[LENGKAP]
'Family is the most beautiful thing we have. Read my story, don't forget to leave a trace.'
Perhatian - perhatian.
For your information :
DILARANG KERAS MENULIS ULANG!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Prioritaskan siapa yang seharusnya di prioritaskan. ▶🌻🌻◀
"Kamu pulangnya jam berapa sih, Baal?" dengus (Namakamu) sebal ketika menatap layar ponselnya yang menampilkan wajah suaminya sedang duduk di sofa diujung sana. "Hari ini kan hari sabtu."
'Nanti pasti pulang, yang. Masih latihan lagi satu jam buat tampil besok loh." Wajah Iqbaal mendekat kelayar ponsel bisa (Namakamu) lihat keringan Iqbaal bercucuran.
(Namakamu) memutar bola matanya sebal. "I know, tapi gak sampai seharian juga kali, Baal. Aku dirumah sendirian, bunda sama ayah lagi kerumahnya teh Ody. Ada si bibi lagi nyuci di dapur. Udah jam delapan loh ini, kamu berangkat pagi---"
'Iyaa, aku nanti pulang serius. Lima belas menit lagi aku nyampek rumah. Gak tega juga aku ninggalin mereka soalnya besok udah tampil.'
"Lebih milih orang lain dari pada istri yang lagi ngandung anak kamu?"
'Bukan gitu, yang. Tapi kan ini juga kerjaan aku, kamu ngertiin dong sebentar.'
"Kapan sih aku gak ngertiin kamu? dari pagi loh berangkat ngakunya latihan masa sampai jam segini. Kamu juga butuh istirahat, ya!"
'(Nam), tapi kan--'
"Pulang atau tidur di sofa?"
'Masih jam delapan, yang. Kamu masih kerja kan, kamu kerjain aja dulu sambil nunggu aku pulang bentar aja kok.'
"Udah selesai."
'Pulang aja lah, Bay. Kasihan juga bini lo sendirian dirumah, besok kita bisa latihan lagi kan sebelum berangkatnya?'
'Serius, Gy?'
'Bener kata, Agy.'
Pip'
(Namakamu) meletakkan ponselnya asal. Suaminya itu memang sangat menyebalkan. Dia bukan minta lebih bukan minta sesuatu yang berlebihan sampai suaminya tidak mau menuruti dirinya tapi hanya meminta pulang saja kenapa sesusah itu?
"Non, mau bibi buatin teh hangat atau air gula hangat?" tawar Bi Kika berdiri di sebelah (Namakamu).
"Enggak deh, bi. Aku mau nunggu Iqbaal pulang dulu."
Bi Kika mengangguk kemudian melangkahkan kakinya pergi menuju tempat sebenarnya. (Namakamu) bersadar pada punggu sofa, mengangkat kedua kakinya untuk bersila diatas. Laptop yang tadinya menyala di biarkan mati setelah waktu layar bukanya habis. Rasanya malam ini tidak seperti malam kemarin.
