MUARA 21

10K 1K 155
                                    

Sebelumnya, aku mau ngucapin banyak beribu terima kasih. Menulis cerita ini, seperti lahir kembali di dunia perwattpad-an setelah sekian lama aku tidak menulis konten (romance) selain The Perfect Husband yang sempat booming. Yah, walaupun aku tahu kalau cerita ini tak akan sebooming Arasen karena prilaku Keanu yang brengsek.

Tapi aku tetap senang melihat antusias teman-teman sama cerita ini.

Mak love you semua muach!!!

KAHYANG

Menjalani hari-hari tanpa Keanu memang sedikit sulit. Di saat semua suami di dunia punya banyak waktu luang untuk anak dan istrinya, suamiku justru berbeda.

Aku hanya bisa berharap kalau Kenzie tidak lupa wajah Ayahnya. Nggak lucu sama sekali kalau Keanu pulang nanti, Kenzie malah menganggap Ayahnya sendiri sebagai penculik anak di bawah umur saat menggendongnya.

Untuk menghindari kejenuhan, aku banyak menghabiskan waktuku menjaga butik, membawa Kenzie bermain di taman, dan demo masak bersama tetanggaku Ayla.

"Apa gue cari kerja aja ya, Ay?" Aku lupa sudah berapa kali aku bertanya seperti ini pada Ayla sejak hampir satu jam kami menghabiskan waktu di dapur rumahku untuk memanggang kue.

"Astaga, Kay, lo nanya itu berkali-kali, dan lo belum ketemu jawabannya. Lo dilema banget ya?" Ayla melelehkan cokelat di kompor.

"Gue benar-benar jenuh melakukan aktifitas yang sama secara berulang-ulang setiap harinya," kataku sambil membuat adonan kue. "Gue bangun, pergi ke butik sampai siang hari, sore hari gue bawa Kenzie jalan-jalan, kadang kita bikin kue atau masak bareng, malam harinya gue nonton film, jaga Kenzie sampai tertidur, dan gue tidur. Besoknya gue ngelakuin hal yang sama." Aku melempar adonan ke meja. "Hidup gue sangat monoton kan?" Kutatap Ayla dengan nelangsa.

"Apa bedanya dengan gue, Ay? Kita sama-sama melakukan hal yang serupa setiap harinya. Bedanya lo punya butik, dan gue usaha catering."

"Tapi lo hampir setiap hari bisa berkomunikasi dengan suami lo. Teleponan, kirim chat via WhatsApp, dan Video call. Padahal suami kita sama-sama Bang Toyib. Tapi suami lo selalu berusaha mencari waktu agar kalian tetap saling berkomunikasi satu sama lain." Aku nyaris tidak mengontrol emosiku saat berbicara.

Ayla menghela napas. "Ay, suami kita memang sama-sama Bang Toyib. Tapi dari segi profesi saja sudah berbeda. Mungkin Arsen terbang dari satu tempat ke tempat lain dan punya koneksi jaringan yang banyak. Sedangkan Keanu? Dia melewati pulau sampai berhari-hari, bahkan berminggu-minggu diam di atas lautan tanpa ada jaringan untuk bisa berkomunikasi. Lo harus pahami suami lo sendiri, Kay."

Aku mendengus.

"Dari awal lo setuju kalau Keanu bekerja di lautan. Dan seharusnya dari awal lo juga tahu risiko yang harus lo hadapi menjadi istri seorang popeye."

Pikiranku jadi kacau balau. Selama beberapa tahun menjalani hidup sebagai Olive, aku tidak pernah merasa ada kendala sama sekali. Tapi mengapa akhir-akhir ini perasaanku tidak enak. Keanu jarang sekali mengirimku email, dan jarang menghubungiku kalau dia lagi ada di Kota. Bahkan aku tidak tahu kapan dia berada di Kota.

"Lo mikirin apa sih, Kay?" Ayla menegurku saat aku termenung lama. "Jangan mikirin hal aneh deh. Lo harus bisa positif thinking sama suami lo sendiri."

Duh, Ayla mungkin tidak akan mengerti apa yang sedang aku alami saat ini. Pikiranku semakin kacau ketika aku mendapat kiriman ponsel dan dompet Keanu dari salah seorang karyawan hotel di Jakarta Selatan beberapa waktu yang lalu.

TERBELAHNYA MUARA (segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang