17 • Is This Love?

547 53 0
                                    

James memarkirkan mobilnya di depan taman dekat apartemennya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

James memarkirkan mobilnya di depan taman dekat apartemennya sendiri. Kakinya berjalan menuju ke pusat taman bermain. Dari kejauhan sudah terlihat seorang pria yang ia tuju untuk bertemu. Keduanya sama-sama memakai pakaian casual, seperti orang biasanya. James menghentikan derapannya, saat dirinya telah berhadapan dengan seorang pria di depannya.

"Hey, bung. How are you?" tanya menaikkan kedua alisnya.

Taehyung melangkah pergi tanpa pamit dan duduk di bangku taman. James mengikuti arahannya. Mereka duduk bersama dengan sekotak minuman coca cola menemaninya. James hanya menatap Taehyung yang mengalihkan pandangannya ke depan. Sebenarnya, tujuan mereka hampir sama adalah meminta penjelasan mengenai pertarungan bulan lalu untuk mendapatkan hati seorang gadis.

"James ... kuharap, kita akhirnya saja pertarungan itu," ucap Taehyung menautkan kedua mata sepihak.

James membuang minuman kaleng itu sembarangan. "Ha! Yes, you not gentle man," ujarnya.

Taehyung beranjak berdiri dan membuang kaleng minuman itu pada tempat sampah. "Cih! Mana ada seorang gentle man itu mainnya di depan langsung, bukan di belakang. Itu bukan gentle, melainkan pengecut," decihnya.

Taehyung meninggalkan James yang menggeram tangannya kesal. James menendang kasar kaleng-kaleng yang sembarangan terbuang, ketika siluet pria lainnya tak terlihat. Dia mendengus kesal dan matanya ia tautkan. James menelentangkan tangannya, saat menatap seorang wanita yang kesusahan mengangkat barang-barang belanjaan di depan matanya.

"Mau kubantu?" tanya James saat berada di dekat gadis yang kesusahan.
Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya tersenyum pelan dan meninggalkan James yang mematung. James menggaruk tengkuk kepalanya. Ia tersipu malu menatap senyuman tipis gadis itu. Nggak, itu tak mungkin. Batinnya berkata.

•••

Rose meminum sekaleng pepsi bersama kedua sahabatnya. Dia meneguknya dengan pelan dan mendengus kesal.Tenggorokannya sudah basah akan minuman beralkohol rendah itu. Sedangkan, kedua sahabatnya mengerutkan keningnya, karena Rose sedari tadi diam dan lesuh. Tere memegang tangan Rose dengan mata seduh penuh harapan.

"Kau kenapa? Apa ada masalah?"

Rose menatap balik teduh. Dia menghela napas panjang, sebelum bibirnya berkata. "Aku baik-baik saja," ucapnya lemah.

Tere menatap seksama netra Selena. Mereka mengulum senyumnya. Helaan napas panjang yang mengimbangi rasa penasarannya. Rose melepaskan genggaman tangannya. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling cafe yang mereka kunjungi. Tangan lentik bermain saat mengikuti dentuman irama musik yang dinyanyikan oleh para orkestra di sana.

"I love it," pujinya.

Kata-kata tak kan pernah bisa mengungkapkannya.
Rasa ini juga rindu, kian menjadi. Terserah.
Terserah.
Mau bilang apa.
Ku ikuti saja hati ini, sambil bertanya. Inikah cinta?
Ataukah hanya?
Rasa takut kehilangan tak mau dilupakan ...
benarkah cinta?
Atau khayalan saja.

Stuck In The Charm [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang