KAHYANG
Jika Tuhan menyuruhku untuk membuat satu permintaan yang akan dikabulkan. Aku hanya mau satu, lupa ingatan dan membuka lembaran baru dengan ingatan baru lagi seperti lahir kembali di bumi.
Tetapi enggak bisa, Tuhan tetap ingin aku merasakan setiap inci kenangan tentang kami dulu. Betapa aku ingat senyuman yang merekah di wajah aku dan Keanu saat pertama kali Keanu memulai pekerjaan barunya sebagai human resources di kapal pesiar.
"Gimana penampilanku, Yang?" Keanu menatap bola mataku lekat-lekat yang sudah berdiri di hadapannya sambul merapikan jas yang baru kami beli tadi malam.
"Cakep," tuaiku penuh pujian. "Mirip artis."
Keanu tertawa geli. "Kamu mau nikah sama artis?"
Aku menggeleng tegas. "Aku kan udah punya kamu. Kamu udah kayak artis di hatiku."
"Bisa banget ya." Keanu mencubit hidungku. "Bikin kangen saja."
Aku masih ingat dengan senyuman terakhirku saat melepas Keanu bekerja jauh untuk yang pertama kalinya. Ada wajah bahagia, dan juga sedih.
"Kenapa, Yang?" Keanu mengerti dengan raut wajahku yang sudah berubah sendu.
"Bakal kangen sama keanehan kamu."
"Aku juga bakal kangen sama manjanya kamu." Keanu mencium kepalaku pelan.
Lalu pintu rumah kami terketuk. Ayah Keanu sudah tiba di depan pintu.
"Selamat pagi calon Bang Toyib." Ayah memberi hormat pada Keanu.
Aku dan Keanu tertawa. "Pagi senior Bang Toyib."
"Ha ha." Ayah menepuk pundak Keanu bangga. "Ayah udah yakin kalau kamu akan berhasil berdiri di puncak ini."
"Terima kasih doanya, Yah."
"Pokoknya kamu jangan pernah memikirkan keadaan kami di sini ya, Nu. Fokus saja pada tujuanmu, fokus saja pada pekerjaanmu. Karena saat di laut nanti, kau akan melupakan istri dan anakmu demi gelombang laut yang kau tempuh."
Aku termangu mendengar ucapan Ayah, seolah-olah laut lebih penting daripada anak dan istri di rumah.
Keanu hanya tersenyum seadanya saat melihat raut wajahku berubah. Dia memelukku yang terakhir kalinya sambil berbisik; "sejauh apapun kapalku berlayar, kamu sudah seperti ombak yang akan aku ikuti setiap alurnya. Aku nggak bakalan lupain kamu satu detik pun, Yang."
Aku ingin meneteskan air mata. Tapi aku tidak boleh kelihatan lemah di hadapan Keanu. Aku harus bisa meyakinkan Keanu kalau aku akan baik-baik saja meskipun jauh dari pengawasan dia. Mulai sekarang aku harus bisa hidup lebih mandiri.
****
KEANU
Akhirnya impianku untuk keliling dunia tercapai.
Yang terlintas dalam benakku saat pertama kali mendapat panggilan bekerja di salah satu kapal pesiar terbesar di Eropa adalah; salary.
Sebentar lagi, hanya sebentar lagi sayang, aku bisa membelikanmu pakaian mewah, mobil bagus, dan tinggal diperumahan elite. Anak-anak kita akan hidup bahagia dengan hasil kerja kerasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERBELAHNYA MUARA (segera terbit)
Romansa(TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA) Katamu aku tempatmu bermuara. Telah lama kutunggu-tunggu, kapalmu tak pernah sampai padaku. Lalu muara mana yang sedang kau tuju saat ini? Katamu kapalmu tak akan pernah tenggelam, tapi mengapa tak pernah kulihat lagi...