Playlist; Dibalas dengan dusta - cover
KAHYANG
Aku yakin tidak ada suatu yang kebetulan kecuali Tuhan ingin memberi kita petunjuk dari kebetulan itu sendiri.
Aku tidak sengaja bertemu Risa di acara ulang tahun anaknya temanku, Nisa. Dan dunia begitu sempit, ternyata Risa adalah sepupunya Nisa.
"Kenzie mana, Kay?" Tanya Nisa saat melihat aku tidak menggandeng siapapun selain tasku sendiri.
"Masih di Bandung sama Oma-nya." Lalu kuulurkan kado untuk si ganteng Omi, anaknya Nisa yang paling kecil.
"Duh sayang banget ya, Kay. Padahal Kenzie bisa seru-seruan bareng Omi." Wajah Nisa cemberut.
"Next time yah aku bawa Kenzie ke rumah."
"Tapi makasih loh, kamu udah sempatkan waktu buat datang meski tanpa Kenzie."
"Nggak mungkin aku nggak datang selagi ada waktu, Nis."
Lalu kami berpelukan sambil cium pipi kanan dan pipi kiri. Mataku berserobok dengan mata Risa yang sejak tadi berdiri di belakang Nisa sambil tersenyum kepadaku. Nisa kemudian pamit undur diri untuk menyapa tamu yang lain, dan sekarang aku berhadapan langsung dengan Risa.
"Sendirian aja?" katanya dengan nada ramah. Aku tidak ingin berpikir negatif maksud dari tatapan ramah penuh arti tersebut.
"Kamu juga?" tanyaku balik basa-basi.
"Yah, mau gimana lagi. Masih belum punya pasangan," katanya dengan lelucon receh.
Aku hanya menyeringai geli. Rasa hati ingin sekali bertanya banyak hal tentang Keanu, tapi mulutku sulit sekali untuk mengeluarkan sepatah kata. Aku takut jawaban-jawaban yang akan ia lontarkan bisa menyakiti hatiku.
"Gue ambil makan dulu ya, Kay. Laper banget nih..." dia menggosok-gosok perutnya dan berbalik badan.
"Ris, tunggu..." aku menarik napas sejenak. Dalam hati mematut seolah memberi semangat agar mulutku segera berbicara untuk menanyakan banyak tentang Keanu pada Risa.
Selama ini aku selalu berpikir kalau Risa yang telah merebut suamiku, tapi semakin hari aku semakin yakin bahwa ada orang lain selain Risa.
"Kenapa, Kay?" Risa kembali berhadapan denganku.
"Boleh aku nanya satu hal?"
Risa mengangkat bahu. "Kenapa enggak."
"Tentang perempuan bernama Viara itu—" jeda sejenak. "Siapa perempuan itu?"
Risa melihat ke sekelilingnya. "Kita bicara di luar aja gimana?"
Aku mengangguk dan mengikuti kemana Risa pergi. Lalu kami duduk di kursi depan cafe tempat acara berlangsung.
"Dia waitress di kapal pesiar kami," kata Risa langsung.
"Yah, aku tahu itu. Kamu pernah bilang waktu kita bertemu kemarin." Jeda sejenak. "Maksudku... apa benar perempuan itu ke Makasar bareng Keanu?"
"Ng..." Risa memutar bola matanya. "Aku nggak bilang begitu. Tapi Viara memang asli dari Makasar, dan kemarin sempat heboh di grup WhatsApp kalau Ayah Viara masuk rumah sakit." Jeda, "kemungkinan Keanu berkunjung ke Makasar ingin melihat kondisi Ayah Viara."
Aku mengerutkan dahi. "Keanu ada urusan kerja."
Risa tertawa renyah. "Ayolah Kay, gue dan Keanu itu satu posisi. Kita sama-sama kerja di satu office kapal pesiar, dan setiap kerjaan yang masuk selalu muncul juga di grup WhatsApp gue. Dan grup WhatsApp gue anteng-anteng aja kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
TERBELAHNYA MUARA (segera terbit)
Romance(TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA) Katamu aku tempatmu bermuara. Telah lama kutunggu-tunggu, kapalmu tak pernah sampai padaku. Lalu muara mana yang sedang kau tuju saat ini? Katamu kapalmu tak akan pernah tenggelam, tapi mengapa tak pernah kulihat lagi...