BAB 4 : THANK GOD

11.5K 569 10
                                    

Do you see, how much i need you right now?▶🌻🌻◀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Do you see, how much i need you right now?
▶🌻🌻◀


Pergerakan setiap insan di bawah sinar rembulan malam membuat (Namakamu) ingin berlama - lama menatapnya dari arah balkon. Senyumnya buyar ketika sebuah tangan kekar melingkarkan di perutnya.

"Iqbaal," dengus (Namakamu) melirik wajah Iqbaal yang sudah bertopang jelas di pundaknya. "Yang lain udah dateng?"

Iqbaal mengelus perut (Namakamu) masih dalam posisi awalnya, kemudian membalikkan tubuh istrinya supaya menghadap kearahnya. Tidak bisa di pungkiri Iqbaal mengecup lembut bibir istrinya itu. "Udah, yang."

"Di'izin'in gak aku buat ikutan ke sana sama bunda kamu?" tanya (Namakamu).

"Kata bunda gini. 'Ale, tolong bilangin sama menantu bunda yang tersayang, kalo mau turun kebawah ikut bbq'an pakai jaket tebalnya jangan pakai dress yang lengan bajunya kaya tali surganya aw karin.' digituin aku."

"Terus, gimana lagi?"

"Katanya gak boleh kedinginan, takut calon bayinya sedingin sifat kamu waktu kenalan sama aku."

(Namakamu) tertawa pelan. Menggelitik perut suaminya dihadapannya. Dia percaya saja kalau mertuanya mengucapkan kata selucu dan sengegemesin itu, tapi kalimat panjang yang terakhir di ucapkan Iqbaal pasti hanya gurauan semata, (Namakamu) tidak sedingin itu.

"Ngarang." (Namakamu) semakin hari kian manja dengan Iqbaal.

Iqbaal menarik lembut tangan istrinya lalu menempatkannya pada sofa kecil dalam kamar. Dia berjalan ke arah lemarin besar berwarna putih tempat penyimpanan baju dirinya dan istrinya. Sudah pasti Iqbaal akan mengambilkan jaket tebal untuk (Namakamu) karena sekarang istrinya tengah menggunakan dress berlengan pendek.

(Namakamu) tersenyum manis saat Iqbaal kembali dengan satu jaket berbulu hangat menggantung di tangan kirinya. "Pakai ini, baru boleh turun."

"Dilo kesini ya, Baal?" tanya (Namakamu) seraya menggunakan jaketnya itu. Kemudian berdiri dihadapan Iqbaal, siap untuk bergabung kebawah bersama dengan keluarg dan teman tercintanya.

"Kesini, sama mama aja. Papa gak bisa dateng soalnya lagi keluar kota." Jawab Iqbaal.

"Yaudah, turun yuk?"

*

"Bunda Rike, pasti seneng banget tuh dari tadi kelihatannya senyum - senyum bahagia gitu." Ujar Bella.

Dua teman (Namakamu), Bunda Rike, dan Mama Elga sedang duduk melingkar di meja bundar taman, sembari menunggu daging yang di panggang oleh cowok-cowok tampan itu mereka lebih memilih untuk mengobrol. Bunda Rike yang tadinya menyisir rambut Sarah--anak teh Ody-- mengalihkan pandangannya kepada Bella.

FAMILY GOALS✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang