43: 공개 (terungkap)

859 88 5
                                    

Hari yang di tunggu-tunggu pun akhirnya tiba, acara PENSI yang di selenggarakan Dewan siswa di sambut senang oleh para siswa. Semua kelas ikut turut berpartisipasi dalam mengirimkan perwakilan terbaik mereka untuk menampilkan bakat di atas panggung.

Kelas Beomgyu sendiri telah sepakat memilih Kai dan juga Taehyun yang menampilkan bakat keduanya. Kai itu sebenarnya hebat dalam bermain piano, suara Taehyun pun sangat bagus dalam bernyanyi.

Kai tentu saja setuju berbeda dengan Taehyun yang metasa tak percaya diri. Namun, sepertinya bujukan Yeonjun cukup ampuh untuk meluluhkan Taehyun.

“Padahal aku berharap kau bermaij gitar,” lirih Soobin ketika duduk di samping Beomgyu.

Beomgyu melirik sebentar Soobin, lalu kembali fokus pada penampilan perwakilan kelas lain di atas panggung.

“Aku akan memainkannya khusus untukmu.”

“Benarkah Gyu?” Saking senangnya Soobin, keplanya bahkan berjarak dekat dengan Beomgyu mencoba memastikan pendengarannya tidak salah.

Beomgyu mengangguk. “Tapi nanti, aku janji akan memainkan satu lagu khusus untukmu,” goda Beomgyu semakin membuat kedua pipi Soobin merona. Terkadang Soobin memang terlihat menggemaskan menurut Beomgyu.

Di balik sifat dewasa Soobin tentu saja ada hal yang paling Beomgyu suka yaitu perhatian Soobin dan juga sifat malu-malunya Soobin.

Yeonjun yang sedari tadi duduk dekat Soobin jadi merasa risih sendiri ketika di sampingnya Soobin dan Beomgyu tampak asyik saling menggoda sementara dirinya di tinggal Taehyun yang harus bersiap tampil di atas panggung.

Malang sekali nasibnya.

Sang MC yang memandu acara pun kembali berkomentar tentang penampilan sebelumnya, kemudian yang di tunggu-tunggu Yeonjun pun di mulai. Di atas panggung kai dan taehyun berjalan beriringan, Kai segera duduk di kursi dekat piano sedang Taehyun berdiri di depan stand mix.

Alunan musik melodi dari piano terdengar menarik banyak perhatian siswa dan siswi, begitu hebatnya permainan Kai yang tak banyak orang tahu.

Bahkan suara nyanyian Taehyun membuat banyak para siswi menjerit, mereka kagum akan nyanyian Taehyun. Tak menyangka pulang orang sependiam Taehyun memiliki bakat terpendam yang sebelumnya tak pernah diperlihatkan sedikitpun.

***

Soobin, Beomgyu, Yeonjun, Taehyun dan juga Kai berjalan beriringan untuk pulang.

“BEOMGYU!” teriak seseorang membuat Beomgyu dan yang lainnya menoleh ke asal suara datang.

Deg

Mata Taehyun membulat seketika saking terkejutnya. Sedang Beomgyu tersenyum senang lalu mendekati orang yang memanggil namanya tadi.

Tak hanya Taehyun, Yeonjun pun tak kalah terkejutnya tak menyangka orang yang pernah di kenalkan taehyun ketika di apartemen beberapa bulan yang lalu ternyata cukup dekat dengan Beomgyu juga karena mereka semua juga melihat bagaimana senangnya Beomgyu ketika memeluk lelaki itu.

“Rindu dengan appa hmm?” tanya lelaki itu yang tak lain adalah Park Jimin.

Beomgyu mengangguk cepat, tubuhnya kemudian melepas pelukan secara perlahan. “Akhir-akhir appa tak ada kabar sekecil apapun. Aku hampir takut jika appa meninggalkanku seperti dulu.”

Taehyun dan Yeonjun di buat terkejut mengetahui bahwa tuan Park yang mereka kenal adalah ayah Beomgyu sangat bertolak belakang dengan Soobin dan Kai yang menyapa hangat Jimin.

Di sanalah perasaan bersalah muncul. Taehyun yang merasa bersalah karena telah melakukan hal tidak senonoh dengan ayah Beomgyu tak lupa juga jimin semakin merasa bersalah baik kepada Taehyun maupun Beomgyu yang tahu apapun.

Yeonjun menarik tangan Taehyun. “Aku dan taehyun ijin pulang duluan ya.” Yeonjun berlari dengan Taehyun yang turut mengimbangi larinya.

Yeonjun berlari cukup cepat dengan tangannya yang menggenggam erat tangan Taehyun. Taehyun pun juga ikut berlari.

Hingga cukup jauh dari yang lain barulah keduanya berhenti.

Napas saling beradu, peluh bahkan menetes menyusuri dahi. Yeonjun tahu Taehyun pasti akan sangat tidak nyaman ketika terus berada disana, ia sudah tahu apa yang telah terjadi. Jujur saja Yeonjun ingin sekali memukul tuan Park habis-habis jika tak mengingat bahwa ternyata orang seperti itu adalah ayah dari Beomgyu yang notabennya sangat baik kepadanya dan juga Taehyun.

Gomawo,” ucap Taehyun sembari tersenyum pada Yeonjun. Untuk berkali-kalinya Yeonjun sering sekali membantu Taehyun, Taehyun sangat bersyukur akan itu.

“Simpan ucapan terima kasihmu, sudah seharusnya aku melakukan ini.”

Taehyun kemudian mendekati Yeonjun, kepalanya mulai mendekat ke telinga lawan bicaranya. “Apa kau ingin meminta sesuatu dariku?” bisik Taehyun membuat bulu kuduk Yeonjun tegang, karena pertanyaan yang terlontar dari mulut Yeonjun membuat Yeonjun benar-benar tak percaya bahwa Taehyunlah yang mengatakannya.

Taehyun memukul lengan Yeonjun namun tak terlalu keras. “Apa yang kau pikirkan? Apa kau berpikir hal yang tidak-tidak? Aku bertanya seperti itu bermaksud jika kau ingin aku mentraktirmu sebagai balasan aku akan melakukannya.” Yeonjun menghela napas bersyukur bahwa apa yang dipikirkannya barusan ternyata tidak seperti itu.

***

Saat memasuki rumah Kai di kejutkan dengan kedatangan ayahnya. Kai tentu saja senang bukan kepalang. Orang yang selalu ia ingin temui datang menemuinya hari ini.

Dengan perasaan senang di balut kebahagian, kai memeluk sang ayah sangat erat. “Appa aku senang akhirnya pulang.” Orang yang di peluk Kai tersenyum kecil sambil mengelus rambut Kai.

Mianhae appa sering membuatmu kecewa, appa datang kesini pun dengan maksud memulai hidup baru. Tolong kau jangan marah pada appa ya?” Kai mengangguk dengan cepat. “Aku tidak marah pada appa jika appa memberitahuku yang sejujurnya.”

Appa berencana bertunangan dengan seseorang, appa berjanji akan membawamu dan memperkenalkanmu pada yang lainnya. Appa janji akan memberikanmu keluarga yang utuh, keluarga yang selalu kau dambakan.”

Kai pun kembali memeluk ayahnya dengan sangat erat menuangkan perasaannya selama ini, meski ia daj ayahnya sering sekali bertengkar lewat telpon namun Kai sungguh benar-benar menyayangi ayahnya.

Sudah lama sekali moment seperti ini tak Kai rasakan, Kai masih ingat terakhir kali dirinya bersama dengan sang ayah adalah ketika berusia 7 tahun dimana sang ayah akhirnya pergi meninggalkannya untuk melanjutkan karir di luar negeri. Selama kurang lebih 10 tahun lamanya Kai hidup dalam kesendirian. Belajar mandiri serta yang paling penting belajar untuk tidak memperlihatkan kesedihannya di hadapan orang lain.

Kai selalu berkata pada dirinya untuk terus menjadi orang yang kuat dan mandiri. Yang paling penting adalah tidak merepotkan orang lain dan membuat orang lain merasa kasihan terhadapnya.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...

Sweet Heart | SooGyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang