Syarat

398 41 3
                                    


Awas Typo!


Happy reading





-000-

Park Jimin, pria itu kini tengah berdiri tepat di hadapan sebuah gudang disamping arah matanya yang betah tertuju pada jam tangannya persis sedang menantikan ketibaan seseorang. Ekspresi wajahnya yang tak alami membuatkan sesiapa saja yang mengenal Jimin secara mendalam akan bisa menyimpulkan arti dari ekspresi yang tengah dipamerkan.

"Jimin" Ternyata sosok yang sedang dinantikan Jimin adalah Wonwoo.

"Lekas sekali kau kemari, apa kau..."

"Berhenti embel-embel, Aku tidak punya waktu untuk melayanimu." Jimin meraih kaus Wonwoo keras, bahkan sehingga tubuh pria itu ikut terangkat. "Sekarang katakan lansung apa strategi yang sudah kau persiapkan untuk menyudahi kasus ini"

Bukannya serem Wonwoo malah tertawa henyak dan hal itu tentunya semakin mengundang amarah seorang Park Jimin. Justeru tanpa berpikir panjang Jimin berkeras ingin melayangkan bom mentahnya sebelum akhirnya sebuah kalimat yang diutarakan Wonwoo menyekat tindakannya.

"Ingin ku makamkan wanita itu saat ini juga"

Kalimat tersebut cukup ringkat,namun padat dengan pemerasan.

"Bahkan sekali aku terluka ulahmu, seumur hidupku aku akan memburumu disamping orang-orang yang kau sayang"

Jika Wonwoo sudah mengutarakan sebuah kalimat, Jimin seharusnya mencernanya semulus mungkin karena ia percaya kalau pria bermarga Jeon itu sungguhan tidak pernah menganggap remeh setiap yang perkataan keluar. Terlebih jika sudah menyangkut dengan sosok Eunha yang saat ini menjadi sinar hidupnya.

"Mian, aku emosi" pohon Jimin kembali bersikap normal.

"Tapi aku sungguh ingin tahu tentang rencana yang mahu kau... "

"Soal itu tidak perlu kau campur tangan. Biarkan aku yang bekerja dan jika aku membutuhkan bantuanmu... akan ku katakan lansung padamu, tak perduli kau sanggup melakukannya atau tidak" putus Wonwoo lalu beranjak menghindar dari depan Jimin.

Sementara Jimin masih memasang ekspresi sangsi menanggapi setiap perkataan Wonwoo barusan.









-000-

Usai jam sekolah sekitar 5 sore, Jungkook disamping Yuju barengan melanjutkan aktivitas mereka. Namun aktivitas tersebut bukannya berkait soal pelajaran, melainkan sebuah aktivitas yang berperan untuk meperkukuhkan jalinan sebuah perhubungan.

Lebih jelas, tepat hari ni kedua insan itu sepakat untuk berkencan setelah konflik yang sempat berlaku antara keduanya. Tujuannya untuk berbagi cerita serta memulihkan kesalahpahaman antara keduanya.

Pada awalnya Yuju sempat sungkan mengingati detik-detik dimana mereka berpijak dimuka bumi sebagai dua insan yang seolah tidak saling mengenali. Bahkan masih segar di ingatannya saat Jungkook menggores luka pada hatinya dengan mencoba dekat dengan sebarangan siswi di sekolahnya.

"Yuju-ah!"

Panggilan tersebut sejenak membuyarkan lamunan Yuju sekaligus membuat Yuju salah tingkah.

chup~

Bibir Yuju ditempelin bibir Jungkook sekilas dan hal tentunya membuatkan gadis itu shock setengah mati.

"Aku mengerti kalau kamu lagi butuh ciuman. Tapi kenapa malah diam,kan tinggal diomongin aja" goda Jungkook menaikkan sebelah alisnya. Namun Yuju sebaliknya tidak merespon sesuai harapannya. Karena kebiasaannya gadis itu paling-paling akan mencubit lengannya jika tidak menjitak kepalanya.

BangFriend [Love] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang