18

1.5K 201 17
                                    

TEEEeeeTTTtttttttttttttttttt

Dengan masih sedikit linglung Kai kaget hingga hampir terjungkir dari sofa.

"Sialan! Tidak tau apa orang sedang tidur!"

Dengan sambil mengomel Kai mau tak mau bangkit menuju pintu dengan langkah ogah-ogahan akhirnya Kai membuka pintu.

Setelah membuka pintu Kai hanya dapat termenung.















CHAPTER 18












Ingin rasanya Kai mengumpat saat ternyata tak ada apapun di balik pintu. Melihat sekeliling mencari siapa orang iseng yang berani menganggunya.

Arah kiri tidak ada?

Arah kanan tidak ada?

Arah depan?!!

Seketika mata Kai membola melihat hitam-hitam di atas tembok pagar.

"MALING!!"

Teriakan maling diiringi lemparan sandal otomatis tepat terkena di kepala membuat orang berpakaian hitam itu jatuh ke luar tembok pagar.

Dengan penuh kekuatan Kai berlari ke luar pagar menangkap maling.

Sementara itu si 'maling' yang tertangkap basah masih duduk bersandar di tembok pagar akibat jatuh dilempar sandal, kepalanya masih terasa pusing.

Saat diteriaki maling Oh Sehun otomatis melihat ke arah pintu saat pandangannya belum terfokus kepalanya sudah terlebih dahulu terkena lemparan sandal.

Mungkin sandal jepit tidak akan begitu sakit karena berbahan karet namun, sandal yang mengantamnya ialah sandal bata yang berat khas bapak-bapak.

Sialan.

BUK BUKK

PLAKK

Seakan itu belum cukup sekarang ia dipukuli. Apa salah nya? Hanya ingin melihat istri tapi mengapa dunia begitu kejam?

Karena badan sudah tidak bisa diajak melawan akhirnya Oh Sehun pasrah, merasakan dirinya diseret bagai keset pun tak masalah. Sehun lelah











Kai merasa terbebankan namun dengan harga dirinya sebagai pria sejati yang pantang menyerah, Kai akan berusaha sekuat tenaga menyeret lelaki 'maling' masuk ke dalam rumah dan mulai menginterogasi si 'maling'.

Membanting tubuh yang seakan tak bernyawa itu di lantai ruang tamu Kai kemudian mencopot topi hitam si 'maling' dan nampaklah rambut hitam legam dengan potongan rapi.

Untuk ukuran maling dia rapih juga rambutnya

Kai mengangguk-angguk dengan tangan di dagu—pose berfikir.

Gak berhenti sampe di situ Kai kemudian melepas kaca mata hitam. Melihat kaca mata yang sepertinya bagus Kai mendekatkan kaca mata itu ke matanya.

"GILA!"

Mata Kai membola seketika melihat merek kaca mata itu. Harga satu kaca mata itu setara dengan jutaan won.

Apa mungkin maling ini mencurinya dulu?

"Apakah kau maling spesialis rumah pejabat?!"tanya Kai sengak dengan mengguncang kerah si 'maling' kencang.

Saat mengguncang si maling wajah Kai tepat di depan wajah si 'maling' yang tertutup kedua matanya.

Sekelebat sepertinya Kai pernah melihat mata dan jidat itu tapi dimana? Siapa? Kai lupa.

Mana mungkin kenalannya ada yang berubah profesi menjadi maling kan? Tapi itu mungkin saja terjadi di jaman sekarang mengingat pergaulan dan adap yang sudah semakin jauh menyimpang, orang dapat menjadi bejat kapan saja.

After My TransmigrasionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang