32 of my story'

1.8K 97 6
                                    

Menjadi asing semudah itu ternyata.

Satu sekolah, satu bumi, menghirup udara yang sama, saling mengenal, tapi seperti dua insan yang tak pernah bertukar sapa. Nata melihat Metta seharian penuh ini, tapi tidak satu pun kata yang ia lontarkan pada Metta. Nata merasa bersalah?

Saat ini, mereka sedang berada di kantin, menyantap makanan khas ibu ibu kantin, Nata dan Metta tidak satu meja tentunya. Nata memperhatikan setiap gerak gerik Metta.

BRAK

Meja Metta menjadi sasaran kakak-kelas Metta.

"Lo tu bisa ga si jangan ganjen jadi cewe."

"Apaan si maksud lo ka, " suara Ze tidak kalah lantang dengan kakak kelas yang so penguasa di sini.

"Oh lo berani sama gue."

"Ga usah cari masalah deh ka."

"Yang, hormat ya sama kakak kelas! Punya sopan santun ga lo."

"Gue hanya bersikap sopan sama orang yang bersikap sopan sama gue!"

PLAK

Satu tamparan mendarat di pipi mulus Ze.

"Masalah lo sama gue apa si kak, ko lo malah kasar sama temen gue!"

"Lagian lo tu so kecakepan banget si! Lo mau ngegebet Nata sama Bagas sekaligus, ha? Lo mau nguras dompetnya, haha, dasar matre!"

"Lo ga bisa dapetin cowo aja udah bisa bersikap sinting kaya gini," ketus Metta

Kaka kelas yang ber-name tag Puspa itu pun menarik rambut Metta dengan kuat, membuat Metta meringis kesakitan

Nasib gue kali ya, kena jambak mulu.

Semua penghuni kantin, pun berkumpul untuk menyaksikan drama di kantin ini secara gratis.

"PELAKOR!"

"Lo ga bisa dong ngatain gue kaya gini, lo sama Nata pacaran aja engga!"

"Bangsat, lo berani ya ama gue."

"Gue ga takut ama cewe ular macam lo."

Nata menarik tangan Puspa secara paksa, "Lo tu childish banget si."

"Gue itu cuma mau jauhin lo dari sampah kaya dia." Puspa mendorong tubuh Metta, karena Metta belum seimbang membuat Metta hampir terjatuh dan untung saja Bagas bergerak dengan cepat.

"Lo minta dikasianin sama gue?" ketus Bagas.

"Cara lo murahan tau ga."

"Bagas, lo kok ikut ikutan belain dia si, sebel deh gue."

"Lo jauh jauh dari Metta, jangan berani nyentuh dia atau apapun itu, kalo lo mau hidup lo tentram." terdengar seperti ancaman.

Puspa memberikan kode pada teman temannya.

Teman temannya menyirami Metta dengan air jus yang baru dibeli oleh sekelompok pengikut Puspa. Metta menutupi seragamnya, dan berlari meninggalkan kantin. Banyak yang menatapnya dengan tatapan, kasihan?

Sepertinya mereka melupakan keberadaan Zea, "Biar impas." Zea juga menyiram tubuh Puspa sama seperti yang dikatakan oleh teman teman Puspa. "Udah kelas 12 masih aja buat masalah, lo mau ga lulus? Biar bisa nempel nempel ama Nata. Haha, kasian gue ama emak lo." Zea meninggalkan kantin dan mengejar Metta.

"Nata kamu belain aku dong."

"Gue ga sudi bela orang yang salah dan gatau malu kaya lo."

Nata meninggalkan kantin dan mengejar Metta yang sudah dipastikan sedang berada di toilet sekarang, Nata tidak terima kalau ada yang menyakiti Metta.

"Metta."

"Metta."

"Lo di dalem ga?"

"Gue masuk ya."

"Jangan masuk bego, ini toilet cewe nanti lo digebukin."

"Yang ada mereka kesemsem liat gue disono."

Hiks,

Nata mendengar Metta yang masih mencoba meredam tangisnya,

"Gue malu, Nat."

"Gapapa, mereka bakal kapok dan ga gangguin lo lagi kok.", "Zeaaaaaa."

"Ngapain lo badak ancol teriak teriak, kuping gue sakit!"

"Sini dulu."

"Mau ngapain lo."

"Sini dulu."

Zea keluar dari kamar mandi, "Apaan?"

"Galak amat bu, pantes jomblo."

"Lo juga jomblo kali ah."

"Kalo gitu kita.." Nata menggantungkan kalimatnya

"Lo mati aja gausah ajak ajak gue, gue ga sudi."

"Hahaha, bego. Nih kasihin sweternya ke Metta, suruh dia ganti baju."

"Bayar kaga ni?"

"Bayar lah, mana ada yang gratis."

"Pantes aja, gue udah cium bau bau tidak sedap disini."

"Bilang ke Metta bayarnya pake cinta."

"Iyuh, alay lo poni kuda."

Setelah Metta selesai ganti baju, Metta mencuci mukanya, dan menghapus jejak air matanya, Metta mengucapkan terimakasih pada Zea yang dibalas dengan anggukan.

"Astagfirullah, gue kira udah balik ke alam lo."

"Makasih makasih kek."

"Ngarep amat gue bilang makasih," Metta terkekeh

"Iya deh emang lo tu ya magadir (jelemA Gatau Diri : Orang ga tau diri), astagfirullah."

"Iya deh, Nata ganteng tapi ganteng song jong-ki, makasih banget buat baju gober yang lo pinjemin ini."

"Badan lo tenggelem,Ta." Nata tertawa melihat tangan Metta yang tertutup oleh lengan sweater Nata yang panjang, sweater Nata terlihat seperti daster bila dipake Metta karena ini sangat kepanjangan, tapi muka Metta tetap kyudddd.

"Bacot."

"So ngambek gitu wkwk."

"Bodo amat."

"Lagian punya badan minimalis amat dah."

"Iya diciptain biar gampang dipeluk wkwk."

"Kaya gini?"

Nata memeluk Metta menyakurkan kehangatan, "Ngapain lo senyum senyum gitu."

"Jangan ngintip Nata."

-------🍓-------

Gini ya, sebenernya aku tu ga pede banget buat up ini, because, aku tu ngerasa cerita aku tu ga banget, ga kaya aku pede plus semangat bad pas up cerita ghost. Sumpah kesel sendiri pas punya pemikiran unpublish aja kali ya, terus mau hiatus,but kayanya ga profesional aja gitu walaupun ya emang masi amatir wkwk. (jadi curhat wkwk)

Comment and share guys:)

Thx guys 🌵

How To Be Mine (COMPLETED ✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang