44: 분리 (perpisahan)

838 91 7
                                    

Tak terasa waktu begitu singkat untuk siswa tingkat akhir. Dimana ujian sudah tiba yang itu artinya sebentar lagi mereka akan lulus dan melanjutkan ke jenjang perguruan yang lebih tinggi. Mungkin bagi sebagian orang sangat menanti-nantikan hal itu termasuk beomgyu sekalipun meski jika di ingat kembali jika hari itu telah tiba maka bisa di pastikan ia dan Soobin akan berpisah.

Namun, Beomgyu tidak ingin menghambat cita-cita yang selalu diinginkan Soobin setelah sekian lama.

Setelah ujian nasional. Soobin masih di haruskan untuk mengikuti tata cara pendaftaran, seleksi kemudian beberapa tes serta ujian tak lupa juga wawancara untuk mendapatkan beasiswa dan hal itu pun juga berlangsung dengan memakan banyak waktu serta menguras banyaknya pikiran.

Namun yang Soobin syukuri adalah Beomgyu selalu mendukungnya dan tak pernah sekalipun mengeluh tentang dirinya yang akhir-akhir ini jarang memperhatikan Beomgyu bahkan hal itu malah berbalik dimana Beomgyulah yang selalu memperhatikannya misalnya menyuruhnya segera makan ketika waktu makan telah tiba, menyelimutinya dengan selimut ketika malam telah tiba karena yang Soobin lakukan setiap hari adalah duduk berdiam di meja belajar banyak menghabiskan waktunya dengan berlatih soal-soal ujian.

“Tubi ayo kita makan?” Soobin menoleh melihat Beomgyu membawa nampan yang dua piring serta dua gelas. Soobin pun mengangguk kemudian beranjak lalu duduk di sisi ranjang.

Beomgyu dengan telaten kemudian menyodorkan satu piring lainnya untuk Soobin dan juga satu gelas lainnya.

Appa Jin yang memasak. Mianhae aku belum bisa memenuhi janjiku untuk memasak untukmu,” lirih Beomgyu. Tangan Soobin kemudian terlurur mengelus puncuk kepala Beomgyu. “Jangan memaksakan diri, aku akan menunggu kapan pun.”

Keduanyapun kemudian menikmati makanan yang telah buat oleh Seokjin, sudah berbulan-bulan pula Beomgyu tinggal bersama Soobin untuk menjaga dan mengurusi karena Soobin hanya menurut dengan perkataan Beomgyu saja. Lucu sekali bukan? Ketika ayah dan dady nya menasehati untuk beristirahat, Soobin sama sekali tak melakukannya mulutnya memang berkata iya namun tubuhnya tetap terjaga dan duduk di meja belajar.

Hingga Beomgyulah yang harus turun tangan dalam mengurusi dan mengawasi Soobin, kata Soobin sekaligus Beomgyu belajar menjadi istri/suami yang bagi dirinya.

Soobin tersenyum kecil ketika melihat betapa lucunya Beomgyu ketika memimum mint choco, matanya terpejam dengan lidah yang sedikit menjulur keluar karena tidak suka dengan rasanya.

“Ha ha ha ha.”

“Jangan, menertawakan aku,” kesal Beomgyu lalu cemberut tak senang dengan Soobin yang memberinya tantangan memakan tomat atau meminun mint choco yang jelas-jelas tidak ia sukai, tetapi itu lebih baik sih daripada harus memakan tomat.

“Gyu, kau benar-benar lucu.” Beomgyu mendelij tak merespon gombalan Soobin, sehingga Soobin merasa salah sendiri karena telah membuat Beomgyu kesal.

Mianhae Gyu, sekarang giliranmu untuk memberiku tantangan.”

Beomgyu menyeringai, ia mulai berpikir tantangan apa yang paling sulit bagi Soobin.

“Emmm ... bagaimana jika kau menjaga jarak dengan ku sejauh 2 meter ha ha.”

“Gyu kalau itu aku tidak bisa, aku tak bisa jauh jauh darimu. 20 cm saja sudah sangat berat.” Beomgyu memandang kesal. “Terus saja gombal, Tubi bahkan lupa sebentar lagi akan meninggalkanku.”

“Ragaku mungkin disana tapi hatiku ada disini.” Soobin menyentuh dada kiri Beomgyu, Beomgyu yang di perlakukan seperti itu tentu saja tersipu malu.

“Sudah ah ... aku mau pulang saja.”

Sweet Heart | SooGyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang