37: 숨겨진 꿈 (impian terpendam)

812 98 9
                                    

Selama satu minggu lebih Beomgyu merasa risih ketika seseorang yang bernama Choi Bomin sering kali menganggunya semenjak kejadian di toilet.

Bahkan ketika ujian pun lelaki itu sering kali muncul tiba-tiba ke kelas dengan berbagai alasan baik logis maupun yang tidak sama sekali.

“Tolong berhentilah mengangguku,” keluh Beomgyu pada Bomin yang hanya tersenyum tak merespon ucapan Beomgyu sama sekali.

“Apa maumu? Sebelumnya kita tak saling kenal tapi kenapa sekarang kau seperti ini padaku?” tanya Beomgyu.

“Aku tertarik padamu lagipula aku yakin hubunganmu dan Soobin bukan apa-apa.”

Beomgyu menaikan alisnya bingung. “Bagaimana kau begitu yakin?”

“Aku pernah melihat soobin berduan dengan Heejin dan aku juga pernah melihat Soobin memeluk Kai dan mengatakan sayang pada Kai.” Beomgyu terdiam, ia tak langsung percaya begitu saja sebelum ia lihat sendiri apa yang Bomin katakan.

“Aku yakin kau tak percaya padaku tapi aku bisa membuktikannya kalau Soobin itu tak sebaik yang kau kira, dia itu lebih parah dari Yeonjun sebenarnya namun tak ada yang menyadari saja.” Bomin lalu meraih bahu Beomgyu, mengelus lembut. “Apalagi Soobin tak akan lama berada di korea aku dengar dia menerima beasiswa ke Amerika kalau tidak salah, sedang Heejin masih tetap atas pendiriannya ingin berkuliah di Inggris.”

“Sebelumnya keduanya pernah berjanji untuk kuliah bersama di Inggris aku tahu betul karena aku pernah menyukai Heejin, alasanku menganggumu tak lain untuk memberitahumu. Kau ini terlalu mudah untuk dibodohi oleh Soobin.”

Beomgyu menggelengkan kepalanya merasa tak percaya.

“Omong kosong.”

Karena kesal Beomgyu pun dengan cepat segera pergi meninggalkan Bomin sendirian, tak ingin lagi mendengar ocehan Bomin yang sama sekali tak dapat di percaya berhubung Beomgyu pun sama sekali belum mengenal orang seperti Bomin.

Saat berada di lorong, Beomgyu tersenyum senang ketika dirinya melihat Soobin dan Kai ada di ujung sana namun niatnya harus urung disaat Beomgyu melihat Jung Songsangnim datang mendekati Soobin.

“Pikirkanlah kembali berhubung ujian masih beberapa bulan lagi, kau adalah aset berharga sekolah ini. Atas usaha kerasmu selama ini, aku yakin kau bisa mendapat beasiswa di luar negeri.”

“Tapi ssaem ...” Soobin menunduk lemah, entah kenapa ia tak yakin dengan impiannya yang dapat berkuliah di salah satu universitas terbaik di dunia.

“Universitas Seoul memang bagus, tapi bisakah kau pikirkan hal yang lebih bagus lagi. Kedua orang tuamu juga pasti akan sangat bangga terhadapmu.”

Bukan itu masalahnya, Soobin sudah berjanji akan selalu berada di samping Beomgyu dan menjaga lelaki itu meski harus mengorbankan impianya lagipula di Universitas Seoul pun juga memiliki fakultas kedokteran yang baik. Asal Soobin bisa belajar dengan nyaman saja itu sudah cukup.

Setelahnya Jung songsaenim pun pergi.

“Kenapa menolak tawaran itu? Apa karena Beomgyu?” tanya Kai mencoba menebak.

Soobin terdiam dan Kai tentu saja tahu arti diam Soobin kali ini adalah ya.

“Dia akan baik-baik saja selama tidak ada kau, dan aku juga yakin dia akan mengerti. Jangan membuang kesempatan dengan begitu mudahnya Bin karena terkadang kesempatan tak akan datang dua kali.”

“Aku masih ragu, terlebih akhir-akhir ini banyak yang mulai tertarik pada Beomgyu membuatku semakin tak ingin jauh-jauh darinya.”

“Posesif sekali hufft.”

Kai memukul kepala Soobin sedikit kesal dengan tingkah Soobin yang semakin di perbudak akan cinta.

Gomawo Kai berkatmu hidupku tak terlalu monoton, gomawo sering memukulku.” Kai mengerutkan keningnya. “Tumben berterima kasih padaku.”

“Hanya ingin saja.”

“Kalau aku bilang aku menyukaimu, apa yang akan kau jawab?” Kai mencoba menggoda Soobin.

“Aku juga menyukaimu.”

Keduanya tak sadar jika ada Beomgyu yang tak jauh disana. Lelaki itu hanya diam memperhatikan tak berniat untuk datang menghampiri untuk bergabung, sampai ketika Soobin mengatakan juga menyukai Kai dan disitulah Beomgyu mulai berpikir keras selepasnya pergi tanpa berniat mendengar pembicaraan selanjutnya dari Soobin dan Kai.

“Ha ha ha tentu saja kau akan menyukaiku jika tidak, tidak mungkin pula kau mau berteman denganku.”

“Nah itu kau tahu.”

Keduanya tertawa bersama lalu berjalan bersama menuju kelas.

***

“Gyu, ayo pulang!” ajak Soobin setelah membereskan buku-bukunya.

“Hari ini aku ada perlu jadi kau pulang duluan saja.”

“Aku antar saja,.” Beomgyu langsung menggeleng cepat. “Kau pulang duluan saja, kau pasti lelah setelah ujian.”

Beomgyu kemudian pergi meninggalkan Soobin yang masih bingung dengan sikap beomgyu akhir-akhir ini yang selalu punya alasan setiap Soobin mengajaknya, entah ada perlu apa namun karena tak ingin memikirkan hal negatif Soobin pun kemudian pulang.

Bohong.

Tentu saja Beomgyu berbohong, hari ini beomgyu hanya menghabiskan waktunya di kedai ramen setelah pulang sekolah, tak ada kegiatan penting apapun yang ia lakukan.

“Anak appa kenapa melamun disini?” Beomgyu terkejut ketika mendapati ayahnya yang kini duduk di depannya.

“Bagaimana appa bisa ada disini?”

“Kebetulan appa ada waktu luang untuk menjemputmu namun appa lihat kau malah berjalan sendiri ke sini jadi appa mengikutimu.” Beomgyu mengangguk mengerti.

Appa dengar Taehyung sudah memiliki kekasih, apa kau sudah melihatnya?” Beomgyu menggeleng. “Dia bilang kekasihnya akan datang sekitar satu bulan lagi, jadi jika di hitung di bulan ini kekasihnya akan datang ke korea.”

“Setelah Taehyung sudah menikah, appa ingin kita tinggal bersama lagi Gyu, apa kau setuju?” Beomgyu terdiam untuk beberapa saat. “Aku tidak tahu, aku ingin menanyakan dahulu padanya.”

Jimin mengangguk mengerti. Ia mengerti betapa sulitnya bagi Beomgyu untuk menerima kenyataan yang seakan drama ini yang begitu berliku kesana kemari.

Appa tidak marah kan?” tanya Beomgyu memastikan.

“Tidak. Untuk apa appa marah Gyu, kau berhak untuk memilih.”

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.....

Sweet Heart | SooGyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang