Sweet Toxicity

1.1K 121 4
                                    


Sepulang dari festival, Hana langsung ngacir ke kamar kosong sebelah, niatnya mau nyapu nyapu dan beberes dulu selagi nungguin Yohan pulang buat bantu pindahan.

Hana pulang dari festival sekitar jam 2 siang dan udah kelar beres-beres calon kamar barunya sekaligus rumah yang sebelumnya kaya kapal pecah itu. Tapi, sekarang udah jam 5 sore dan belum ada tanda-tanda kepulangan dari Yohan.

Akhirnya Hana inisiatif ngewasap Yena.

"Apaan sih ga lucu," kata Hana sambil nahan ketawa waktu baca balesan Yena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apaan sih ga lucu," kata Hana sambil nahan ketawa waktu baca balesan Yena. Padahal dia biasanya bisa ngakak guling-guling kalo denger bercandaan Yena, tapi kali ini moodnya lagi ga baik.

Yena bener. Selang 5 menit, Yohan pulang dan bawa dua buah kresek gede di kedua tangannya.

"Udah bersih rumahnya. Thanks to me," kata Hana yang lagi goleran di ruang tengah sambil nonton tv.

"Wah gila, sabi nih jadi calon istri,"

Astaga dragon Yohan.

Hana langsung melotot. "Dasar buaya! Baru aja kencan sama Yena, sekarang gombal-gombalin gue. Najis,"

"Etdah siapa yang kencan hah siapa?" Yohan ngegas karena ga terima dicap buaya. Padahal kan dia cuma bercanda.

"Cowok sama cewek berduaan dari pagi sampe sore, beli ini-itu, sampe upload foto namanya apa kalo ga kencan? Ngaji?" jawab Hana sewot.

"Lah apa kabar lo sama Buyung? Apa kalo bukan kencan? Berkebun?" balas Yohan ga kalah sewot.

"Ih kok bawa-bawa kak Buyung?! Ya beda lah, jalan-jalan doang, gue sama dia ga ada apa-apa," elak Hana.

"Kan. Emang bener kata orang-orang. Lo tuh egois," Yohan ngelemparin kunci motor di tangannya ke sofa.

"Apa deh?"

"Lo jalan sama Buyung, gue jalan sama Yena. Lo bilang ga ada apa-apa sama Buyung, gue juga bilang ga ada apa-apa sama Yena. Adil, kan?"

Ruangan itu hening.

"Gue percaya lo sama Buyung ga ada apa-apa. Toh kalo kalian pacaran ya silakan, gue ga ngelarang."

"Tapi kenapa lo sebegitu ga percayanya sama gue dan Yena? Bahkan dari cara lo bertindak dan bales chat, seakan-akan lo tuh orang yang paling tersakiti di sini hm?"

Yohan masuk ke kamar, sedangkan Hana masih di ruang tengah. Kaya ada sesuatu yang nancep tepat di hati Hana. Perkataan Yohan.

Bener ya dia seegois itu?

"Gue tau lo emang korban dari semua masalah ini," Yohan tiba-tiba keluar kamar sambil bawa kresek besar.

Kak YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang