5 of my story'

3.4K 154 3
                                    

Nata mengirimi pesan pada Metta, tetapi belum ada balasan dari Metta.

Nata🐲 : Metta udah ya marah nya
Nata🐲 : Metta?
Nata🐲 : Met, lo masi idup? Gue khawatir

Nata mengacak rambutnya, ia bingung harus melakukan apa supaya Metta berhenti marah padanya.

"Lagian gue jadi orang bego banget si."

Nata menyalakan mesin motornya dan melaju dengan kecepatan extra, agar dapat sampai dengan cepat di rumah Metta.

Tidak sampai memakan waktu tiga puluh menit, Nata sudah sampai di depan rumah Metta. Nata menekan berulang kali bel rumah Metta, tapi belum ada balasan.

"Iya den, ada apa?" Bukannya Metta yang membukakan pintu, malah bibi Metta yang membukakan pintu.

"Bi, Metta nya ada di rumah?"

"Ada den, kenapa?"

"Engga bi, saya khawatir aja."

"Tadi pulang sekolah Metta langsung ke kamar sampe sekarang ga keluar keluar."

"Bibi boleh tolong panggilin Metta nya ga, Nata mau ngobrol sebentar aja."

"Waduh ga bisa den."

"Loh, kok ga bisa?"

"Soalnya bibi ga tega, kalau harus bangunin Metta."

"Ohgitu ya, jadi Metta sekarang lagi tidur bi?"

"Iya den."

"Yaudah deh makasih ya bi, Nata pulang dulu."

"Iya den, hati hati."

Nata menghela nafas. "Metta, Metta, lo bisa tidur sedangkan gue prustasi gara gara lo."

Nata mengendarai motornya dengan kecepatan stabil tidak ugal ugalan seperti tadi. Di pertengahan jalan, Nata melihat seseorang yang seperti ia kenal. Nata menepikan motornya.

"Jelita?"

Ternyata orang itu adalah Jelita, Jelita mengangkat kepalanya.

"Lo ngapain malem malem disini?"

"Tolongin gue Nat.", kata Jelita sambil menangis.

"Lo kenapa?"

"Gue habis kabur dari rumah, bokap gue mukulin nyokap gue terus, gue ga tahan liat mereka berantem tiap hari, pas gue mau cegah mereka berantem, bokap gue ga sengaja nyayat kaki gue, rasanya sakit banget Nat. Tolongin gue.", kata Jelita sambil menangis histeris

"Lo naik ke motor gue aja."

Jelita mengangguk,

"Lo boleh pegangan."

Jelita menyunggingkan senyumnya, inikah senyum kemenangan?

Nata membawa Jelita ke rumah nya, Nata dengan lembut mengobati luka di kaki Jelita.

"Lo tidur di kamar bawah aja, disitu kosong ko, gue tidur di kamar atas. Lo gapapa kan? Masih ada yang ngerasa sakit?"

"Gaada kok Nat, i'm okey. Sorry udah ngerepotin lo.", kata Jelita sambil menunduk

"Santai aja, lo bisa ke kamar sendiri kan?"

"Iya, bisa kok."

"Oke, gue ke kamar dulu ya."

"Iya sekali lagi makasih Nat."

Nata mandi sebentar lalu pergi ke kamar dan merebahkan tubuhnya.

-------🍓-------

Matahari sudah terbit, Metta mengecek ponselnya, mata Metta melebar, terdapat 25 panggilan tidak terjawab dari Nata, dan pesan pesan spam dari Nata. Metta jadi merasa bersalah pada Nata, ia berjanji hari ini akan berbuat baik pada Nata.

Metta💛 : Nata udah pagi

Metta gengsi mengucapkan selamat pagi pada Nata, jadi lebih baik isi pesannya begitu saja. Metta turun ke bawah dan menyiapkan makanan untuk bekal Nata nanti,

"Metta, tadi malem den Nata dateng ke rumah nyariin Metta."

"Masa sih bi?"

"Iya, tadinya mau bibi bangunin, cuman bibi ga tega soalnya Metta tidur nya pules banget."

"Ohgitu, iya deh bi makasih ya bi."

"Iya. Bibi lanjut nyuci dulu ya."

"Iya bi, Metta berangkat sekolah dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Metta berjalan dengan senyum merekah di pipinya, Metta tidak mengecek pesannya sudah di baca atau belum, pokoknya Metta mau meminta maaf pada Nata dengan tulus. Ketika ia sampai di parkiran sekolah, Metta melihat :

"Hati hati." Nata menggendong mesra Jelita, mereka berdua menjadi pusat perhatian, Metta tidak menyapa mereka, Metta tetap berdiri di belakang mereka, Metta melihat Nata yang membawa Jelita dengan hati hati ke kelasnya Jelita, kelasnya Metta juga.

"Gue ke kelas dulu ya." Bahkan Nata tidak memperhatikan apakah Metta sudah sampai sekolah atau belum

"Kalau ada apa apa, lo bisa bilang ke gue.", kata Nata lembut, Jelita hanya mengangguk dan tersenyum seperti orang bodoh. Saat Nata berbalik, "eh Metta lo udah dateng?"

Metta hanya mengangguk dan kembali ke mejanya. Nata menghela nafas, "Lo kenapa si Mett, masa gara gara kemaren doang lo masih cuekin gue sampe sekarang."

Metta menghentikan langkah nya, menarik nafas dalam dalam. "ini sarapan buat lo." Metta menyodorkan kotak bekalnya pada Nata, mata Metta sudah mulai panas sekarang. Nata menghempaskan tangan Metta.

"LO BILANG, GUE YANG EGOIS? DISINI YANG EGOIS ITU LO MET!"

"Gue siapa lo si Nat?"

"Lo bahkan ga tau, karena ga pernah menganggap gue pacar lo." Nata mulai kesal

"Apa gue ga berhak buat marah?"

"Lo itu childish, kekanak kanakan tau ga."

Metta mengangguk, "gue paham sekarang, Nat. Lo boleh pergi dari kelas gue dan dari kehidupan gue."

Nata menarik tangan Metta, "Lo tu kalau ada masalah cerita sama gue, lo pikir gue dukun bisa tau apa yang lo rasain tiap detik nya."

Metta mengehempaskan tangannya. "Makannya lo fikir Nat, yang lo lakuin sama Jelita tadi itu APA?"

"Lo gatau ceritanya, lo dengerin gue dulu."

"Engga perlu Nat, gue terlalu kekanak kanakan buat ngerti itu semua!" Metta berjalan meninggalkan Nata, sedangkan teman teman sekelasnya sedang menyaksikan suatu teater dengan gratis.

Nata menghampiri meja Metta, tetapi Zea tidak terima dengan perlakuan Nata barusan

"Lo bisa pergi sekarang.", usir Zea dengan halus

Nata menyerah,Nata meninggalkan kelas Metta dan pergi ke kelasnya.

"Wanita itu terlalu rumit.",batin Nata

-------🍓-------
Udahan gamau panjang panjang
Bye 💙

How To Be Mine (COMPLETED ✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang