35 of my story'

1.7K 81 4
                                    

Lalu ada dering tanda masuk pesan, Nata dengan cepat membuka pesan itu

"SIALAN!" Umpat Nata

Nata mengendarai motornya tanpa memperdulikan nyawanya, intinya Nata harus segera sampai disana dan menyelamatkan Metta.

Nata mendobrak pintu dengan kencang sehingga pintunya terbuka, berulang kali Nata berteriak memanggil nama Metta, namun tidak ada sahutan apapun.

Nata berlari kesana kemari, mendobrak satu persatu pintu disana tapi nihil, Nata belum juga menemukan Metta.

"METTA, LO DIMANA?"

Suara pecahan kaca terdengar dari ujung ruangan, Nata langsung berlari ke sumber suara itu dan tanpa pikir panjang mendobrak pintu tersebut. Nata melihat Metta nya sedang duduk dengan lebam diwajah, tangan dan kaki terikat, Metta menangkat kepalanya dan melihat Nata, Metta meneteskan air mata sambil menggeleng geleng.

"Metta gue bakal selamatin lo."

"JANGAN MENDEKAT!" kata seseorang yang membekap Metta

Nata menghiraukan perintah itu dan tetap mendekati Metta,

"JANGAN MENDEKAT, ATAU NYAWA ANAK INI MELAYANG!"

"Vi."

Laki-laki dengan perawakan tinggi dibalut dengan pakaian serba hitam dan wajah yang tertutupi oleh topeng, membuat Nata tidak bisa mengenali wajahnya, tetapi rasanya Nata tidak asing dengan orang ini. Laki-laki itu mendekatkan pecahan kaca itu ke leher Vi, membuat Vi berteriak histeris sambil meminta bantuan Nata.

Nata jadi merasa bingung sendiri siapa yang harus ia bantu, kalau Nata menolong Metta sama saja membuat Vi dalam bahaya, tapi kalau Nata menyelamatkan Vi, Nata akan menyesal seumur hidupnya karena telah menyia nyiakan Metta.

Lelaki itu tertawa kencang, "Buat pilihan yang tepat bodoh!"

"Aku mohon kak selamatin aku."

Nata mengedarkan pandangannya pada sekitar, Nata rasa Metta dalam keadaan aman untuk sementara waktu, sedangkan Vi sekarang yang sedang terancam bahaya, Nata membuat rencana akan menyelamatkan Vi terlebih dahulu, baru kemudian membebaskan Metta dengan bantuan Vi juga. Nata menyiapkan kuda kuda bersiap melawan lelaki jangkung dihadapannya ini, berhasil membuat Vi terbebas. Tiba tiba Metta sudah dilepaskan dan diseret didepan muka Nata, Nata melihat itu. Nata melihat Metta menangis menahan sakit, tapi tidak meminta bantuan apapun padanya. Nata merasa sakit melihat Metta disiksa oleh orang orang tak berhati nurani ini.

"Gue ga akan nyakitin Metta asal lo pergi dari sini."

"Lo mau apa Ha!"

"Gue mau Metta."

"Permintaan lo yang lain selain itu, dan pasti akan gue turuti."

"Oke. Jauhi Metta."

"Lo siapa berani nyuruh nyuruh gue Ha!"

"Lo harus sopan sama gue."

"Hahaha, lucu lo!"

Nata melihat Metta ditampar oleh salah satu orang yang sedang mengepungnya,

"BANGSAT!"

Nata memukuli lelaki jangkung itu tanpa jeda. Ketika Nata lengah dan mulai merasa kelelahan, lelaki itu menendang perut Nata, membuat Nata tersungkur kebelakang.

"GUE BILANG LO HARUS HORMAT SAMA GUE!"

Laki-laki itu membuka topengnya,dan memasang seringai tajam.

"BAGAS SIALAN!"

Bagas menginjak perut Nata sekarang, "Bodoh, lo bahkan ga mengenali abang kandung lo sendiri!"

"Lo psikopat!"

"Lepasin lakban di mulut Metta, biarin dia ucapin kalimat terakhir buat si adik durhaka ini."

Mematuhi perintah bosnya, anak buahnya itu menarik lakban Metta dengan kuat,

"Nata, lo pergi aja dari sini." Hiks, Metta menangis histeris

"Lo jangan nyakitin diri lo cuma gara gara gue."

"Lo bawa Vi jauh dari sini."

"Gue gapapa disini."

"Jangan lupa, kompres luka lo ya Nat."

"Lo pergi aja, gue gabakal kenapa kenapa disini."

"Nata gue mohon lo pergi dari sini!"

"Gimana bisa gue ninggalin lo, Ta."

"Nyawa lo lebih penting dari apapun Nat."

Nata melihat Bagas mulai lengah, dan memulai serangannya, sehingga Bagas terjatuh dan Nata yang sekarang menginjak dada Bagas.

"Dimana hati lo Bagas! Kenapa lo tega nyakitin Metta!"

"Gue udah terlalu sering memperingatkan dia untuk menjauh dari lo! Tapi dia keras kepala. Dia ga pernah nurut apa kata gue, gue murka, karena selalu lo yang dia pilih!"

"Lo gila cuma gara gara ambisi lo!"

Bagas memberikan aba-aba, dan anak buahnya mulai menampar wajah Metta sekali lagi.

"Berhenti sentuh dia, setan lo semua!"

Anak buah nya mulai menyerang Nata, Metta menangis histeris, ia tidak pernah menginginkan kejadian ini.

-------🍓---------

Apa kabar?

How To Be Mine (COMPLETED ✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang