22

1.2K 139 21
                                    

CHAPTER 22













“Aku pulang”

Kai melihat Oh Sehun memasuki rumah dan segera bangkit dari sofa menghampiri.

“Kau ingin makan atau mandi dahulu?”

“Aku akan mandi dahulu, kau tak perlu menunggu ku, aku akan makan sendiri saja”

Melihat Oh Sehun yang berlalu darinya Kai merasa hatinya tak nyaman.

Mengapa kau seperti ini padaku?! Kita hanya berdua di rumah ini! Kau membuatku tak nyaman

Siapa pun pasti lama-kelamaan akan merasa tak nyaman bila selalu bertemu seseorang namun orang itu terus mengabaikan dirimu. Benar bukan? Rasanya sungguh menjengkelkan!

Hari pertama sampai ketiga oke! Kai masih tidak peduli

Hari keempat sampai ke tujuh pun Kai masih mencoba sabar

Namun hari ke delapan ini sudah cukup membuatnya muak!

Kau pikir kau siapa?! Seenaknya padaku! Selama ini aku selalu dihormati dan disanjung!

Dengan langkah kaki kasar Kai menghampiri Oh Sehun lalu dengan kuat membalik tubuh Oh Sehun dengan tangan kanannya.

Sampai berhadapan seperti ini dapat Kai lihat wajah Oh Sehun yang menunjukkan kebingungan yang tertera jelas dan sedikit ketakutan.

Kau takut seperti itu tak sadar perilaku mu dulu?!

“Mengapa kau menghindari ku?”

Oh Sehun terdiam beberapa saat, nampaknya dia tak menduga akan mendapat pertanyaan ini. “Aku tidak”
“Hanya orang bodoh yang tak menyadarinya”

Kai dapat melihat pupil Oh Sehun yang membesar sesaat.

Heh! Kau terkejut tuan brengsek?

Namun, adegan selanjutnya berbeda dari pikiran Kai. Oh Sehun menundukkan kepalanya lalu jatuh berlutut dihadapannya.

Oi! Oi! Kau seharusnya marah! Mengapa jadi lembek begini?!

“Maaf.. maafkan aku”

Kai mundur dua langkah dan menatap Oh Sehun dengan mata besar.

Apa yang kau lakukan?! Mengapa jadi plin-plan begini?! Kalau jahat tetaplah jahat jangan tiba-tiba menyembah padaku!

Kai tidak mengerti pikiran Oh Sehun. Awalnya manusia itu jahat sekali sampai menyerupai iblis lalu beberapa hari yang lalu manis sekali dengan diakhiri kata-kata ‘Aku mencintai mu’ kemudian keesokannya seperti orang asing yang tak pernah bertemu dan sekarang seperti umat yang mengaku memiliki dosa?

“Kau mengatakan lebih senang jauh dari ku. Maka dari itu… selama kau merasa senang aku akan berusaha untuk menebus semua dosa ku padamu”nada rendah dari Oh  Sehun yang masih setia tertunduk membuat Kai mengernyit.

Kai mencoba mengingat dalam pikirannya.

Memang aku pernah mengatakan seperti itu?

“Jika seperti itu aku punya peraturan. Kau dilarang dekat-dekat dengan ku, minimal jarak diantara kita adalah 2 meter”

Mulut Kai terbuka lalu tertutup dengan matanya membesar.

Dia memang mengatakannya.

Melihat orang yang masih berlutut dengan kepala tertunduk itu Kai merasa kasihan.

Mengapa sekarang terlihat seperti aku yang kejam?

Kai melangkah hingga sampai di depan Oh Sehun lalu ikut berlutut di depannya. Membawa kedua tangan Oh Sehun yang menutupi wajahnya dan yang menempel pada pahanya untuk digenggamnya walau kedua tangan itu besar Kai berusaha memeganggnya dengan kedua tangannya.

After My TransmigrasionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang