12

1.7K 227 23
                                    



Setelah mengetahui berita pengangkatan Chanyeol menjadi anak ayahnya, Kai terus duduk di sofa ruang keluarga.

Pikirannya terus berkelana kesana-kemari. Bahkan makanan di atas meja ruang keluarga yang dibawakan oleh pelayan sudah dingin karena, sama sekali tidak disentuh selama hampir tiga jam.

Mengetahui sekarang pukul empat sore Kai santai. Oh Sehun tidak akan pulang sebelum pukul tujuh malam. Selama tidak ada Oh Sehun, Kai bisa tenang memikirkan masalahnya tanpa hambatan termasuk makan.

Kai sering malas berujung kesal jika sedang berfikir diganggu walaupun itu hanya makan untuk dirinya sendiri.

Dahi Kai masih setia berkerut dan pandangannya tajam. Semua kemungkinan dan bagaimana caranya agar dapat mendapat informasi yang diinginkannya berputar di kepalanya bagai ombak yang bergulung-gulung.

Kai sedikit terkejut saat sofa yang didudukinya tiba-tiba saja bergerak seperti ada orang lain yang mendudukinya.

Mengedarakan pandangan, Kai melihat kesamping dan nampaklah Oh Sehun yang masih lengkap dengan busana kantornya bahkan mantelnya belum dilepas.

“Apa yang ku lihat disini?

Kau tidak menghabiskan makananmu?”

“A—a .. ti-tidak”Kai terkejut dengan penampakan Sehun yang tiba-tiba sampai bingung akan menjawab apa.

“Tidak apa? Tidak menghabiskan makanan atau tidak mau makan?”

Kai entah mengapa merasa sangat takut. Dirinya merasa Oh Sehun sangat mengintimidasinya di bawah matanya. Kai hanya bisa menunduk takut.

“Hei! Lihat mataku jika aku sedang bicara”suara Oh Sehun sangat berat membuat Kai memalingkan wajah takut tetapi kedua tangan Oh Sehun memegang kedua bahunya.

“Aku pulang cepat untuk siapa?!”

Bibir Kai bergetar. Jantung Kai bergedub kencang efek ketakutan, Kai sudah merasakan air mata di kedua bola matanya yang sebentar lagi pasti akan jatuh.

“Untukmu! Aku melewatkan jadwal rapat sore ku hanya untuk dirimu!”

“Dan apa yang aku lihat?!

Oh Sehun menjeda ucapannya dengan melihat sekitar sambil menunjuk piring di depan mereka yang masih utuh isinya.

Kau sama sekali tidak patuh! Ingat ada anakku dalam perutmu!”

Sukses air mata Kai jatuh diiringi isakan. Kai merasa sangat menyesal setelah bentakan Oh Sehun.

Sekarang dirinya tidak sendiri di dalam tubuhnya ada anaknya. Kai memeluk perutnya dengan perasaan bersalah.

Oh Sehun yang melihat itu hatinya menjadi sedikit lembut, kemudian membawa Kai ke dalam pelukannya. Mengusap pelan rambut hitam Kai.

“Setelah aku pergi kau meminum es kopi dan kripik kentang”seakan tersadar Kai membeku dalam pelukannya Sehun.

Menghela napas lelah Oh Sehun menyandarkan punggungnya pada sofa dengan sebelah tangan tetap memeluk Kai dan yang lainnya tersampir di sandaran sofa.

“Pagi tadi aku membiarkan mu ceroboh berlari menuruni tangga bukan untuk tau kau akan ceroboh kembali”

Kai menyadari kesalahannya dan mencicit “Maaf”

Oh Sehun mengecup pucuk rambut Kai sekilas lalu mengusap bahu Kai lembut.

“Itu adalah kesalahan masa lalu. Di masa depan kita tidak boleh ceroboh lagi”

After My TransmigrasionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang