"Loe mau makan apa?" Tanya Aidan setelah mereka keluar dari bioskop. Wajah cowok yang sekarang memakai kemeja kotak-kotak itu tampak sumringah. Mungkin karena dia baru saja nonton film favoritnya kali ya.
"Em....." Clarisa tampak berfikir kira-kira apa makanan ringan yang bisa membuat Aidan kenyang dan tak membuat perutnya begah.
Sejak awal film diputar Aidan nampak berkonsentrasi tinggi. Bahkan saking konsentrasinya, mungkin Aidan lupa bahwa Clarisa duduk di sebelahnya. Buktinya, setiap Clarisa ajak ngobrol, cowok itu tidak pernah merespon sama sekali dan popcorn yang berada di tengah-tengah mereka juga tak ia sentuh sedikitpun. Alhasil, Clarisa-lah yang memakan semua popcon dan meminum habis sodanya. Jadi ketika saat ini cowok itu mengajaknya makan, perut Clarisa sudah benar-benar penuh dengan cemilan dan soda tersebut. Sampai rasanya dia pengen muntah.
"Hey Ris!" Aidan menggoyang-goyangkan tangannya di muka Clarisa
"Ehm....iya...." Clarisa buru-buru menyadari bahwa sejak tadi dia belum menjawab pertanyaan Aidan.
"Makan apa?" Aidan menunjuk ke arah foodcourt di depan mereka.
"Terserah loe aja deh...."
"Kok terserah. Loe pasti laper banget 'kan?"
Clarisa tersenyum hambar.
Lapar dari Hongkong, jika seporsi besar popcorn dan segelas besar soda gue yang ngehabisin sendirian. Pengen muntah iya, lapar enggak!
"Ya udah, kita makan dimsum aja ya?" Aidan menunjuk sebuah resto dimsum di deretan paling ujung.
"Dimsum disana terkenal enak lho...."
Clarisa mengangguk kecil. Seenak-enaknya makanan yang akan ia makan, tetap dia tidak akan mungkin berselera karena kekenyangan.
"I....Iya. terserah kamu." Clarisa menggaruk tengkuknya.
"Oke. Loe tunggu disini ya. Biar gue yang pesenin." Aidan mengayunkan langkah, meninggalkan Clarisa sendirian.
Clarisa menghela nafas. Ia lantas duduk di sebuah kursi di depannya sambil memainkan iphone-nya. Ia asyik berselancar di instagram, sampai-sampai tidak sadar jika ada langkah kaki yang menghampirinya.
"Lho....loe Clarisa 'kan?" Suara cewek itu mengangguk konsetrasi Clarisa. Cewek itu otomatis mengangkat muka saat ia melihat sepasang kaki cewek dan sepasang kaki cowok berhenti di depannya.
Clarisa tidak menyahut. Dia ingat wajah cewek cantik dengan baju tanpa lengan dan rok mini yang memperlihatkan kaki jenjangnya itu. Dia Irene, mantan pacar Danzel yang Clarissa dengar selama ini. Namun bukan Irene yang membuatnya tidak bisa bicara, melainkan cowok dengan kaos navy dan jaket jeans hitam yang berdiri dibelakang Irene.
Danzel.
Clarisa misuh-misuh dalam hati. Entah waktu yang memang tidak berpihak padanya atau memang ini adalah hari tersialnya setelah hari-hari sialnya yang lain sejak bertemu Danzel. Namun kini cewek itu benar-benar mati kutu. Di jakarta ada banyak Mall, tapi kenapa juga mereka harus datang ke Mall yang sama dengannya?
"Iya.....gue lihat Spiderman." Jawab Clarisa pelan.
Sok kenal banget sih ni cewek?
"Sama siapa?"
Clarisa belum menjawab. Ia melirik Aidan yang masih sibuk dengan pesanannya di kasir.
"Sama....." Clarisa melirik Danzel yang sejak tadi tak mengatakan apapun namun Clarisa yakin jika cowok itu sama penasarannya dengan Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy (COMPLETE)
Teen FictionClarisa dibuat pusing dengan kehadiran 3 makhluk di dalam hidupnya. 1. Danzel. Cowok ter-menyebalkan di sekolah yang membuat hidupnya tidak tentram karena setiap hari cowok itu terus mengerjainya. 2. Aidan. Cowok pendiam yang selalu ada dimanapun Cl...