Ps: baca sambil dengerin lagu Photograph versi covernya si Boyce Avenue dan Bea Miller, bikin mewek sendiri🥺
Are you ready?
Tarek napas dulu...
Jangan tarek becak....
Siapin tisyu...
Selamat membaca part paling menyakitkan🥺
KEANU
Viara menghubungiku.
Dia bilang, kalau dia sudah menunggu di rumahku.
Brengsek.
Dari mana dia tahu alamat rumahku? Kali ini aku beruntung karena membawa Kahyang pergi jauh dari rumah. Aku beruntung karena Kahyang tidak ada di rumah.
Mobilku berhenti di halaman depan rumah. Kulihat Viara sudah berdiri di depan teras rumahku. Aku segera keluar dari mobil dan menghampirinya.
"Vi, apa yang kamu lakukan di sini?"
Viara menatapku dengan matanya yang berkaca-kaca. Wajahnya terlihat kusam dan lesu, tubuhnya semakin kurus.
"Aku ingin bicara," katanya singkat dengan suara nada yang bergetar.
Aku melihat ke kiri dan kanan, berbicara di sini bukan pilihan terbaik.
"Kita bicara di dalam." Aku segera membuka pintu rumah dan menarik Viara masuk. "Dari mana kamu bisa tahu rumahku?" Tanyaku setelah pintu rumah kututup rapat.
"Mba Risa," jawabnya takut.
Sialan. Sejak dulu Risa selalu ingin menghancurkan rumah tanggaku. Dan akibat ulahnya, semua jadi hancur berantakan.
"Aku ingin minta penjelasan, kenapa Mas bohongi aku," ujar Viara lagi dengan nadanya yang lembut dan mata berkaca-kaca.
Aku menarik napas dalam-dalam sambil menyentuh kedua pundaknya dengan pelan. "Aku nggak pernah bohongi kamu, Vi."
Viara menyeringai hambar. Matanya melirik ke arah sekitar dan melihat foto-foto aku dan Kahyang yang terpajang di dinding. "Apa semua ini belum cukup membuktikan kalau kamu sudah membohongi aku?"
"Vi...." aku memelas.
"Kenapa Mas tega?" Sejauh ini suara Viara masih terdengar pelan. Aku yakin Viara sedang mengontrol emosinya sebaik mungkin agar tidak meledak-ledak . "Selama ini aku mempercayai kamu, Mas."
"Aku ingin menjelaskan kepada kamu, tapi ponselmu nggak aktif," ujarku.
Viara kembali tertawa hambar dan menyingkirkan tanganku dari pundaknya. Ia mundur, "untuk menjelaskan apa lagi, Mas? Menjelaskan kalau sebenarnya kamu sudah menikah? Dan menjelaskan kalau selama ini kamu cuma manfaatin aku? Manfaatin tubuhku?" Jeda sejenak, dia menatap mataku lekat-lekat. "Apa untungnya buatmu?"
"Vi.... Kamu salah paham."
"Salah paham gimana, Mas? Semuanya udah jelas. Kamu nggak pernah bilang kalau sebenarnya kamu sudah menikah."
"Karena kamu nggak pernah berta nya, Vi." Intonasi suaraku tak sengaja meninggi.
"Apa kamu bilang?"
Aku menundukkan kepala.
"Kamu lupa kalau dulu aku pernah bertanya, apakah kamu sudah menikah atau belum?" Viara kembali berbicara. "Dan kamu nggak menjawab pertanyaanku, kamu cuma suruh aku nebak apa kamu sudah menikah atau belum."
"Dan kamu sendiri yang menebak kalau aku belum menikah kan? Kamu nggak pernah bertanya dengan detail."
Viara menatapku tak percaya sampai menggelengkan kepalanya takjub. "Sudah gila ya kamu, Mas?" Jeda sejenak. "Kamu hancurin hati aku dengan tebak-tebakan bodoh kamu itu? Kamu ambil alih tubuhku, dan kamu nikmati semuanya. Dan sekarang dengan seenaknya kamu ninggalin aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TERBELAHNYA MUARA (segera terbit)
Romance(TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA) Katamu aku tempatmu bermuara. Telah lama kutunggu-tunggu, kapalmu tak pernah sampai padaku. Lalu muara mana yang sedang kau tuju saat ini? Katamu kapalmu tak akan pernah tenggelam, tapi mengapa tak pernah kulihat lagi...