17 of my story'

2.1K 98 1
                                    

Nata masih memikirkan mimpinya semalam, itu sekedar bunga tidur, atau sebuah petunjuk ya?

Nata menyeruput minuman di depannya ditemani lagu yang mengalun lembut di telinganya.

Sekarang Nata sedang berada di sebuah Cafe,

Pintu Cafe terbuka dan menampilkan seseorang yang Nata rindukan.

"Metta."

Sang pemilik nama menoleh, dan terkejut melihat Nata.

"Ngapain lo kaget gitu, dikira ini Cafe pribadi lo apa."

"Lo juga kaget kali tadi." Metta memutar bola matanya, dan mulai menyebutkan pesanannya.

"Gue ga nyuruh lo duduk di sebelah gue loh ya."

"Gue juga ga minta duduk di sebelah lo ya, jangan pede."

Metta memilih meja di pojok dekat jendela, dan mengamati jalanan. Nata tampak  memperhatikan Metta,dan memutuskan menghampiri Metta.

'Gatau lagi, ini harga diri gue dimana ya' Batin Nata

Metta menaikkan sebelah alisnya, "Lo lupa bawa dompet?",tanya Metta

Nata tidak habis fikir dengan wanita dihadapannya ini, kenapa pemikirannya sangat sempit sekali.

"Gue bukan cowo kere yang pura pura kaya dan ngomong kebohongan dengan cara lupa bawa dompet padahal bawa dompet tapi kaga punya duit." tentu saja Nata bukan orang seperti itu, mulut Metta ini memang perlu dijait sesekali, biar ada bolong bolong buat penyaring.

"Oh,kirain. Soalnya diluaran sana kebanyakan model nya model kaya lo gitu."

"Enak aja lo, bang*",omongan Nata tertahan di ujung bibirnya, Nata lupa, Nata sedang berbicara dengan mantan pacarnya, bukan dengan teman karib nya.

"Bang? Sat?",tanya Metta polos

Nata spontan menutup bibir mungil Metta, "Hust, anak kecil gaboleh ngomong kasar kaya gitu."

"Lagian lo punya mulut ga dijaga."

'Padahal ama gue udah di rem tadi, yang nge gas dia.' Batin Nata

"Apa lo? Cewe selalu benar.",sambung Metta

'ini anak ngapa jadi ngeselin tingkat dewa begini dah.'

"Lo mau ngapain si kesini?" Metta kembali membuka suara

"Gatau, lupa. Lo kebanyakan ngomong."

"Dasar pikun."

Bola mata Nata melebar, "Ngatain aja terus ampe puas."

"Oke."

"Nata itu ngeselin, so ganteng, so kaya padahal belum kerja, so kece padahal muka amit amit jabang bayi, playboy cap kaki gajah, gengsi segede bola basket."

"Lanjutin aja terus, lanjutin."

Metta menghentikan ucapannya.

'ini gue dikata katain ngapa malah seneng begini si, bego deh.' Batin Nata

"Gue mau ngomong sama lo."

"Dari tadi juga udah ngomong."

"Serius,Ta."

"Belum, Metta belum siap di seriusin."

Nata menghela nafas pasrah, mengumpulkan semua energi dan kesabaran, berbicara dengan Metta saat ini membuat tekanan darah nya melonjak tinggi, tapi rasa sayangnya tidak pudar sedikit pun, wkwk.

"Gini lo ya."

Metta memasang muka, seperti seorang pendengar yang baik, dan menggemaskan.

'Ga si ga gemes gemes banget, tapi pengen nyubit pipinya banget gila, omejeh. Tahan Nat,tahan.' Batin Nata

"Ish, lama deh."

"Cie nungguin."

Metta mengerucutkan bibirnya

'Aduh makin ga tahan gue, pengen gue cium. Eh belum muhrim ga boleh.' Batin Nata

"Lo kenapa si berubah?"

-------🍓-------

Metta berjalan kaki menyusuri jalanan kompleksnya, menerawang setiap hembusan angin dan menatap langit sesekali, menghela nafas kasar lalu memejamkan mata, kemudian tersenyum lagi.

Metta duduk di sebuah kursi taman, dan membuka ponselnya. Melihat beberapa foto yang diambil bersama Nata.

Perasaannya semakin rindu, tak tertahan. Tapi, menjauh adalah satu satunya cara yang bisa ia lakukan, untu melindungi Nata.

Sebenarnya siapa yang butuh perlindungan, Nata? Atau,Metta?

Serapuh inikah perasaan Nata?

Seseorang yang telah mengacaukan kehidupan Metta kembali datang tanpa diundang dan duduk di sebelah Metta, menatap Metta lekat lekat

"Keputusan lo udah tepat."

"Lo jahat."

"Maksa gue kaya gini pun, gaakan bisa ngerubah perasaan gue."

"Rasa suka gue ke lo, udah lama hilang. Sekarang semuanya berasa hambar."

"Gue kasian sama lo, lo terlihat menyedihkan."

"Memaksa cinta buat bertahan sama lo? Tapi lo ga pernah memberikan cinta."

"Cinta yang lo maksud selama ini cuma ambisi."

"Lo ga punya hati."

"Malah gue pernah menganggap lo bukan manusia."

Bagas, ya seseorang itu Bagas.

-------🍓-------
Hayo si Bagas bakal ngapain Metta?

How To Be Mine (COMPLETED ✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang