BAB 3 : PREGNANT

14.5K 624 3
                                    

Thank god For God Insident▶🌻🌻◀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank god For God Insident
▶🌻🌻◀

"Uwek."

Satu kata yang terdengar jelas di sepagian ini membuat Iqbaal membuka matanya lebar dari mimpi indahnya. Dan kembali kata itu terulang-ulang bersamaan dengan langkah kaki yang gusar--agak berlari ke arah kamar mandi untuk memuntahkan rasa mengganjal di dalam perutnya.

"(Namakamu)." Gumam Iqbaal ketika mendapati istrinya sedang menuju kamar mandi. Dia mengambil kaca mata bening yang tergeletak sembarang di nakas untuk memudahkan pengheliatannya yang kadang buram ketika bangun pagi.

"Uwek." (Namakamu) tampak membukukkan tubuhnnya--memutahkan semuanya yang mengganggu di pagi hari ini di wastafel. Tangan kirinya memegang gagang keran supaya airnya hidup.

"Yang," panggil Iqbaal mencoba mendekat. Mengusap punggung istrinya seraya membantu istrinya dengan kegiatannya. "Kamu sakit?"

(Namakamu) membasuh bibirnya dengan air kemudian mematikan keran air yang tadinya menyala. Sedikit menghembuskan nafas beratnya saat menatap wajah pucatnya dalam pantulan cermin bening di hadapannya. Disana juga terlihat Iqbaal merangkul tubuhnya dengan wajah khawatirnya.

"Dari kemarin pagi, Baal." (Namakamu) menjeda kalimat yang akan keluar dari bibir pucatnya kemudian membalikkan tubuhnya supaya dapat melihat jelas wajah suaminya. "Dari kemarin pagi perut aku kaya enek gimana gitu. Waktu kemarin setelah kamu berangkat kerja, aku muntah kayak gini lagi. Kepala aku juga sedikit pusing."

"Kita ke rumah sakit atau klinik, gimana? mungkin aja kamu kecapekkan kan karena beberapa hari lalu kamu selalu sibuk ngurusin rumah sama bisnis online kamu. Terlebih lagi kamu suka begadang akhir - akhir ini."

(Namakamu) menggeleng lemah berusaha menolak ajakan suaminya. Memang benar seratus persen murni apa yang dikatakan Iqbaal, dia selalu sibuk akhir akhir ini setelah menikah terlebih lagi setiap malam Iqbaal selalu minta 'anu'. You all know what that is. Namun, bukan Iqbaal namanya kalau tidak berhasil membujuk istrinya kerumah sakit. Bukannya gimana, ini kan demin kebaikan istrinya. Sampai akhirnya (Namakamu) mengangguk dan menerima ajakan Iqbaal walaupun suaminya itu belum mandi tapi Iqbaal tetep kekeh untuk membawa (Namakamu) kerumah sakit, cuci muka saja sudah cukup.

*

"Pagi, bun." Sapa Iqbaal dikala sudah menginjakkan kakinya di lantai bawah bersama dengan istrinya di dalam rangkulannya. Bunda Rike sedang duduk sembari memainkan laptop berwarna putih merk apel digigit. Ayah Hery? mungkin sudah berkerja karena ini sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi.

Bunda Rike menoleh sebelum akhirnya kembali menatap layar laptopnya. "Eh, Ale sama (Namakamu). Sarapan dulu, bunda udah siapin tuh roti kesukaan kalian berdua."

FAMILY GOALS✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang