21

239 12 0
                                    


"Kita mau kemana sih?" Clarisa melirik Danzel yang tampak tenang mengemudi di sampingnya. Cowok itu terlihat cute dengan kemeja bergaris warna biru yang dipakainya.

"Jalan-jalan lah..."

"Iya maksud gue jalan-jalan kemana?"

"Surprize dong. Kalau loe tau ntar nggak seru." Danzel tersenyum kecil.

Clarisa mencebik.

Pakek acara surprise-surprise segala. Emang tempatnya sebagus apa sih.

Awalnya Clarisa pikir kalau mereka hanya akan jalan-jalan di sekitar Jakarta saja. Ke Ragunan mungkin, nge-mall atau ke Ancol. Tapi ternyata, cowok itu malah membawanya menuju jalan ke arah Bandung.

Clarisa ingin protes, namun diurungkannya karena ia yakin jikapun dia bertanya cowoknya yang menyebalkan itu pasti tidak akan memberitahunya. Jadi cewek itu lebih memilih diam sambil mendengarkan lagu-lagu yang diputar Danzel di dalam mobil.

Karena perjalanan yang cukup lama dan membosankan, akhirnya cewek itu tertidur. Saaat ia terbangun, mobil mini cooper merah itu sudah terparkir di halaman sebuah rumah atau sebuah villa mungkin.

Entahlah! Clarisa masih lingung.

"Kita dimana?" Tanya Clarisa ketika ia turun dari mobil untuk mengikuti Danzel yang sudah turun lebih dulu darinya. Hawa dingin tiba-tiba menyergap begitu saja ketika ia membuka pintu. Membuat kulitnya yang hanya terbungkus cardigan tipis itu merinding.

"Di Mars...." Jawab Danzel acuh sambil berjalan menuju teras, mengeluarkan sebuah kunci dari saku celana jeans-nya kemudian membuka pintu.

Clarisa berdecak kesal. Namun ia hanya berjalan menyusul Danzel yang kini sudah masuk ke dalam rumah lebih dulu.

Sebelum masuk ke dalam villa, Clarisa sempat terpesona dengan pemandangan di sekelilingnya. Hamparan kebun sayur yang luas dengan ladang yang bekelok-kelok di depan matanya, pohon-pohon cemara yang menjulang, barisan gunung hijau yang indah juga kabut tipis yang menyelimuti sekitarnya. Suasananya yang sangat menenangkan.

"Loe mau berdiri aja disitu?" Suara Danzel membuyarkan fokus Clarisa.

"Ini dimana sih?" Clarisa mendekati Danzel dan duduk di samping cowok itu.

Cewek itu kembali terpesona dengan Villa berlantai dua dengan konsep modern yang mempunyai taman luas dengan bunga anggrek dan mawar di sekelilingnya tersebut.

"Villa." Jawab Danzel kemudian berangsur dari duduknya kemudian menuju dapur. Hendak membuat teh hangat untuk dirinya dan Clarisa karena dia juga kedinginan.

"Villa siapa?"

"Ya punya gue dong!"

Clarisa mengangguk, bibirnya bergumam 'oooo'.

"Gimana, gue kaya kan?" Danzel menyombongkan diri. Bibirnya tersungging pongah.

"Loe pasti bangga kan punya cowok keren, ganteng, tajir lagi."

Clarisa berdecak.

"Bahkan mungkin jika tadi kita ke kebun binatang, pasti loe juga akan bilang bahwa simpanse yang berada di sana dulu pernah jadi peliharaan loe 'kan?"

Danzel melirik kesal.

"Emang ngapain ke kebun binatang?!"

"Gue pikir loe mau ngajakin gue ke Mall atau kebun binatang."

"Ngapain ke sana? Kalau hari libur begini Mall atau kebun binatang ramainya minta ampun Clarisa. Bukannya kita yang lihat hewan, hewannya malahan yang lihat kita." Jawab Danzel meletakkan sendok kecil yang digunakannya untuk mengaduk gula, kemudian dengan langkah santai membawa baki berisi dua cangkir teh hangat ke atas meja

My Badboy  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang