Naruto tak pernah menjawab pertanyaan Hinata, dan hari-hari berikutnya dia melanjutkanya seolah malam itu tak pernah terjadi.Membiarkan Hinata bertanya-tanya sendiri, sejujurnya Hinata tak bisa berbohong kalau saat ini dia mulai meragukan Naruto. kenapa dia menghindari pertanyaanya ?
dan keduanya tak bicara selain menyangkut pekerjaan sejak malam itu. suasana berubah menjadi canggung.
Naruto takut berbicara pada Hinata, dia takut dia tak bisa menjawab apapun lagi atau menciptakan kebohongan lagi.
--
Hinata menatap Naruto yang kelihatanya sedang memiliki beban pikiran, sebagian dari dirinya ingin menghampiri pria itu dan memastikan bahwa dia baik-baik saja.
Sebelum Hinata mewujudkan niatnya dia melihat Naruto mengambil sesuatu dari laci terkunci di dekat rak minuman. Hinata melihat Naruto mengambil beberapa batang rokok dan lalu pergi ke pintu belakang.
'Baiklah mungkin tak ada salahnya memeriksa apa dia baik-baik saja' pikir Hinata.
Pintu bar terbuka, membuat Hinata menghentikan langkahnya dan berbalik untuk menyambut pelanggan.
Hinata menyapa pelanggan itu dan tersenyum ramah.
"Kau" gumam pelanggan itu "Hinata? kau kah itu?" tanyanya membuat senyuman di wajah Hinata hilang.
Hinata tak mengenal pria itu, yang dia lihat hanyalah pria dengan rambut panjang tengah memandanginya seolah dia tak nyata.
"Apakah anda mengenalku?" tanya Hinata kalau-kalau saja dia orang dari masa lalunya.
Dia menghela nafas tak percaya, dengan tanganya yang gemetar dia memegang kedua bahu Hinata seolah memastikan bahwa yang dia sentuh bukanlah hantu "kau Hinata, kau benar-benar Hinata".
"Itachi !pasti kau kesini untuk membicarakam tawaran pekerjaan kan?!" tanya Naruto keras-keras agar Itachi memdengarnya meski faktanya itu membuat pelanggan terganggu.
Itachi melihat Naruto yang mengkode agar
mengikutinya agar mereka bisa bicara.--
"Kau apa?!" tanya Itachi mendengar semua cerita Naruto soal amnesia Hinata dan bagaimana Naruto tidak ingin Itachi mengungkit masa lalu Hinata yang ingin dia lenyapkan.
"Memangnya apa yang harus aku katakan padanya? bahwa dia adalah orang yang selalu dalam masalah, hidupnya tidak pernah tenang karena dia terus membunuh orang ?" tanya Naruto.
Sebuah pukulan diterima Naruto, Itachi menatapnya murka dan mencengkram kerah pakaian Naruto "Kau gila? kau memanipulasi memorinya! tidak kah kau pikir kau menipu--"
"Aku tau" ujar Naruto "tapi pernah kah kau melihat dia tersenyum?" tanya Naruto membuat Itachi melonggarkan cengkramanya "semenjak dia disini dia sering tersenyum, dia juga sering kesal dan menggerutu.. kapan terakhir kali kau melihat dia begitu ekspresif?".
Naruto melepas cengkraman Itachi "tidakkah kau ingin dia tetap seperti itu? bagaimana menurutmu perasaanya jika dia mengetahui apa saja yang terjadi dalam hidupnya?".
Itachi terdiam, tapi Naruto tau apa jawabanya. dia mungkin bukan orang yang terbaik tapi Naruto sadar pria itu menganggap Hinata sebagai keluarga meski caranya mengungkapkanya sangat aneh.
--
Air mata jatuh dari pipi Hinata mendengarkan percakapan 2 pria itu yang dia dengarkan secara diam-diam di balik pintu.
Dengan langkah yang gontai dia pergi ke gudang anggur, menutup pintu rapat-rapat dan menangis di sana.
Hinata nyaris tak percaya dengan apa yang dia dengar. Naruto berbohong padanya, tapi lebih dari itu dia tak menyangka dengan siapa dirinya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's a SHE
FanfictionHyuga Hinata,adalah seorang Bodyguard yang bertugas untuk melindungi putra dari seorang bos Yakuza kelas atas. Bagaimana jika tugasnya itu memaksanya untuk menyamar sebagai seorang laki-laki untuk bisa masuk ke sebuah sekolah khusus putra?. Pairing...