon mengikuti langkahnya berjalan kemana arahnya berhenti. Netranya menatap satu sama lain memandang lurus mata teduh berwarna coklat itu.
"Kau tahu dia?" tanya Tania memberikan sebuah foto dari handphone-nya pada Chaeyeon. Chaeyeon mengerutkan keningnya sebentar. Dia mengingat sesuatu di pikirannya. Netra coklat itu memandang semburat kelicikan yang mulai muncul pada wanita tua di depan dirinya. Dia menghela napas kasar, sebelum mengembalikan handphone itu.
"Aku mengenal wanita dari Taehyung."
"Baguslah. Menurutmu, bagaimana caranya menghancurkan dirinya?"
•••
Rose mengerjapkan matanya berkali-kali, setelah melihat pemandangan di depannya. Kakak kandungnya, Renald berpakaian rapi di depan adiknya. Sukses membuat, Rose sendiri terkekeh. Bagaimana mungkin rambut cepol asal-asalan dengan pakaian yang rapi seperti orang kantoran. Rose mendekatkan dirinya ke kakak kandungnya. Dia tertawa terbahak-bahak sampai Renald kewalahan mengucapkan kata 'berhenti' pada adiknya.
"Hahaa..."
Suara lucu yang begitu memekik namun berisik bagi pendengar. Renald mencubit pipi gembul adiknya, agar berhenti tertawa. "HUH, DIAMLAH!!" bentaknya kasar sambil mendengus kesal.
Rose mengatupkan kedua mulutnya dan berkata, "Gayamu cocok untuk orang gila diluaran sana." dia terkekeh dalam diam. Dan menambahkan keusilan dengan mengacak rambut yang terkesan berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In The Charm [✓]
Fanfiction[C O M P L E T E D] #Rank 1 in taerose (10-10-2019) ••• [Bahasa] "I had been stuck inside the charm." Roseanne Florencia. Dia adalah orang pertama yang berhasil membuat Most Handsome terpikat olehnya. Jujur, ia sangat terpesona olehnya. Dengan senyu...