10

1.7K 234 11
                                    

Naruto's pov

Oh sial.

  Bagaimana mereka bisa menemukanku??ini celaka mereka sudah tau aku ada di daerah ini.

Kami kalah jumlah.

  "Orochimaru ingin menemuimu" ujar pria asing disana, Aku tak mengenalinya dia mungkin anak baru yang Orochimaru rekrut.

   "Kau gila? setelah apa yang dia lakukan padaku dia ingin menemuiku?" tanyaku sinis.

   "Dia ingin memberimu kesempatan kedua, jika kau kembali aku akan mebiarkanmu hidup dan melupakan adikmu. Atau kau akan mati disini" ujarnya mengancam.

 

    Aku menatap mereka "aku hanya akan mati, jika aku kalah" ujarku, kulirik Hinata yang menatapku menungguku mengatakan sesuatu.

  Sulit menghadapi orang sebanyak ini, kita harus membuat mereka berpencar.

  Kusadari ada tong sampah di sisiku. aku memasang kuda-kuda "Ayo kita lihat seperti apa kemampuan anak-anak baru" ujarku mencoba terdengar menantang.

  Mereka langsung mendekat seperti pemburu yang akan menembak. kugulingkan tong sampah di sampingku, menggelindingkanya ke arah mereka yang tengah berlari ke arahku dan membuat mereka tersandung dan jatuh.

  Ya tuhan, syukurlah mereka cukup bodoh untuk menyerangku secara bersamaan.

  "Hinata!lari" teriaku, kami lari ke arah yang berlawanan mencoba membuat mereka terpisah dan Hinata cukup mengerti untuk tidak menggiring mereka kesekolah.

   "Kejar mereka!" kudengar teriakan salah satu orang disana.

   Aku berlari kejalanan ke arah orang-orang yang ramai berharap ini akan memperlambat mereka.

   Kujatuhkan beberapa benda yang kulewati berharap salah satu benda itu akan membuat mereka tersandung lagi.

   Orang-orang yang tak sengaja ku tabrak berteriak terkejut ketika melihat sekumpulan orang tengah mengejarku.

   Salah satu dari orang itu menarik jaketku dan terpaksa aku harus membantingnya ke tanah "maaf, aku tak ingin menyakitimu" ujarku pada anak yang umurnya jelas lebih muda dariku itu.

   Aku memanjat pipa sebuah bangunan toko, berlari melompati dari tiap atap ke atap hingga mereka akhirnya kehilangan jejakku.

  Aku menghela nafas lega lalu turun ke sebuah celah sempit di antara 2 bangunan toko.

   Sekarang aku tinggal mencari Hinata, seperti tau apa yang ku cari aku mendengar suara berisik dari jalanan di sebelah kiri ku.

  Dan benar saja,aku melihat Hinata tengah lari menabrak beberapa kerumunan. memanfaatkan kerumunan aku menarik Hinata kedalam celah, mengajaknya untuk bersembunyi bersamaku.

   Celah ini sempit, membuatku terpaksa harus merapatkan tubuhku padanya.

   Udara yang pengap membuat nafas kami agak tersenggal, dapat kurasakan nafas hangat Hinata di leherku.

   Berada dalam jarak sedekat ini membuatku dapat melihat wajahnya dengan jelas, aku tak pernah benar-benar memperhatikan Hinata sebelumnya.

   Hinata memiliki mata yang besar, warna matanya yang ungu pucat agak unik.. tapi menawan.
Wajahnya sangat manis, bahkan meski dia menyamar dan berusaha terlihat seperti pria.

   "Sepertinya mereka sudah pergi" bisik Hinata sambil mendongkakan kepalanya dan membuat mata kami bertemu.

   Lalu akhirnya dia sadar bagaimana posisi kami saat ini, wajahnya memerah seketika layaknya tomat.
"U-u- uzuma--".

He's a SHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang