Part 1

6.7K 126 2
                                    

Hallstatt, Austria.

Author POV.

Musim dingin telah tiba. Lapisan salju yang melapisi kota Hallstatt menambah keindahan pemandangan kota tersebut. Walaupun kota Hallstatt adalah kota yang sangat kecil atau mungkin lebih cocok disebut desa daripada kota, namun karena letak geografisnya yang berada di tepi danau Hallstätter dan dikelilingi pegunungan Alpen menjadikannya kota yang luar biasa indah dan memukau bak negeri dongeng. Nama Hallstatt juga kini sudah semakin menggema di telinga para traveler, sehingga tidak heran jika kota tersebut selalu diminati dan dipadati oleh turis mancanegara.

Langit mulai gelap, di pinggiran danau, ditengah-tengah salju yang turun tiada hentinya dan dinginnya angin yang berhembus, terlihat Nicolle sedang berjalan cepat hendak menuju salah satu coffee shop terdekat. Namun tiba-tiba langkah Nicolle terhenti ketika mendengar suara bentakan pria disusul tangis seorang wanita. Nicolle mengedarkan pandangannya ke sekitar dan mencari darimana sumber suara tersebut. Ternyata tidak jauh dari tempatnya berdiri, terdapat sepasang pria dan wanita yang terlihat sedang bertengkar. Tanpa berpikir panjang, Nicolle mendekati mereka dan langsung memarahi pria tersebut karena telah membuat seorang wanita menangis, tanpa memberi kesempatan kepada si pria untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Sementara pria yang dimarahi tersebut hanya menatap bingung ke arah Nicolle dan akhirnya pria itu tertawa setelah Nicolle selesai memarahinya.

“Maaf Nona, Anda salah paham, saya memang membentak wanita di samping saya ini dan membuatnya menangis karena itu yang ada di skenario drama kami. Kami sedang latihan untuk pementasan drama,” ucap Pria tersebut kepada Nicolle sambil menunjukkan satu bundel jilidan kertas yang berisi naskah drama.

Nicolle langsung bungkam dan menegang sekian detik, pipinya merona merah layaknya kepiting rebus. Saking malunya, dia tidak berani menatap pria tersebut. Setelah berhasil mengatasi rasa malunya, Nicolle mendongakkan wajahnya dan memberanikan diri untuk meminta maaf atas kelancangannya memarahi pria itu tanpa mau mendengarkan penjelasan pria tersebut terlebih dahulu.

Tidak jauh dari sana, ada seorang pria yang sedari tadi asyik menikmati coklat panasnya sambil mendengar dan menikmati latihan drama tersebut dan tiba-tiba dia semakin tertarik menyaksikan apa yang terjadi ketika seorang wanita tiba-tiba datang dan dengan beraninya memarahi si pria yang sedang latihan drama tersebut sampai akhirnya wanita tersebut tertunduk malu dan meminta maaf karena kesalahpahamannya.

She is cute,” ucap pria itu dalam hati sambil menyesap coklat panasnya, kemudian menarik sebelah ujung bibirnya ke atas, mengukir senyum tipis pada wajah tampannya.

Setelahnya, pria itu membuang cup coklat panasnya yang sudah tandas dan berjalan mengikuti Nicolle dari belakang. Nicolle tidak jadi mampir ke coffee shop, dia langsung melangkahkan kakinya menuju ke hotel tempat dia menginap, yang ternyata adalah hotel yang sama dengan yang pria itu tempati.

Melvyn & NicolleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang