15

1.3K 195 4
                                    


  Naruto menatap wajah di depanya mencoba mencari tahu apa ini nyata. perlahan tanganya meraih wajah Hinata, menyentuhnya memastikan bahwa yang dia lihat bukanlah ilusi.

  Hinata yang kebingungan tak berkutik, tapi dia tak melepas tatapan waspadanya pada pria di depanku.

  Hinata segera menepis tangan Naruto dan menjauh darinya selangkah "jawab aku" tegas Hinata.

  Naruto menatap Hinata baru sadar akan kondisi gadis itu yang penuh luka.

Apa saja yang dia lakukan?.

"Hinata kau.."

  Belum sempat Naruto menyelesaikan kata-katanya Hinata terhuyung-huyung dan akhirnya jatuh pingsan.

--

  "Hinata??kau sudah sadar..?" tanya Naruto ketika Hinata sadar dan telah dia bawa di rumah sakit.

   "Hinata.. apa itu namaku?" tanya Hinata pada Naruto.

   Naruto mengangguk, dia sudah menduga apa yang terjadi pada Hinata "kau tidak mengingat apapun?" tanya Naruto.

  Hinata menggeleng "ada satu yang kuingat.. aku ingat kau.. sekilas.. aku melihatmu di mimpiku.. saat itu hujan, aku meminta maaf padamu Naruto.. dan lalu aku menciumu.." ujar Hinata mencoba mengingat "sejak saat itu, aku mencari-cari orang bernama Naruto.. berharap aku mendapatkan kembali ingatanku jika aku melihatmu" ujar Hinata "apa itu bagian dari ingatanku atau itu hanya mimpi?".

   Naruto mematung sejenak, Hinata melupakan semuanya tapi tidak dengan kejadian itu "itu.. umm.. memang benar terjadi di masa lalu" jawab Naruto jujur sambil mencoba menyembunyikan raut wajahnya yang memerah.

   "Jadi kau benar-benar mengenal siapa aku?" tanya Hinata.

  "Tuan Uzumaki" ujar seorang dokter yang datang "kita perlu bicara".

--

  "Cedera di kepalanya memang penyebab dari amnesianya tapi aku mendeteksi ada kejadian traumatis yang juga menjadi pemicu baginya untuk kehilangan ingatan" ujar  dokter itu.

  "Sepertinya ada satu hal yang dia ingat" ujar Naruto dan memberitahu kejadian dimana Hinata menemuinya karena melihatnya dalam mimpi.

   "Amnesianya bekerja sesuai keinginan alam bawah sadarnya, dia menghapus ingatan yang tidak ingin dia ingat dan membiarkan satu-satunya yang ingin dia kenang" jelas dokter itu.

  Satu-satunya kenangan yang ingin Hinata ingat adalah hari itu?perpisahanya dengan Naruto?.

  'Kuharap kau mengingatku dengan ini, bukan sebagai gadis yang mengecewakanmu' terngiang di kepala Naruto kata-kata Hinata 5 tahun yang lalu.

  Sekarang.. seolah kata-kata itu tidak hanya ditujukan untuk dirinya tapi juga untuk Hinata sendiri.
  keputusan Hinata yang membuat semua orang kecewa, Hinata tidak ingin mengingat dirinya sendiri yang mengecewakan semua orang yang dekat denganya.

"Apakah ini permanen?" tanya Naruto.

   "Tidak juga, ingatanya bisa saja kembali.. hanya saja kemungkinanya benar-benar kecil...mungkin 0,5% tapi untuk sekarang jangan memaksakanya untuk mengingat sesuatu.." jelas sang dokter.

  Setelah berbincang sedikit dan mengurus beberapa hal dengan pihak rumah sakit, mereka memberitahunya kalau Hinata boleh pulang, apalagi mereka sudah selesai menjahit luka di dahinya yang hanya membutuhkan 3 jahitan.

  Naruto bergegas kembali ke kamar pasien untuk membawa Hinata pulang.

  Belum sempat kakinya memasuki kamar pasien dia berhenti ketika melihat Hinata tengah terduduk di ranjangnya.
  Tubuhnya terlihat kurus, lingkaran hitam dibawah bola matanya menunjukan bahwa dia kekurangan tidur, tanganya dipenuhi luka lebam dan kepalanya yang dijahit itu kelihatanya tidak hanya memiliki satu bekas luka.

He's a SHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang