MUARA 25

9.5K 1K 222
                                    

KAHYANG

Entah ada angin apa Keanu tiba-tiba bersikap romantis. Pagi hari Keanu sudah bangun demi buatkan aku sarapan. Aku tahu Keanu, dan dia paling nggak bisa bangun pagi. Yah, paling mentok itu jam 11 pagi.

Sarapan romantis maksudku adalah; Keanu memenghias meja makan layaknya restaurant. Lengkap dengan alas meja, piring dan gelas cantik, makanan ala-ala western, dan lilin.

"Nu, pagi-pagi kok hidupin lilin sih?" Komentar pertamaku setelah terkagum-kagum melihat keanehannya pagi ini.

"Biar romantis aja, Yang. Romantis itu kan identik dengan lilin," jawabnya dengan wajah polos.

Aku tertawa. "Kalau dinner mah nggak masalah. Ini sarapan loh, Nu. Masih pagi dan nggak perlu lilin. Kalau pake lilin begini mirip rumah makan padang yang takut makanannya di lalerin."

Aku meniup lilinnya hingga mati. Keanu tertawa.

"Iya juga yah...."

Nggak cuma itu, Keanu bersikap baik dan care padaku. Tumben-tumbenan dia lebih fokus dengan istrinya daripada ponselnya sendiri.

"Hari ini kamu mau jalan kemana?" Tanya dia saat kami sedang bersantai di ruang TV setelah selesai sarapan.

Aku mengangkat alis sambil menatapnya. "Kamu lagi nggak demam kan? Tumben banget nawarin."

"Loh, emangnya salah? Lagian aku udah nggak capek lagi kok. Aku juga pengin liburan selagi ada di sini bareng kamu, Yang."

Aku cengengesan geli. "Ini bukan hari anniversary kita kan, Nu? Aku juga lagi nggak ulangtahun hari ini."

Wajah Keanu berubah cemberut. "Kamu anggap niat aku ini aneh ya, Yang?"

"Hehehe, nggak gitu sayang." Kucubit pipi Keanu dengan gemas. "Kita jalan-jalannya nunggu Kenzie pulang aja ntar."

"Nggak masalah. Tapi mumpung lagi nggak ada Kenzie, kita habiskan waktu berdua dulu."

"Hmmm.... nge-mall aja gimana?"

"Boleh."

****

Akhirnya aku dan Keanu memutuskan untuk jalan-jalan ke mall. Kami menghabiskan waktu nonton film di bioskop, shopping, dan makan di restaurant.

"Aku ditawarin kerja lagi dengan bosku yang lama." Aku memulai percakapan saat kami sedang menyantap sushi di salah restaurant yang ada di mall.

Keanu menatapku serius.

"Aku cuma minta izin sama kamu. Kalau nggak boleh juga nggak apa-apa," lanjutku lagi takut Keanu akan marah.

Keanu tidak langsung menjawab, dia kembali menyantap makanannya. Hanya ada keheningan yang terjadi selama hampir lima belas menit.

Aku pun tetap fokus menyantap makanan tanpa menagih jawaban Keanu.

"Memangnya boutique kamu nggak jalan?" Akhirnya dia membuka suara setelah di menit ke tujuh belas.

"Jalan kok. Alhamdulillah usahaku lancar."

"Terus?"

"Ng... aku cuma bosan di rumah, Nu. Aku merasa kegiatanku itu-itu saja."

"Mengurus anak kamu anggap itu kegiatan yang membosankan?"

"Eh, bukan...." bantahku cepat. "Bukan itu maksudku."

"Terus?" Alis Keanu naik sebelah.

"Aku butuh aktivitas lain yang bikin aku sibuk selain mengurus anak. Aku janji tidak akan mengabaikan Kenzie."

TERBELAHNYA MUARA (segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang