Menikahimu : Raffi Ahmad & Nagita Slavina.
▶🌻🌻◀Suara langkah kaki di jarak sekitar radius sangat dekat dengan perempuan cantik yang tengah duduk di hadapan cermin terdengar jelas di kedua gendang telinganya. Beberapa orang sibuk dengan kegiatannya masing - masing sama seperti (Namakamu) Denaya, dia sedang menghadap kearah cermin dengan mata tertutup seraya di polesi beberapa produk make up oleh ahli'nya. Sudah sekitar dua jam lebih (Namakamu) memejamkan matanya dan membuka ketika tata rias meminta'nya untuk membuka mata.
Kebaya panjang berwarna gading sudah menempel di tubuhnya yang mungil itu. Terkesan mewah karena beberapa hiasan yang tertempel di kebaya tersebut seperti manik - manik, payet, dan hiasan bunga tiga dimensi yang membuat (Namakamu) tampak anggun. Kebaya itu juga dibuat dengan potongan panjang berekor. Dia berdiri dikala tata rias menyuruh hari ini dia terlihat sangat cantik dan manis.
"Foto dulu ya kak (Namakamu). Pakai testy," kata penata wajah diiringi kekehannya.
"Makasih loh, kak."
"Sama - sama kak (Namakamu). Selamat ya, semoga prosesi akad nikahnya lancar dan cepet di berikan momongan."
"Amin, makasih banyak, kak."
(Namakamu) tersenyum manis saat kamera kecil milik penata wajah itu mengarah kearahnya.
"(Namakamu), ayo turun kebawah. Iqbaal udah dateng," ujar Mama Elga kepada putrinya sembari mengusap punggung anaknya sayang.
"Iya, ma."
Mama Elga menuntun (Namakamu) keluar dari ruangan itu kemudian bertemu dengan Papa dan Dilo, adiknya di depan ruangan itu, tidak lupa sahabatnya juga berada di sana.
"Dilo, tuntun kak (Namakamu) ketemu calon suami'nya." Suruh Mama Elga kepada anak bungsunya. "Mama, Papa, dan teman yang lain ikut dari belakang."
Dilo melangkah menghampiri (Namakamu), sedikit membenarkan penutup kepalanya yang sedikit bergeser ke samping. Kemudian memberikan kakaknya satu bucket bunga yang sudah dia persiapkan sejak tadi dan mengangkat tangannya supaya (Namakamu) bisa mengaitkannya disana.
"Sayang Dilo, jelek." Ledek (Namakamu) sembari tersenyum kecil.
Dilo tidak menggubris sama sekali.
Satu persatu anak tangga berhasil dituruni oleh keduanya. Lalu menuju ke arah depan karena prosesi'nya memang outdoor.
Jantungnya berdetak hebat saat manik mata coklatnya bertemu dengan pemilik mata berwarna hitam di ujung sana. Sudut bibirnya ditarik keatas menampilkan sebuah senyuma manis saat calon suami'nya mendekat menjemput dirinya. (Namakamu) tidak bisa mengatakan apapun lagi selain semoga berjalan lancar.
Iqbaal, lelaki itu sudah berdiri tepat dihadapan (Namakamu). Raga (Namakamu) lebih tinggi dari Iqbaal karena dibatasi satu anak tangga didepannya. Iqbaal mengulurkan tangan kanannya meraih tangan (Namakamu) untuk melangkah dan berdiri disampingnya.
"Kamu cantik," bisik Iqbaal membuat perempuan disampingnya tersenyum manis kearahnya. "Makasih."
Iqbaal dan (Namakamu) berjalan ditengah antara undangan yang hadir. (Namakamu) mengaitkan tangannya pada lengan kiri Iqbaal, jantungnya masih begoyang tak karuan, rasa gugup kembali menyerangnya.
Iqbaal berjalan dengan senyum manisnya, terkadang melirik kearah undangan yang sedang berbisik-bisik mengucapkan selamat dan ada juga merekam dan mengabadika momen dirinya bersama orang yang dia cinta dan saat ini sedang berjalan beriringan di sebelahnya. Iqbaal menggunakan busana berwarna putih sangat serasi dengan gaun berwarna senada yang digunakan oleh (Namakamu).
(Namakamu) dan Iqbaal duduk dihadapan penghulu, papa (Namakamu) dan ayah Iqbaal dihadapannya.
"Siap nak Iqbaal?" tanya Papa (Namakamu) yang sudah memegang mikropon dipandu oleh bapak penghulu di sebelahnya. Iqbaal menarik nafasnya dalam kemudian menoleh kearah (Namakamu) sembari tersenyum manis.
(Namakamu) membalas senyuman manis Iqbaal sembari menganggukkan kepalanya pelan.
"Siap, pa." Jawab Iqbaal sesantai mungkin---mencoba melawan rasa gugup yang menyerang dirinya.
Kain berwarna putih menutupi puncak kepala (Namakamu) saat maid membawakannya dan menggunakannya dari belakang begitupun Iqbaal.
Papa Arga mengulurkan tangannya kearah Iqbaal, calon menantunya. Kemudian perlahan demi perlahan mulai mengucapkan bait perbait yang sudah di catat dalam kertas lempiran dan di pandu oleh penghulu.
"Saya terima, nikah dan kawinnya, (Namakamu) Denaya binti Arga Putra Denaya, dengan mas kawin delapan ratus gram logam mulia di bayar tunai!" ucap Iqbaal lancar membuat (Namakamu) tersenyum manis. Kini mereka sudah sah menjadi sepasang suami istri.
Di kursi tempat undangan duduk, Mama Elga menepuk tissu kering ke arah matanya. Dia menangis haru, bukan karena tidak menyetujui akan prosesi akad nikah kali ini hanya saja dia menangis karena sebentar lagi anak sulungnya akan segera pergi meninggalkan dirinya dan tinggal bersama sang suami.
Iqbaal mulai meraih tangan kanan (Namakamu) dan memasukkan cincin emas di jari manis. Tidak lupa memberikan kecupan manis dan sayang di punggung tangan kanan (Namakamu) kemudian beralih kepada keningnya.
(Namakamu) menatap haru Iqbaal. Kemudian melakulan hal yang sama seperti apa yang Iqbaal lakukan, satu detik kemudian berhamburan memeluk tubuh berisi Iqbaal.
"Love you," bisik Iqbaal.
"Love you too," balas (Namakamu).
Dan dilanjutkan dari beberapa sambutan oleh kedua orang tua pengantin dan dari Dilo dan juga dari Kakak iqbaal.
**
I'm so sorry.
Maybe, aku revisi cerita ini karena menurut aku ada di alog yang terlalu gaje dan dramastis. Alurnya masih sama cuma mengubah sedikit kalimat yang berbeda.
I Know, walaupun udah di revisi beberapa kali pun pasti bakalan ada beberapa kata yang typo dan itu tidak hanya satu kata mungkin lebih. Jadi mohon di maafkan 🙏
Enjoy ya, guys. Sama cerita acak adul ini dan semoga kalian juga suka cerita lain dari aku.
So, selalu aku mengingatkan untuk jangan lupa meninggalkan jejak sebelum membaca cerita.
Jangan lupa untuk add cerita ini di perpustakaan kalian dan juga reading list kalian.
Thankyou.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY GOALS✅
Fanfiction[LENGKAP] 'Family is the most beautiful thing we have. Read my story, don't forget to leave a trace.' Perhatian - perhatian. For your information : DILARANG KERAS MENULIS ULANG!