▶ Happy Reading!
***
Somi menatap Guanlin dengan tanda tanya, "Kamu mau ngomong apa? Yang penting ini luka kamu aku obatin dulu."
Guanlin menggeleng, "Aku ga peduli sama luka ini, aku cuman mau ngomong sama kamu."
Akhirnya Somi menyerah, ia lebih memilih mendengar ucapan yang akan dilontarkan Guanlin, "Yaudah aku ngalah, kamu mau ngomong apa?"
"Aku minta maaf."
Sungguh Somi sangat bosan, mendengar ucapan maaf dari mulut Guanlin, ini sudah beberapa kali lelaki itu bilang maaf.
"Minta maaf apa lagi? Kamu selalu bilang itu, dan akhirnya kamu ngulang kesalahan kamu, dan minta maaf lagi, terus aja kayak gitu."
Guanlin memegang tangan Somi, "Aku mohon ucapan maaf aku kali ini beneran yakin."
"Kamu terlalu banyak omong kosong, Lin."
"Som? Tolong percaya sama aku."
Somi menghela napas, ia akan lemah jika Guanlin sudah seperti ini, "Percaya sama kamu? Tadi aja aku lihat kamu sama Minju, apa itu masih bisa dipercaya?"
"Dengarin penjelasan aku dulu, Som."
"Yaudah silakan, tapi aku butuh kejujuran dari kamu, bukan pembelaan diri."
Guanlin mengangguk, "Aku emang tadi jalan sama Minju."
Mendengar kata jalan sudah membuat Somi berpikir negatif dengan perilaku Guanlin.
"Jalan? Berduaan?"
Guanlin mengangguk, dan ternyata tebak Somi benar, Guanlin masih menjadi lelaki brengsek, "Aku udah nebak, Lin."
"Aku tahu ini salah, jadi maafin aku."
"Oke aku bakal maafin kamu, tapi jawab pertanyaan aku ini."
Guanlin menautkan dahinya, "Apa?"
"Kamu selingkuh 'kan sama Minju?"
Guanlin terdiam, ia benar-benar skakmat atas pertanyaan dari Somi, "Kamu emang selingkuh dari aku, Lin."
"Aku khilaf..."
Somi gadis ini menangis lagi untuk sekian kalinya, hatinya begitu rapuh mendengar ucapan Guanlin, "Kamu bilang khilaf?! Ini yang ke berapa kali kamu selingkuh sih?! Jawabannya selalu sama, kamu brengsek, aku nyesel terlalu cinta sama kamu...hikss..."
Somi menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, hati begitu sangat sakit dan sesak.
Grep...
Guanlin langsung memeluk Somi, "Maaf, Som, maaf, aku ga tahu harus apa biar semua kesalahan aku dimaafin kamu, tapi aku janji bakal jaga kamu, Som."
"Semua cowok sama...hikss, kenapa kamu ga kayak Haechan...kenapa, Lin? Hikss."
Guanlin memejamkan matanya, dan menghela napas panjang, "Aku sama Haechan beda."
"Kamu jahat..."
Somi memukul dada bidang Guanlin, untuk meluapkan emosinya, sedangkan Guanlin hanya diam ketika Somi memukul dadanya.
Biar Guanlin tahu, bahwa hati Somi sedang rapuh dan ia juga mau merasakannya.
"Aku sayang kamu, Som. Aku ga akan main dibelakang lagi, aku janji."
Somi mendongak, menatap tepat di mata Guanlin, "Jangan buat aku berharap sama janji kamu, Lin, itu sakit."
Guanlin menggeleng, "Aku ga akan nyakitin kamu, kalau aku melanggar janji aku sendiri, kamu boleh luapin semua uneg-uneg kamu. Kamu juga boleh hajar aku sesuka kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby and Young mom ● GuanSom [√]
Random[END] Hamil di usia 18 tahun? akan kah berjalan dengan baik, atau sebaliknya? Itu yang dirasakan Somi, ia bimbang dan resah, karena mengetahui dirinya sedang mengandung seorang janin. Lalu, bisakah masa depan diubah menjadi kebahagiaan, atau kesura...