Part 8

1.3K 41 0
                                    

Anderson's Corp Singapore Office

Melvyn sudah kembali ke ruang kantornya setelah mengadakan spot check pada beberapa divisi. Melvyn memang suka mengadakan inspeksi mendadak untuk mengetahui kinerja karyawannya, apakah mereka betul-betul bekerja atau hanya sekadar menyetor muka di pagi hari dan pulang di sore hari.

Melvyn POV.

Tanpa diperintahkan, kini pikiranku melayang pada kejadian tadi pagi. Memori otakku memutar ulang kejadian ketika Nicolle tanpa sengaja menumpahkan minumannya mengenai jasku. Ahhh... Aku tiba-tiba mendesah kecewa. Ada dua hal yang membuatku kecewa,
Pertama : Tidakkah Nicolle mengagumi ketampananku ini? Tidak terpancar sama sekali sorot kagum dan memuja di kedua manik matanya! Mungkin dia wanita pertama yang tidak melihat ketampananku ini! Ck...
Kedua : Bagaimana mungkin dia tidak menanyakan namaku bahkan disaat aku memberikan nomor ponselku padanya? Lantas dia menyimpannya dengan nama apa? Aku yakin dia tidak mengenal siapa aku jika dilihat dari respon pertamanya ketika menatapku tadi.

Ughh... Aku menjadi kesal sendiri memikirkannya. Aku tidak tahu kenapa aku harus kesal ketika Nicolle mengacuhkan keberadaanku bahkan ketika aku berada tepat dihadapannya. Mengacuhkan dalam artian tidak memandangku sebagai seorang pria yang menarik perhatiannya. Ya walaupun aku akui di situasi seperti tadi bukanlah waktu yang tepat untuk saling berkenalan ataupun menunjukkan ketertarikan antara pria-wanita. Deg!! Aku dapat merasakan kelenjar adrenalku seketika memproduksi hormon adrenalin yang berlebihan hingga mempengaruhi kinerja jantungku. Aku merasakan debaran-debaran aneh dan detak jantung yang berpacu semakin cepat. "Apakah aku mulai terkena serangan jantung ringan?" keluhku dalam hati sambil bergidik ngeri.

Ketika hendak membuka kembali laptopku, aku teringat akan buku catatan Nicolle yang ku simpan di laci meja kerjaku. Aku membuka laciku dan kemudian mengambil buku itu. Aku menyunggingkan senyum tipis sambil menuliskan sesuatu di secarik kertas dan kemudian menyelipkannya pada buku itu. Setelahnya, ku masukkan buku itu ke dalam sebuah amplop coklat dan ku segel rapi. Aku akan mengembalikan buku ini pada Nicolle, dan ya tentu aku tidak akan menyerahkannya sendiri secara langsung. Aku mempunyai rencana lain, rencana yang tempo hari terlintas dibenakku.

Aku akan meminta Jimmy untuk mengantar paket ini ke alamat apartment tempat Nicolle tinggal.

*********

DeVone's Corp Office

Nicolle sudah tiba di kantor sambil menenteng jas Melvyn yang terkena tumpahan kopinya. Dimasukkannya jas itu dalam sebuah kantong paper bag dan ditaruhnya di bawah kolong meja kerjanya.

Nicolle POV.

What a bad luck! No, not really a bad luck, the good news is he is captivating! Lumayan lah buat nyuci mata di pagi hari walaupun tadi sekujur tubuhku menegang ketika tanpa sengaja tumpahan kopiku mengenai jasnya, tak sempat aku menikmati wajah tampannya karena rasa bersalah langsung menyelubungiku. Untungnya pria itu tidak marah-marah, walaupun ya kata-katanya cukup dingin dan sorot matanya sangat tajam. Tiba-tiba terdengar suara teriakan melengking Bella yang membuyarkan lamunanku.

*********
"NICOLLEEE...!!!" seru Bella berteriak.

"Hey, pelankan suaramu! Jack akan memanggilmu ke ruangannya jika kau membuat kekacauan sepagi ini!" ujar Nicolle. Jack adalah salah satu pimpinan DeVone's Corp.

"Ops... my bad! Aku hanya terlalu bersemangat pagi ini." Bella memelankan suaranya namun tidak mengurangi antusiasnya.

"Apa yang membuatmu begitu bersemangat di pagi ini apalagi hari ini hari Senin, biasa kau selalu memulai Senin pagimu dengan tidak berselera?" tanya Nicolle.

Melvyn & NicolleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang