15 • Sign

441 53 4
                                    

Kampus Cambrige terlihat menjulang tinggi di setiap mencuatnya tatapan jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kampus Cambrige terlihat menjulang tinggi di setiap mencuatnya tatapan jauh. Suara derapan langkah jenjang serta gemercik air yang berasal air terjun mainan sederhana berukuran sedang. Seorang gadis menetapkan buku-bukunya di dadanya; ia genggam. Dengan langkah erotis menggema bersama sepatu bermereknya. Netranya menatap setia jalanan di depannya. Bunga-bunga bermekaran harumnya yang semerbak itu menghiasi di setiap koridor jalanan itu.

"Kalau jalannya cepat kayak lari gitu, mendingan ikut lomba lari cepat aja." ujar seseorang yang ada di belakang gadis itu.

Tanpa disadari, derapan langkahnya memang cepat tetapi masih tetap stabil terkesan erotis. Gadis itu merasa tersangka, dia menengokkan kepalanya ke belakang. Pria yang ia rindu, kian ada tepat di belakangnya. Ia membalikkan badannya dan menegapkan tubuhnya. Pria bermata elang itu tersenyum kearahnya.

"Ada apa?"

"Lah, kok tanya ada apa. Kamu lagi ngapain? Bukannya kamu lagi gak ada jadwal masuk, yah." Pria itu menunjukkan tangannya ke buku yang digenggam di dada gadis itu.

"Bukan urusanmu."

Gadis itu membalikkan badannya ke semula. Dia berjalan dengan menghiraukan pertanyaan pria di belakangnya. Ia lebih mementingkan buku yang digenggam di dadanya. Pria itu menepuk pundak gadis itu dengan keras, sehingga buku-buku yang digenggam kian jatuh berserakan.

Pakk..

"TAEHYUNG!!!"

Gadis itu menggeram tangannya dan wajahnya mengubah drastis seperti menahan amarah. Suara hentakan sang jenjangnya menggema di telinga pria itu yang tengah bergidik ngeri. Sedangkan, pria itu memundurkan langkahnya pelan. Gadis itu mementingkan keberadaan buku-bukunya. Tangannya bergerilya mengambil buku itu satu-persatu. Dengan lincahnya, sang buku telah berada di tempat semula.

"Rose ... mau kubantu?"

"Aku tak butuh bantuanmu."

Rose melanjutkan langkah erotisnya. Pandangan lurus dengan tatapan handalannya dan tubuh tegap menimbulkan kesan erotis. Telinganya membiarkan tak menanggapi ocehan di belakangnya. Tujuannya sekarang adalah mengembalikan buku itu ke tempatnya. Setiap dentuman gesekan di beberapa kelas arsitek yang membuat miniatur bangunan. Senyuman ia terbitkan selalu ketika melewati para mahasiswa di sana.

Sedangkan, di belakangnya masih ada pria yang mengikuti dirinya. Setiap derapan langkah seksama bisa terdengar di telinga pucat masing-masing. Gadis itu merasa risih akan perkataan mungil, namun pedas dari sekelibat mahasiswa yang ia lewati. Hm... ia berpikir bahwa, tak mungkin ada yang membicarakan dirinya kalau dia tak ada salah. Dia membalikkan badannya dan mendengus kesal. Puncak permasalahan ada di belakang dirinya.

"Ghost! You know i want you to go home now!"

Taehyung mengernyitkan dahinya. Dia mendekat melangkahkan derapan kakinya begitu menggema. Rose menggelengkan kepalanya cepat. "Jangan mendekat!" perintah itu bukan maksudnya untuk menghindar dari pria di depannya itu. Tapi, perintah itu ditujukan untuk seseorang wanita di belakang pria itu yang mendekat.

Stuck In The Charm [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang