Nb: Masih dengan part KEANU yaa. Tarek napas dulu...
KEANU
Minggu ini aku dan tim satu Negaraku mendapatkan jatah pulang ke Indonesia selama empat hari untuk pelatihan.
Semua biaya dari transportasi sampai penginapan di akomodasikan oleh perusahaan kapal.
Nyaris tak bisa menghirup aroma liburan, kami menghabiskan waktu berhari-hari hanya di hotel untuk tidur, lalu kembali ke ballroom untuk memulai pelatihan.
Terutama aku yang justru semakin sibuk karena harus bertemu dengan beberapa pimpinan dari perusahaan lain untuk mempromosikan kapal pesiar kami.
Di hari ketiga, akhirnya aku bisa menghirup oksigen dengan nyaman setelah dua hari berturut-turut aku pulang larut malam terus akibat jadwal yang padat.
Malam ini aku memutuskan untuk menghabiskan waktu di luar hotel dan berancana ingin memberi Kahyang kejutan dengan kehadiranku. Aku tidak memberitahu Kahyang tentang kepulanganku ke Indonesia. Karena kedatanganku ke Indonesi bukan untuk liburan atau pulang kampung, tetapi untuk bekerja.
Stelanku biasa saja malam ini, hanya memakai kaus putih polos, celana pendek selutut berwarna cream dan sendal jepit.
Aku tidak sengaja bertemu Viara saat kami sama-sama menunggu lift.
"Hei...," sapaku hangat. Aku menatap penampilan Viara yang hanya mengenakan piyama dan sendal tidur berbentuk telinga panda.
Aku menyeringai geli.
"Ada yang salah Pak?" Viara menyilangkan kedua kakinya terlihat malu-malu.
"Kayak anak TK," jawabku singkat.
Viara menyampirkan sejumput rambutnya ke belakang telinga. Lalu pintu lift terbuka, kami masuk bersama.
"Mau ke lantai berapa?" Tanyaku sebelum menekan tombol.
"Bawah Pak."
"Mau cari makan?" Aku menekan tombol B untuk membawa kami ke lobby.
"Iya Pak, tapi bingung mau cari dimana. Perut udah keroncongan." Viara menyentuh perutnya.
"Coba di daerah senayan aja. Di sana banyak jual sate taichan. Dari sini dekat kok."
Viara mengerutkan dahi. "Dimana itu Pak?"
"Masa kamu nggak tahu Senayan, Vi?"
Viara cengengesan. "Dari lahir saya menetap di Makasar, Pak. Ini juga pertama kali saya ke Jakarta."
Aku mengangkat kedua alias, terkejut. Aku tidak terlalu mempertanyakan tempat tinggalnya saat bergabung di kapal. "Serius?"
"Iya Pak. Kenapa? Katrok banget ya Pak?"
"Hahah, enggak kok." Lalu pintu lift terbuka dan membawa kami ke lobby. "Mau ikut makan bareng saya?"
Viara terlihat kaget sebelum dia melangkah menjauh dariku. "Maksudnya Pak?"
"Kebetulan saya mau pergi makan malam, kalau kamu mau saya akan bawa kamu ke tempat makan favorit saya. Kamu suka pedes nggak?"
"Suka banget, Pak."
"Saya yakin kamu bakalan suka sama tempat ini."
"Tapi Pak...." Viara menunduk menatap penampilannya. "Saya ganti pakaian dulu ya."
"Udah, nggak masalah kok. Pake itu aja nggak apa-apa."
"Bapak nggak malu?"
"Kenapa saya harus malu? Memangnya saya udah ngelakuin hal jahat." Aku mengeluarkan kunci mobil dan menekan tombol remote. "Mobil saya di sana, yuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
TERBELAHNYA MUARA (segera terbit)
Romance(TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA) Katamu aku tempatmu bermuara. Telah lama kutunggu-tunggu, kapalmu tak pernah sampai padaku. Lalu muara mana yang sedang kau tuju saat ini? Katamu kapalmu tak akan pernah tenggelam, tapi mengapa tak pernah kulihat lagi...