MUARA 9

8.7K 1K 40
                                    

NB: Gambar-gambar pemeran di sini hanya ilustrasi ya anak-anakku. Jd jangan baperrr😋😋

KAHYANG

Sudah tiga bulan berlalu sejak Keanu memutuskan untuk menjadi Bang Toyib. Hubungan kami berdua masih baik-baik saja meskipun semua teman-temanku memintaku untuk was-was karena pekerjaan Keanu akan membuat semua wanita makan hati.

"Dan lo percaya gitu aja sama laki lo, Kay?" Begitu kata Pamela, salah satu rekan kerjaku yang paling hebat memprovokasi teman-teman yang lain.

"Sori ya, Kay, gue bukannya mau ikut-ikutan Pamela buat jadi miss provokator. Tapi belajar dari pengalaman sepupu gue yang punya suami pelaut. Yah, you know lah, tau-tau suaminya udah nikah lagi sama yang laen," ujar Saras dengan mata berkobar.

"Lagian hari gini mana ada sih pelaut yang setia?" sambung Dira.

Telingaku seperti terbakar mendengar ocehan-ocehan buruk mereka tentang profesi suamiku.

"Gue percaya sama suami gue sendiri," kataku mantap. Mereka bertiga langsung menghela napas berat. "Gue lebih tahu suami gue, udah bertahun-tahun kita hidup bersama. Gue percaya kalau Keanu pasti akan menjaga kepercayaan gue juga."

"Yah, semoga aja Keanu bisa dihandalkan dan dipercaya." Saras menyeruput pelan minumannya. "Kalau gue perhatikan dari wajahnya, Keanu memang laki-laki baik, sih."

"Ngomong-ngomong, Keanu bakalan pulang nggak waktu elo lahiran?" tanya Dira penasaran.

"Kayaknya nggak bisa deh." Aku menunduk murung. Sedetik kemudian kembali mengangkat kepala dan menatap teman-temanku dengan tenang. Aku nggak boleh sedih, aku nggak boleh kecewa dengan keadaan. "Masa kontrak pertama Keanu akan habis di akhir tahun."

"Huh, sedih banget yaa pas lahiran nggak didampingi suami," gerutu Pamela.

"Makanya lo nikah buruan biar bisa ngerasain kayak kita-kita," sindir Saras dan mereka tertawa meledek.

"Lagi nunggu dilamar Ray nih." Pamela melirik sekilas sosok Ray yang tiba-tiba saja muncul di cafe belakang kantor dengan pakaian super rapi dan menawan seperti biasanya.

Ray melangkah mendekat saat melihat gerombolan kami sedang duduk di sudut cafe.

"Hai, lagi pada seru-seruan ya?" Ray laki-laki paling ramah di kantor. Wajar kalau peminatnya banyak, bahkan pegawai dari Bank cabang lain juga suka pura-pura mampir ke bank kami dengan banyak alasan yang tidak masuk akal. Padahal mereka hanya melihat Ray bekerja.

"Eh, Ray, sini duduk bareng kami. Udah makan belum?" Tanya Saras sok asik, nyatanya dia udah punya anak dua.

"Ini baru mau pesan makanan," jawab Ray lembut tapi tetap menarik kursi dan ikut bergabung bersama. Lalu matanya menatapku berhubung duduk kami bersebelahan. Tatapannya terasa begitu dekat. "Kamu sudah makan?"

Yang lain langsung bersorak. "Cieee, Kahyang mulu yang ditanyain."

Kecuali Pamela yang tampak sewot.

"Soalnya kasian ada dedek di dalam perut." Ray menunjuk perutku yang buncit.

"Nih perut pamela juga buncit. Tapi isinya anak cacing semua." Semua tertawa meledek.

"Duh, apa sih kalian."

"Yaudah yuk, kita cabut aja." Aku melirik jam di pergelangan, waktu sudah sore. walaupun Keanu tidak ada di rumah, Keanu selalu mengingatkanku untuk tidak pulang terlalu lama jika semua pekerjaan telah selesai.

"Kita dulua ya, Ray. Bye..." si tante-tante gatel minta ditabok wajahnya saat melambai centil ke arah Ray, tanpa terkecuali Pamela yang kabarnya sudah tergila-gila menyukai Ray sejak pertama kali laki-laki itu masuk bekerja.

TERBELAHNYA MUARA (segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang