"Kak, gendong!" -Yohana
"Yaelah ini dugong, udah gede masih gatau diri," -Yohan
Hanya kisah keseharian absurd Yohan dan adiknya.
Hingga hari itu datang mengubah segalanya.
Highest rank :
#1 - Yunseong
#4 - Siblings
#5 - Yena
#10 - Izone
#12 - Yohan
"Mbak plis kalo mau ngode ga gini juga:(" sepusing-pusingnya Yohan, jiwa humornya tetep eksis.
Pak Dongwook coba ngintip kertasnya, tapi ga dibolehin sama Yohan.
"Surat cinta?" selidik Pak Dongwook.
"Bukan lah Pak wkwkwk,"
"Kalian ada hubungan apa memangnya?" Pak Dongwook kepo macam admin lamve turah.
"Ga ada Pak, serius. Saya aja baru kenal dia kemaren lusa, untuk pertama kalinya. Bahkan namanya aja baru tau sekarang gara-gara dikasih tau Bapak,"
"Hmm, sepertinya kalian adalah sepasang kekasih di kehidupan sebelumnya,"
"Apa sih pak cringe banget anjir,"
"Apa?"
"E-eh maaf Pak saya keceplosan sumpah," Yohan buru-buru sungkem ke Pak Dongwook, minta ampun. Takut dia dijorokin ke jurang beneran.
"Hadeh, ya sudah. Saya ada rapat setelah ini. Saya pergi dulu, ya. Kalau perlu bantuan nanti hubungi saja," Pak Dongwook berdiri terus jalan keluar ruangan.
"Iya, Pak," jawab Yohan, masih liatin huruf-huruf itu.
"Eh bentar," kata Yohan.
Dia kan kesini nebeng Pak Dongwook.
"LAH PAK TERUS SAYA GIMANA?!" innalillahi ini anak ga inget tempat dan situasi sumpah. Ya Yohan si berharap kalo keributannya bisa bikin Jisoo bangun. Tapi ga ngefek.
"Sssttt,"
"Hehe maap Pak,"
"Oh iya saya lupa hahaha. Ayo. Nanti kita bahas lagi masalah ini,"
Yohan berdiri, terus jalan ke pintu ruangan. Dia sempet noleh ke arah ranjang, tempat Jisoo berbaring tidak berdaya.
"Get well very soon, Mba:)"
***
[Yohan POV]
Gue langsung gasin motor gue begitu turun dari mobil Pak Dongwook. Kertas dari mba Jisoo masih gue pegang sambil nyetir. Gue lupaan soalnya, mana itu angka udah kaya rumus ada minus-minusnya pulak.
Gue ga tau harus kemana. Sepanjang jalan, otak gue masih mencerna apa yang terjadi.
Ini apaan sih anjir drama banget.
Mba Jisoo tuh kenapa sih? Perasaan pas di ind*maret dia sehat wal afiat tanpa ada halangan suatu apapun. Dia ceria, humble, akrab banget sama gue, padahal baru pertama ketemu.
Dan sekarang? Gue ga tega liatnya. Dia rapuh banget. Koma. Setiba-tiba itu.
Mba Jisoo tuh siapa sih? Kok nyebut-nyebut nama gue? Yakin mba, gue dari tadi doain lo biar cepet sadar. Dengan begitu kemungkinan lo selamat makin gede, terus gue juga bakal tau yang sebenernya.
Entah udah berapa lama gue ngendarain motor dengan otak buntu dan buta tujuan. Kesana kesini nyari wangsit ga ketemu juga. Terus gue baru inget.
"Ya robbi, ada hape buat apaan maleen," lah iya ya, kenapa gue ga ngetik aja itu nomer ke mbah gugel, mbah dari segala permbahan di dunia ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.