Setiap hari Rabu, Yohan dan Hana sengaja mengosongkan jadwal kuliah mereka. Jadilah saat ini mereka sedang berada di sanggar latihan taekwondo yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah mereka.
Sebenarnya hanya Yohan yang mengajar anak-anak taekwondo. Yohan mengajar penuh di hari Rabu dan Minggu, dan hanya sore hari di hari lain. Hana hanya mengamati sambil sesekali membantu Yohan saat sedang kewalahan.
Hana sengaja memilih untuk mengosongkan hari Rabu, mengikuti Yohan. Ia selalu ikut ke sanggar. Melihat anak-anak berlatih membuatnya senang, entah mengapa ia merasa familiar dengan pemandangan seperti ini.
"Eh, Hana," tiba-tiba seseorang menghampirinya kemudian duduk di sampingnya.
"Eh, halo, kak Hangyul," sapa Hana kepada Hangyul, agak kikuk.
Berbeda dengan Yohan yang memilih untuk menjadi pelatih, Hangyul berstatus sebagai atlet dewasa di sanggar ini. Prestasinya pun tidak kalah dengan apa yang Yohan raih.
"Gimana kuliah lo?" tanya Hangyul, sedikit berbasa-basi.
"Ga gimana gimana si kak, palingan yang menarik cuma waktu nimbrung bareng Yunseong sama Yena," Hana menjawab jujur, karena emang kuliahnya b aja. Lebih seru julid katanya.
"Lah ini anak masih suka aja gosipin orang. Gosipin gue pernah ga nih?" goda Hangyul.
"Eleh ngapain gosipin kakak, apanya yang mau digosipin coba," jawab Hana sembarang.
"Lo ga tau ya kalo-..." ucapan Hangyul terhenti saat Yohan tiba-tiba menarik lengan Hana.
"Bukannya bantuin gue malah berduaan aja lo dasar," Yohan melirik Hangyul dengan gelagat aneh, membawa Hana menjauh dari bangku dan menuju ruang pelatih.
"Kak Yohan ngapain sih woy?!" ucap Hana kesal saat Yohan melepaskan tangannya kasar.
"Udah berapa kali gue bilang gausah deket-deket sama Hangyul?" Yohan berkata dengan nada datar, sangat datar. Kalau udah begini, Hana jadi takut.
Yohan jarang marah, dan sekarang ini dia sedang dalam fase menuju marah.
"Yee ya mana gue tau kalo kak Hangyul tiba-tiba duduk di sebelah gue,"
"Yaudah lo ngejauh kek, diem kek, ga usah ditanggepin bisa ga?" kata Yohan sambil memainkan bolpoin, menghindari bertatapan dengan Hana.
"Ada orang nyapa, nanya, masa gue mau diem aja, kak?" elak Hana.
"Ya kalo itu si Hangyul, langsung pergi ae lah lo dek, udah berapa kali sih gue bilangin?"
"Kak Yohan kenapa sih sensi amat sama kak Hangyul? Masa kakak yang ga suka, gue yang harus ngejauh? Kalo marah sama dia marahin aja sana sendiri, ga usah dilampiasin ke gue gini!" Hana emosi sekarang, tidak paham dengan perilaku Yohan.
Yohan mengusap wajahnya kasar. Telinganya memerah.
"Pokoknya gue ga suka," ucap Yohan cepat.
"Ya ini hidup gue napa lo yang ribet sih kak?! Emang gue harus selalu ngikuti-.."
Ctak!
"HANGYUL SUKA SAMA LO, LO SADAR GA SIH?!" Yohan membanting bolpoinnya ke meja, membuat Hana terdiam.
Lalu kenapa kalau Hangyul menyukai Hana?
"YA TERUS APA YANG SALAH? LO TUH YA MASALAH SEPELE AJA DIGEDE-GEDEIN GINI. HERAN GUE KAK!" Hana hampir menangis. Ia terkejut dengan reaksi kakaknya yang berlebihan itu. Ia memang tidak menyangka jika Hangyul menyukainya, namun ia lebih tidak habis pikir dengan Yohan.
Yohan menarik napas dalam, merasa bersalah telah membentak Hana.
"Dia yang bikin lo begini, dek," kata Yohan lirih.
Hana bungkam sejenak, mencerna kalimat Yohan. "M.. Maksud kakak?"
"Gue tau lo ngerasa familiar sama tempat ini walaupun lo ga pernah belajar taekwondo, kan? Makanya lo selalu maksa ikut gue ke sini setiap Rabu," tanya Yohan. Raut mukanya kini melunak.
Hana hanya bisa mengangguk.
"Itu karena lo sebenernya pernah. Lo pernah latihan di sini,"
Hana mengernyit, tidak tahu maksud kakaknya itu.
"Dulu, dulu banget. Sebelum lo kehilangan memori lo. Sebelum kecelakaan itu. Dan, itu gara-gara Hangyul," jelas Yohan pelan, takut jika Hana terlalu terkejut.
Namun Hana justru mengernyit dalam. Tangannya memegang pelipisnya erat.
"Dek?! Lo gapapa?!" Yohan panik melihat Hana yang terlihat kesakitan.
Jangan paksakan dia untuk mengingat sesuatu yang terjadi dahulu.
Yohan terbelalak, teringat kata-kata itu. Ia buru-buru menenangkan Hana.
Ia menyesal. Kekesalannya pada Hangyul membuatnya hilang kendali dan berakhir seperti ini.
"Aduh dek, udah ya ga usah dipikirin. Maaf tadi kakak kelewat marah, harusnya kakak ga ngelakuin ini. Udah lupain aja yang kakak omongin tadi," Yohan segera mengambil air putih hangat yang tersedia di ruangan itu, meminumkannya pada Hana.
"Udah yuk, kita pulang aja. Maafin kakak, ya dek,"
Mungkin nanti, pelan-pelan Yohan akan membuat Hana mengerti.
***
yohaan_
❤ liked by yenaaa and 3.509 others
yohaan_ Maaf ya dek.
view all comments
yenaaa Hehehe iya bwankseungwoo_uwu Wayolooo ngapain lo
yunseongii Hana knp?
yohanloveu Astagaaa gantenknya calon suami aq ><
haters.com @.yohanloveu Alay ajg najis
mashangyul Lo apain woy jangan macem macem!
yohaan_ @.mashangyul Brisik bgst
heyohanaa G terima maaf gratisan
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Yohan
Fanfic"Kak, gendong!" -Yohana "Yaelah ini dugong, udah gede masih gatau diri," -Yohan Hanya kisah keseharian absurd Yohan dan adiknya. Hingga hari itu datang mengubah segalanya. Highest rank : #1 - Yunseong #4 - Siblings #5 - Yena #10 - Izone #12 - Yohan