Part 7

1.4K 46 0
                                    

The Next Day...

Anderson's Corp Singapore

Hanya perlu satu kata untuk mendeskripsikan Menara Anderson's Corp yaitu "MEGAH!"! Menara Anderson's Corp merupakan salah satu gedung pencakar langit di Singapura dengan tinggi gedung hampir mencapai 300 meter dan memiliki desain arsitektur yang sangat unik dan menakjubkan! Gedung ini terletak di kawasan Raffles Place yang merupakan salah satu kawasan pusat perkantoran di Singapura. Kawasan Raffles Place selalu dipadati oleh para pekerja kantoran yang berlalu lalang khususnya di pagi hari menjelang jam masuk kerja dan sore hari ketika jam pulang kerja.

*********

Suasana kantor pagi ini sangat sibuk, makhlum hari ini adalah hari Senin dimana segala kegiatan kembali mulai beroperasi normal setelah libur 2 hari lamanya, sabtu dan minggu. Semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, tak terkecuali Melvyn. Melvyn terlihat serius dengan setumpukan berkas di hadapannya sebelum akhirnya sebuah suara teriakan menghentikan aktivitasnya.

"HEY BRO!" teriak seorang pria yang tiba-tiba muncul dari balik pintu ruangannya.

"Tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu?" balas Melvyn tegas.

"Wohoo... Easy bro!" seru pria itu sambil menaikkan kedua tangannya seakan meminta ampun.

"Apa yang membawamu kemari sepagi ini?" tanya Melvyn to the point.

"Nothing, hanya ingin mengajakmu sarapan." jawab pria itu santai dan langsung menghempaskan tubuhnya di sofa yang berada di depan meja Melvyn.

"Tidak bisa, kau tidak lihat aku sedang sibuk saat ini!" tolak Melvyn sambil melanjutkan pekerjaannya yang terhenti tadi.

"Ohh.. ayolah.. Tinggalkan sebentar pekerjaanmu itu! Tiada habisnya pekerjaan itu jika kau mau mengerjakannya hingga selesai." ceramah si pria.

"Kau selalu pintar berdalih!" Melvyn menanggapi.

"Tapi kau mengakuinya." jawab pria itu sambil terkekeh.

"Give me 5 minutes." Melvyn akhirnya menerima ajakan pria itu dan langsung membereskan mejanya.

"No probs!" seru si pria.

Pria itu adalah Derick, sahabat Melvyn sejak kuliah. Keduanya sama-sama mengenyam pendidikan S1 S2 di Harvard University, Massachusetts, USA. Setelah lulus dengan gelar masternya, keduanya bermigrasi ke Singapura untuk memimpin cabang perusahaan keluarga masing-masing. Perusahaan keluarga Derick bergerak dibidang freight forwarding ekspor impor.

"I'm done, let's go!" seru Melvyn sambil menyambar jasnya dan memakainya.

"Let's go! Kita ke tempat biasa." ajak Derick.

"OK!" balas Melvyn.

*********

Melvyn & Derick berjalan menuju cafe langganan mereka yang terletak tidak jauh dari office Melvyn. Ketika tiba di depan cafe, saat Melvyn menarik pintu, dari arah berlawanan dari dalam cafe, seorang wanita secara bersamaan mendorong pintu tersebut dengan segelas kopi di tangannya. Karena pintu itu menjadi terdorong lebih ringan dan cepat akibat gerakan tarik dari arah luar pintu, wanita itu menjadi kehilangan keseimbangannya dan alhasil segelas kopi yang berada digenggamannya lolos tumpah mengenai pria di depannya itu yang tak lain dan tak bukan adalah Melvyn. Wanita itu shock seketika. Melvyn yang mendapat serangan tumpahan minuman secara tiba-tiba itu juga shock seketika namun detik berikutnya ketika dia tahu siapa yang tidak sengaja menumpahkan minuman itu mengenai jasnya, Melvyn langsung merasa dewi fortuna sedang memihak padanya, walaupun jasnya mesti menjadi korban. Melvyn tidak menyianyiakan kesempatan langka ini untuk mengerjai wanita yang sekarang berdiri tegang dihadapannya dengan penuh rasa bersalah terukir diwajahnya. Melvyn menikmati ekspresi bersalah wanita itu, yang terlihat sangat menggemaskan baginya. Wanita itu adalah Nicolle Kylie Mackenzie, wanita yang belakangan ini tanpa sadar berhasil memenuhi pikiran Melvyn.

"Apakah anda tidak punya mata Nona?" tanya Melvyn dingin.

"Ma...maaf Tuan, minuman ini tidak sengaja tertumpah mengenai jas anda. Saya mohon maaf sekali lagi." Nicolle meminta maaf dengan penuh rasa bersalahnya.

"Apakah dengan hanya sebuah kata maaf, jas ini akan bersih tak bernoda?" tanya dan pancing Melvyn.

"Tentu tidak Tuan." Nicolle menjawab apa adanya.

"Mungkin anda dapat memberikan jas itu pada saya Tuan, saya akan mencucinya dan mengembalikannya pada anda setelah bersih nanti. Ini kartu nama saya. Saya tidak akan kabur." tambah Nicolle memberikan solusi kemudian menyerahkan selembar kartu namanya pada Melvyn.

Melvyn mengambil kartu nama itu dan tanpa sadar menyorakkan "yesss!! I got you!" dalam hatinya, umpannya berhasil!

"1 hari. Waktumu satu hari untuk mencucinya bersih dan mengembalikannya padaku dalam kondisi bersih dan rapi." tegas Melvyn sambil melepaskan jasnya dan memberikannya pada Nicolle.

"Baik Tuan, ke mana saya harus mengembalikan jas anda nanti Tuan?" tanya Nicolle sambil menerima jas tersebut.

"Simpan nomor ponselku, 83055***, hubungi aku jika kau sudah selesai membersihkannya." jawab Melvyn.

Nicolle segera mengetik nomor ponsel Melvyn di layar ponselnya dan menyimpannya.

"Baik Tuan, saya akan segera menghubungi Anda. Sekali lagi saya mohon maaf Tuan." ucap Nicolle dan langsung pamit meninggalkan Melvyn yang kemudian menyunggingkan sebuah seringaian penuh arti dan Derick yang berdiri di sebelahnya dengan tatapan penuh selidik.

Sepeninggalan Nicolle...

"Jadi Tuan, siapakah wanita itu? Apakah anda mulai tertarik padanya hingga memberikan nomor ponsel anda padanya? Aku akui dia wanita yang sangat cantik dan mempesona." Derick bertanya secara formal mengikuti gaya bicara Nicolle dengan tatapan penuh selidik sekaligus menggoda, pasalnya sahabatnya ini tidak akan memberikan nomor ponselnya pada sembarang orang, apalagi orang asing. Jelas ini bukan Melvyn yang dia kenal.

"Kau harus belajar untuk tidak selalu mencampuri urusan orang lain sahabatku!" jawab Melvyn sambil melangkah masuk ke dalam cafe, diikuti oleh Derick disampingnya yang tidak puas dengan jawaban yang didapatkannya.

Mereka memilih meja yang terletak disamping jendela kaca, dan kemudian duduk memesan 2 porsi toast bread dan 2 cangkir kopi panas.

"Kau tidak pernah merahasiakan sesuatu dariku, tapi kali ini kau mengelak, pasti ada sesuatu dengan wanita itu!" ujar Derick pantang menyerah ingin mengorek lebih lanjut apa yang disembunyikan sahabatnya itu.

"Kau berpikir terlalu jauh, aku hanya ingin memberinya pelajaran untuk membereskan masalah yang dia buat."

"Tapi itu kan hanya sebuah kecelakaan kecil, minumannya tidak sengaja tertumpah mengenai jasmu. Itupun karena kau menarik pintu terlalu kencang hingga dia tidak seimbang dan akhirnya minumannya tertumpah mengenai jasmu." Derick kembali berargumen.

"Ya, anggap saja ada sesuatu dengan wanita itu agar kau puas, sekarang berhenti bertanya, aku ingin menikmati sarapanku." ucap Melvyn sambil mengunyah roti bakarnya.

Derick akhirnya menyerah, dia pun menikmati roti bakar dan kopinya, namun masih dengan rasa penasarannya. Dia tahu tidak akan mudah mengorek informasi dari Melvyn jika tidak dia sendiri yang berniat menceritakannya.

Mereka pun mengalihkan topik pembicaraan, berbincang santai, hingga Melvyn harus segera kembali ke kantor untuk membereskan pekerjaannya yang tertunda dan Derick juga harus kembali ke kantornya untuk menghadiri meeting dengan beberapa vendor-nya.

To be continued....

Melvyn & NicolleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang