MUARA 2

20.5K 1.8K 28
                                    

KEANU

Kalau lihat sepasang remaja berpakaian seragam putih abu-abu sedang duduk berdua di tepi pantai, jadi ingat kita dulu ya, Yang.

Pertama kali aku ketemu kamu waktu liburan sekolah dan aku main ke tempat Oma. Oma memintaku untuk ikut karate biar aku bisa melindungi diriku sendiri dan juga Oma dari orang-orang jahat sampai akhirnya aku sendiri diangkat jadi pelatih.

Hari itu, ada seorang perempuan berwajah putih mulus dan terlihat anggun memakai baju karate dengan sabuk putih. Perempuan itu berhasil mencuri perhatianku saat itu.

"Kahyang," katamu memperkenalkan diri sambil membungkukkan badan. "Mohon bimbingannya Sensei."

Diantara semua murid-muridku, perkembangan kamu yang terlihat sangat pesat. Kamu nyaris membuatku K.O, dan mampu menghancurkan beberapa kayu dengan kakimu yang mulus  diiringi dengan teriakan.

Kamu menggemaskan sekali ya, Yang. Sejak itu aku memutuskan untuk tinggal di rumah Oma. Selain lebih dapat perhatian dari Oma, aku bisa lebih dekat dengan kamu.

"Kenapa kamu lembih milih karate? Padahal perempuan kayak kamu ini lebih cocok kursus masak, jahit, atau yang kecewek-an lainnya." Itu hari pertama aku berani ngajak Kahyang jalan. Walau hanya makan bakso di pinggir jalan, tapi Kahyang tidak pernah mempermasalahkan hal itu.

"Kecewekan?" Kamu tertawa.  "Ngapain? Kan aku jago masak," kata Kahyang percaya diri.

"Masa sih? Mau dong cicipi masakan kamu."

"Berani datang ke rumah?" tantang Kahyang. Aku langsung tersedak kuah bakso.

***

KAHYANG

            Pertama kali kenal Keanu.

Dia sensei terkeren, benar-benar baik dan penuh kesabaran saat ngajarin aku teknik-teknik karate. Sekarang aku sudah bisa hancurin kayu, batu bata, gabus tebal, hanya hati orang saja yang tidak bisa aku hancurin.

            Tapi kalau Keanu, dia bisa menghancurkan segalanya. Termasuk kepercayaan seseorang yang sudah tulus sayang dengan dia.

            Sejak dulu Keanu tinggal bersama Omanya. Rumah dan sekolah kami itu berdekatan. Semenjak menjadi sensei di tempatku kursus karate, hubungan aku dan Keanu semakin akrab. Bahkan hampir setiap hari dia menjemputku di sekolah. Dan hampir setiap hari juga aku main ke rumah Omanya.

            Dari kecil Keanu memang jarang mendapatkan perhatian dari orangtuanya, karena kedua orangtua Keanu super sibuk. Termasuk ayahnya yang menjadi seorang pelaut dan jarang pulang. Bahkan hampir tidak pernah. 

            "Kay, udah dengar kabar belum kalau SMA sebelah pada tawuran." Kata Rini membuat pikiranku langsung teralihkan tentang Keanu.

            Di sekolahku ataupun sekolahnya dia, Keanu terkenal sebagai laki-laki paling bandel. Sering bikin onar dan suka tawuran. Mungkin ini sudah SMA kesekiannya setelah Keanu tidak pernah lulus SMA. Tapi Rini bilang, dia tahu dari sepupunya yang pernah satu sekolahan dengan Keanu, Keanu itu sebenarnya pintar dan jago matematika.

            "Keanu ikut?" tebakku.

            Dan Rini mengangguk. "Iya Keanu ikutan."

            "Ih, dia bohong. Katanya bakalan berubah."

            "Keanu dan teman-teman lainnya masih nongkrong di kantin Pak Somat." Kantin Pak Somat posisinya ada di luar sekolah, berada di antara sekolaku dan juga sekolahnya Keanu.

TERBELAHNYA MUARA (segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang