40 of my story'

5.2K 106 0
                                    

Metta ingin egois sekali saja. Metta menghampiri Nata dan Vi yang masih berpelukan. Ralat. Vi yang memeluk Nata.

"Metta, ini ga seperti yang lo pikirin, ini cuma..."

"Vi." Metta memotong pembicaraan Nata

"Loh Kak Metta."

"Gue bilang waktu itu, lo boleh berjuang, gue ga bilang lo harus memaksa jawaban Nata. Sekarang apa kurang jelas buat lo, kalau Nata lebih memilih gue. Berarti sesuai dengan kesepakatan, lo harus berhenti muncul di kehidupan gue atau Nata lagi."

"Kak Metta,kasih aku satu kesempatan lagi."

"Lo keterlaluan kalo kaya gitu Vi."

"KAK METTA!" bentak Vi

"Jaga intonasi lo!" kesal Nata

Vi menahan air matanya karna barusan ia dibentak oleh Nata.

"Gue udah kasih kesempatan dan lo udah liat respon Nata, lo cantik Vi, lo baik, lo pintar, lo bisa nemuin orang baru yang terbaik buat hidup lo."

"Gue cuma mau Ka Nata, ka." tangis Vi

"Lo egois kalo gitu Vi, lo hanya berambisi,lo ga mencintai Nata setulus itu. Lo hanya berambisi memiliki Nata."

"Kak gue mohon kasih gue satu kesempatan lagi."

"Tanya Nata, tanya sama dia siapa yang akan dia pilih saat ini. Gue bisa pergi saat ini juga, kalo yang Nata pilih itu lo."

"Maaf Ta." ucap Nata membuka suara, ucapan itu membuat jantung Metta berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya

"Maaf karena gue ga mungkin ninggalin lo."

"Ga ada yang bisa ngerubah keputusan seseorang Vi, lo mau sama Nata tapi Nata penuh kebencian sama lo? Gamau kan, cari seseorang yang tulus menyayangi lo."

Vi pergi meninggalkan Nata dan Metta.

"Pokoknya kali ini gue ga mau kehilangan lo." kata Metta

"Lo boleh egois kaya tadi Ta, gue seneng."

"Gue deg degan pas lo bilang maaf tadi."

"Takut banget kehilangan gue."

"Bodo amat, ga peduli gue."

-------🍓-------

"Maaf bos, Vi udah nyerah. Dia ga mau ikut campur lagi. Dia menyerahkan Nata ke Metta,Vi ga mau ganggu mereka lagi."

"Paksa bego! Lo harusnya ngelakuin sesuatu, bukannya malah ngadu dan ga bawa hasil apa apa buat gue!"

"Maaf bos."

"Ga becus!" Bagas masih dengan emosinya, ia mengacak acak kursi di tempat pertemuan itu, membuat polisi mengakhiri pembicaraan mereka, membawa Bagas kembali ke jeruji besi. Bagas hanya meronta, berteriak teriak dan marah marah seperti orang tidak waras.

-------🍓-------

"Lo mau apa dari gue?" tanya Nata yang kini sedang baring di pangkuan Metta

"Gue mau lo selalu ada buat gue, jangan ninggalin gue. Kalo lo, mau apa dari gue?"

"Gue maunya, panggilan kita berubah."

"Berubah gimana?"

"Jadi pake aku-kamu, biar romantis dikit wkwk."

"Ga enak ah, ga biasa."

"Biasain dong."

"Gini ni, Nata contohin ya. Aku sayang kamu."

Metta mendengar penuturan Nata hanya merasa geli sendiri, karena memang telinganya tidak terbiasa mendengar itu dari mulut Nata sendiri.

"Ih ga enak ah Nat, aku ga mau."

"Itu udah ngomong pake aku, wahhhh selamat. Nata bangga sama Metta." Nata langsung bangun dan memeluk Metta.

"Dih alay banget lo."

"Gapapa dong."

Atas semua yang mereka alami, kini mereka bersama seperti awal mula kisah mereka, bedanya saat ini mereka beriringan karena hati, bukan suata keterpaksaan. Senyum manis selalu terukir di bibir Nata dan Metta. Bertengkar?  Jangan ditanya itu masih menjadi hobby mereka.

--------🍓---------

END-

Jadi Happy ending nih? Iya dong ❤

Aku minta maaf atas ending yang tidak jelas ini wkwk.

Aku sayang Nata, wkwkwk

How To Be Mine (COMPLETED ✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang