24: 실망한 (kekecewaan)

1.1K 118 7
                                    

Sepulang sekolah, Taehyun langsung membereskan semua pakaiannya dengan sang kakak. Taehyun juga sudah di ijinkan paman Yeonjun untuk tidak bekerja hari ini. Changbin yang melihat apa yang di lakukan Taehyun seketika merasa bingung.

“Taehyun, kita akan kemana?” tanya Changbin yang melihat Taehyun sudah memasukan pakaiannya dengan Taehyun kedalam ransel besar.

Taehyun menghampiri kakaknya lalu berjongkok untuk menyamakan tubuhnya dengan sang kak tak lupa ia juga melirik sekitar takut sang ayah telah pulang.

“Kita sementara waktu harus menjauh dari appa. Aku tidak mau appa terus menyakiti hyung,” jawab Taehyun membuat Changbin terharu karena Taehyun begitu sangat mempedulikan dirinya.

“Tapi kita akan tinggal dimana?”

“Masalah itu, salah satu temanku ingin membantu dia bilang akan mencarikan kita tempat tinggal.” Changbin mengangguk mengerti.

Setelah siap, Taehyun kemudian menggendong ranselnya lalu mendorong kursi roda sang kakak, keputusannya sudah bulat. Meski ia sedikit tak tega harus meninggalkan ayahnya namun, jika ini yang terbaik. Taehyun rela melakukannya.

Mereka berjalan cukup jauh. Taehyun yakin ayah nya tidak akan menemukan dirinya dengan sang kakak.

Hyung lapar tidak?” tanya Taehyun pada kakaknya yang langsung mendapat gelengan dari Changbin.

“Jangan berbohong hyung. Baiklah hyung tunggu disini sebentar aku akan membeli makanan di depan sana.” Tunjuk Taehyun pada kedai di sebrang jalan.

Changbin mengangguk lalu berkata, “Baiklah.”

Taehyun kemudian segera mendatangi kedai tteok di sebrang jalan yang ternyata kedai nya di penuhi banyak pelanggan yang mengantri, Taehyun berniat untuk tidak jadi saja ketika akan berbalik. Tangganya di tahan oleh seseorang.

“Kang Taehyun.” Taehyun menoleh dan merasa terkejut ketika mendapati Min Yoongi—guru seni musiknya di sekolah, langsung saja Taehyun membungkuk hormat lalu berdiri tegak kembali.

“Kau ingin membeli tteok?” tanya Yoongi.

Taehyun menggaruk tengkuknya padahal tidak gatal. “Iya, tapi sepertinya antriannya sangat panjang. Aku tidak mau hyung ku menunggu lama.”

Yoongi menyodorkan satu kantung tteok yang di belinya pada Taehyun. “Ini, sepertinya selera makanku pada tteok sudah hilang. Jadi Terima saja anggap saja ini hadiah ku untukmu,” kata Yoongi.

“Tapi ...”

“Ambil saja.”

Kamsa hamnida.” Taehyun kembali membungkuk hormat kepada Yoongi.

Taehyun dan Yoongi kemudian menyebrang. Namun, Taehyun sedikit kebingungan ketika melihat kakanya sedang berbicara dengan seseorang yang tampak ia kenal.

“Tuan Park/Jimin?” sahut Taehyun dan Yoongi berbarengan.

Lelaki yang tengah berbicara dengan Changbin seketika terkejut ketika melihat Taehyun apalagi ketika matanya bersi tatap dengan Yoongi, orang dari masa lalunya selama lebih dari setahun ini.

Mata Yoongi berkaca-kaca ia tak bisa mengerti bagaimana orang di depannya adalah Jimin. Orang yang ia cintai, orang yang telah ia anggap sudah tak ada namun kini berada di depannya.

Taehyun melirik gurunya cukup terkejut melihat sang guru yang hampir saja menangis.

“Jimin hyung, berbicaralah dengannya,” ucap Changbin pada Jimin.

“Taehyun. Ayo kita pergi.” Taehyun yang mendengar ucapan kakaknya langsung menarik kursi roda sang kakak lalu mendorongnya menjauhi Tuan Park dan gurunya.

“Yoongi,” lirih Jimin merasa bersalah.

“Ku pikir aku salah lihat, ternyata kau benar Choi Jimin. Kenapa? Kenapa kau membohongi kami semua? Jadi selama ini kau masih hidup?” ucap Yoongi yang terdengar pilu tak habis pikir dengan Jimin.

“Aku ... Aku ... Terlalu takut untuk menemui mu dan juga Beomgyu, aku merasa bersalah pada kalian.”

“Tapi bukan seperti ini caranya, aku rela jika kau pergi dari hidupku tapi ... Pikirkan Beomgyu dia masih remaja. Kau tahu dia sangat trauma, dia juga bahkan membenciku. Aku tahu akulah faktor utama keluarganya hancur, karena aku ... Hyorin sampai berbuat nekat. Karena aku ... Beomgyu kehilangan kedua orang tuanya.” Yoongi menunduk punggung saat ini bergetar hebat, ia benar-benar kecewa pada Jimin.

Jimin melangkah mendekati Yoongi, ia peluk tubuh Yoongi yang bergetar. Ia juga merasa menyesal dengan semua hal yang terjadi.

“Itu bukan salahmu. Aku lah yang salah.”

“Jimin, ku mohon temuilah Beomgyu,” ucap Yoongi lalu melepas pelukan dari Jimin.

“Untuk itu, aku belum siap ... Namun jika saatnya sudah tiba aku pasti akan menemuinya.”

“Kapan? Ku harap kau segera menemuinya.” Yoongi kemudian mengambil kartu pengenalnya lalu ia berikan pada Jimin. “Aku bekerja sebagai guru dan Beomgyu adalah salah satu muridku, kau datang saja ke sekolah tempatku bekerja.” Setelahnya Yoongi lalu pergi meninggalkan Jimin yang masih terdiam memandang kartu pengenal milik Yoongi.

Selama setahun lebih ini Jimin hidup sebagai Park Jimin, ia seakan lupa dengan kejadian lama yang menjadi masa paling pahit dalam hidupnya. Ia tak berani bertemu siapapun di masa lalu terlebih pada Beomgyu, ia tak ingin terus melukai perasaan anaknya sudah cukup senang ia mendengar Beomgyu telah bersama Taehyung adik sepupunya.

Perasaan bersalah kembali merengut jiwa jimin ketika ia telah melakukan banyak kesalahan, semasa setahun ini ia gila akan sex untuk meringankan pikirannya. Ia juga bahkan telah kembali menjalin kasih dengan Kang Changbin melupakan Yoongi yang selalu mencintainya dan memikirkannya setiap waktu ... Meski kini hubungan dirinya dengan Changbin sudah kandas namun tetap saja tak menutup kemungkinan jika ia dengan mudah melupakan Yoongi.

Jimin benci terhadap dirinya sendiri.

Ia mengacak-ngacsk rambutnya saking kesal. “Argghhh!” teriaknya.

***

Hyung mengenal tuan Park?” tanya Taehyun sambil mendorong kursi roda kakaknya.

Changbin mengangguk, “Iya aku mengenalnya, dia salah satu pelanggan di restoran tempat ku bekerja dulu. Kami sering banyak mengobrol.”

“Dia tidak melakukan hal aneh pada hyung kan?” tanya Taehyun kembali takut sang kakak dan tuan Park sudah ... Ya begitulah.

“Kami pernah berpacaran, namun setelahnya putus. Aku memutuskannya karena aku tak mau membebani nya dengan kelumpuhan ku saat ini,” jelas Changbin membuat Taehyun terdiam, ia tak mengerti dan sungguh ia merasa bersalah ketika mengingat kejadian malam itu dimana dia dan tuan Park sudah melakukan hal kotor tanpa sepengetahuan Changbin.

Taehyun seketika langsung memeluk kakaknya dari belakang membuat Changbin bingung dan terheran. “Ada apa?”Taehyun menggeleng lalu berkata, “Tidak apa-apa kok hyung.”

Drrrt

Handphone Taehyun bergetar menandakan ada pesan masuk yang ternyata dari Yeonjun.

Tae kau dimana? Aku akan menjemputmu.

Isi pesan Yeonjun yang langsung di balas segera oleh Taehyun.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...



Sweet Heart | SooGyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang