BAB 11 : LAHIR

9.1K 482 24
                                    

Mom, pegang tanganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mom, pegang tanganku.

Aviwkila-Lahir
▶🌻🌻◀

"Baal, aku takut."

"Tenang, yang. Semua pasti baik-baik aja, iya?"

Hari ini Iqbaal dan (Namakamu) tengah berada diruang persalinan salah satu rumah sakit di jakarta.

Dua hari yang lalu (Namakamu) merasakan kontraksi sekitar 30 detik karena panik Iqbaal membawa (Namakamu) kerumah sakit, kata dokter itu hanya kontraksi perubahan posisi bayi. Dan hari kedua dia juga merasakan kontraksi yang sama namun itu sama seperti hari kemarinnya.

Tadi malam sekitaran pukul dua belas malam (Namakamu) tidak bisa tidur karena merasakan kontraksinya yang kencang tidak seperti hari kemarin. Tapi belum teratur, kemarin siang dia disuruh dokter dan bidan untuk datang lagi kerumah sakit jika kontraksinya sudah 3-4 menit sekali. Sedangkan (Namakamu) merasakan kontraksi sudah sekitaran 7-8 menit sekali. Semalaman mereka tidak bisa tidur akhirnya jam lima subuh Iqbaal membawa (Namakamu) kerumah sakit, walaupun dia sudah kepikiran akan disuruh pulang lagi.

Namun sesampai dirumah sakit, kata bidan, (Namakamu) sudah berada di bukaan dua, (Namakamu) hari ini akan melahirkan.

Tidak lupa Iqbaal menghubungi kedua orang tuanya dan kedua orang tua (Namakamu).

Iqbaal juga menghubungi Omen, kalau hari ini dirinya tidak bisa latihan karena mendampingi istrinya yang akan segera melahirkan.

Sembari menunggu dokter yang sedang bersiap-siap, Iqbaal mencoba menghibur istrinya yang tengah menahan rasa sakitnya.

Bidan menyuruh (Namakamu) untuk mengatur nafas.

"Ahh uhh ahh uhh ahhh uhh."

Jam setengah sembilan tadi (Namakamu) sudah bukaan lima, menunggu sangat lama hingga bidan mengatakan bahwa istri Iqbaal kini sudah bukaan tujuh.

Hingga jam dua belas lewat lima belas menit siang ini, istrinya sudah berada di bukaan sembilan.

Akhirnya dokter yang ditunggu - tunggu pun datang, Bidan langsung mempersiapan peralatannya.

"Ibu atur posisi dulu, iya. Tangan kanan ibu nanti memeluk kaki sebelah kanan sedangkan tangan sebelahnya masuk kesini ya?"

(Namakamu) mencoba mengikuti semua arahan bidan dengan rasa sakitnya.

Iqbaal yang melihat itu mengusap kening istrinya, tangan kirinya mengusap perut (Namakamu).

"Yang, semangat demi anak kita," ucap Iqbaal seraya mencium pelan kening (Namakamu).

FAMILY GOALS✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang